Kabar Tokoh
Kerusuhan 22 Mei Disamakan dengan 1998, Luhut: Beda, yang Cinta Jokowi Banyak
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan ada yang ingin menciptakan kerusuhan seperti tahun 1998.
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memberikan tanggapan terkait aksi kerusuhan 22 Mei yang terjadi di beberapa titik di Jakarta.
Luhut menilai ada pihak yang ingin menciptakan situasi seperti kerusuhan tahun 1998.
Dengan tegas Luhut menyatakan bahwa hal itu tidak akan mungkin terjadi.
• Apakah Tim BPN Bisa Buktikan Kecurangan Pilpres 2019? Ini Kata Mantan Ketua MK Hamdan Zoelva
"Nah ini yang salah soalnya melihat, 'wah kita mau ciptakan seperti 98'," ujar Luhut saat menjadi narasumber di acara 'Special Interview' dikutip TribunWow.com dari tayangan video saluran YouTube Berita Satu, Sabtu (25/5/2019).
"Ya enggak bisa lah, beda."
"Yang cinta sama Pak Jokowi ini seperahu, banyak, enggak bisa lah," sambungnya.
• Resmi Ajukan Gugatan Hasil Pilpres 2019, Ini Pernyataan Lengkap Pengacara Prabowo saat Gugat ke MK
Simak videonya dari menit 1.10:
Setelah Bertemu Jokowi, BJ Habibie Bandingkan Aksi 22 Mei dengan Kerusuhan 1998
Presiden RI ke-3, BJ Habibie buka suara setelah bertemu dengan Jokowi di Istana Merdeka pada Jumat (24/5/2019).
Setelah menggelar pertemuan dengan Jokowi, Habibie tampak menyinggung soal kerusuhan yang terjadi di tahun 1998 di hadapan para awak media.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal itu disampaikan Habibie melalui saluran Metro Tv, Sabtu (25/5/2019).
• Amien Rais Mengaku Kecewa dengan GNKR yang Mereda saat BPN Membawa Sengketa Kasus ke MK
Saat itu, Habibie menjelaskan bahwa siapa saja presiden yang terpilih maka akan menjadi pemimpin seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
"Siapa saja yang nanti akan memimpin dan sedang memimpin, dia tidak memimpin yang memilihnya, dia memimpin yang seluruh bangsa itu," ujar Habibie.
Habibie menegaskan tidak ada kontestasi pilpres yang ingin menghambat proses pembangunan.
Bahkan ia menyebut tidak ada pilpres yang mau mengambil resiko hanya untuk memecah belah bangsa.
"Kita tidak dibenarkan, setiap lima tahun ada pemilihan presiden, apa kita mengambil resiko menghambat pembangunan? Mengambil resiko bahwa kita bisa di adu domba, pecah dan sebagainya? Enggak ada itu," tegas Habibie.
Terkait itu, Habibie lantas membandingkan kerusuhan yang terjadi tahun 1998 silam.
• Mantan Ketua MK Hamdan Zoelva Jelaskan Kemungkinan Gugatan BPN yang Ditolak Bawaslu Bisa Diterima MK
Diketahui bahwa tahun 1998 banyak terjadi aksi kerusuhan dan merupakan tahun di mana Habibie menjadi presiden untuk menggantikan Presiden Soeharto.
"Dan kalau disamakan dengan keadaan waktu bapak tahun 1998, it's not true," ungkap Habibie.
"Banyak laporan Anda tahu sendiri, tidak ada, ini ada masalah, lho dua orang, ada yang bilang sama saya, 'Pak kenapa hanya dua itu?', lo kamu yang tentukan mekanismenya."
"Kalau enggak benar mau lebih banyak silakan tentukan, kalau enggak cukup fraksinya lha harus dalam hari ini juga diberikan kemungkinan ditentukan oleh yang tidak interested pada politik."
"Dia harus dibuat, dia juga boleh, jadi kita mempunyai alternatif ini," imbuhnya.
• Fadli Zon Jelaskan Ada Kemungkinan Inisiatif dari Daerah terkait Ambulans Gerindra Angkut Batu
Ia menambahkan bahwa pilpres merupakan ujung tombak bangsa bagi para penerus untuk membawa negara menjadi lebih baik lagi.
"Saya sampaikan ini adalah ujung tombaknya generasi penerus," tandasnya.
Simak videonya dari menit 7.50:
(TribunWow.com/Atri)
WOW TODAY: