Breaking News:

Pilpres 2019

Ramai Keluhan di Pemilu 2019, Fahri Hamzah Ungkap Kelemahan Bawaslu dan KPU: Nanti Orang Tawuran Pak

Saya menginstruksikan agar Bawaslu dan KPU lebih aktif merespon. Jangan cuman sekali sehari, bila perlu ada yang standby menjawab," ujar Fahri.

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Astini Mega Sari
dpr.go.id
dpr.go.id Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah saat membuka acara Press Gathering dalam rangka Silaturahmi DPR RI dengan Koordinatoriat Wartawan Parlemen di Wisma Griya Sabha DPR RI, Kopo, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/11/2018). 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengatakan satu di antara kelemahan yang dimiliki Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam pemilu 2019.

Hal itu disampaikan Fahri Hamzah saat menjadi narasumber program Catatan Demokrasi Kita tvOne, yang diunggah oleh saluran YouTube Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (23/4/2019).

Mulanya Fahri meminta Bawaslu dan KPU lebih aktif dalam merespons keluhan yang dilayangkan masyarakat mengenai pemilu 2019.

"Saya menginstruksikan agar Bawaslu dan KPU lebih aktif merespons. Jangan cuman sekali sehari, bila perlu ada yang standby menjawab," ujar Fahri.

Bahas soal Rekapitulasi Suara Pilpres 2019 oleh KPU, Teddy Gusnaidi: Curangnya di Mana?

Ia juga menegaskan agar KPU dan Bawaslu tak menganggap enteng keluhan dari masyarakat soal pemilu 2019.

"Jadi kelihatanlah negara itu sibuk mengatasi ini. Jangan biarkan 'itu biasa itu, dari sejuta segitu ya biasa', enggak boleh. Sebab kalau ada kejahatan dan ada perasaan tidak adil, itu seolah-olah dibiarkan, orang gelisahnya banyak," tuturnya.

"Gelisah itu ada penyebabnya, pertama orang itu kalau lapar, untung enggak lapar kita situasinya. Kemudian kalau ada perasaan diperlakukan tidak adil, itu yang membuat orang gelisah, itu yang harus diselesaikan, dihadapi."

Ia lantas menuturkan ada kekurangan yang dimiliki KPU dan Bawaslu yakni tidak adanya media center.

UPDATE Hasil Real Count KPU Rabu 24 April Pukul 07.00 WIB: Prabowo-Sandi Masih Unggul di 12 Provinsi

"Tadi sudah banyak orang yang mengatakan pemilu ini dianggap terjelek, menurut saya salah satu adalah media centernya kurang aktif, beliau (Komisioner KPU, Wahyu Setiawan) sebenarnya tidak perlu bertindak sebagai jubir," ucap Fahri Hamzah pada Komisioner KPU, Wahyu Setiawan yang juga hadir di acara tersebut.

Fahri Hamzah menilai, KPU dan Bawaslu seharusnya punya jubir yang 24 jam bisa menghadapi wartawan dan memberi klarifikasi.

"Harus ada jubir yang duduk 24 jam menghadapi wartawan, mengetik di media sosial 'itu bohong, itu bohong'," ujar Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah Sebut Kekurangan Bawaslu dan KPU: Jangan Biarkan Rakyat Berfikir Sendiri
Fahri Hamzah Sebut Kekurangan Bawaslu dan KPU: Jangan Biarkan Rakyat Berfikir Sendiri (Youtube ILC)

Fahri yang membuka pengaduan keluhan mengenai pemilu 2019 di akun media sosialnya mengaku mendapat 20 ribu laporan.

"Saya buka di akun saya ini tolong laporkan, itu sekitar 20 ribu laporan ke saya, saya cuma cc aja ke Bawaslu, KPU, silakan nanti mau diapain, saya kan cuma menyetor ke mereka."

Menurut Fahri, laporan dan keluhan dari masyarakat tak bisa dibiarkan karena bisa menimbulkan pertikaian.

"Jangan biarin rakyat itu mikir sendiri, seolah-olah enggak ada juri ini permainan. Nanti tawuran orang Pak," pungkasnya.

Mahfud MD Sebut Dua Syarat Pemenang Pilpres, Jokowi dan Prabowo Telah Penuhi Satu di Antaranya

Lihat videonya berikut ini:

Ketua KPU sebut kesalahan input disebut human error

Diberitakan sebelumnya, mengenai adanya keluhan kesalahan data yang diinput di sistem informasi penghitungan (situng), Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan pihaknya tidak berniat curang.

Dikutip dari WartaKotaLive.com, menurutnya adanya kesalahan input lantaran human error atau kesalahan manusia.

"Kalau ada yang menduga bahwa kami lakukan kecurangan, masa kami publikasikan? Jadi saya tegaskan tidak ada niat untuk curang. Kalau terjadi karena kesalahan input, itu saya menduga murni karena kesalahan human error," tutur Arief Budiman di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Sabtu (20/4/2019).

Ia juga mengatakan petugas KPU yang bekerja hampir 24 jam bisa melakukan kesalahan lantaran kelelahan.

"Kalau salah input kan kita lakukan koreksi. Jadi yang perlu diingat oleh teman-teman itu begini, dimulai dari TPS, KPPS itu bekerja, sebagian dari mereka bahkan lebih dari 24 jam mulai pukul 06.00 WIB kan mereka sudah persiapkan," jelas Arief Budiman.

Sedangkan Arief mengatakan saat ada kesalahan data, pihaknya akan segera membenarkan.

Viral di IG Anggota TNI Bantu Persalinan Darurat di Papua, Beri Nama sang Bayi dari Sebutan Satuan

Petugas sedang menghitung surat suara untuk pemilihan presiden 2019 di GOR Kecamatan Pancoran, Jakarta, Senin (18/2/2019). Surat ini akan dibagikan ke setiap kecamatan yang ada di Jakarta Selatan.
Petugas sedang menghitung surat suara untuk pemilihan presiden 2019 di GOR Kecamatan Pancoran, Jakarta, Senin (18/2/2019). Surat ini akan dibagikan ke setiap kecamatan yang ada di Jakarta Selatan. (TRIBUNNEWS/MUHAMMAD FADHLULLAH)

Fahri Hamzah Buka Pengaduan

Dikutip TribunWow.com dari akun Twitternya, @fahrihamzah, Jumat (19/4/2019), Fahri menyebut dirinya akan mencoba membantu menampung aduan masyarakat mengenai pemilu 2019.

"Saya mohon kepada penyelenggara pemilu; @KPU_ID @bawaslu_RI dan @DKPP_RI khususnya jangan menganggap remeh kecurangan yang dilaporkan masyarakat melalui foto dan video. Semua harus ditanggapi serius meski tidak dilaporkan.

Untuk kepentingan itu Sy akan coba bantu," tulis Fahri.

Fahri juga mempersilakan publik untuk mengirim segala jenis bentuk kecurangan pemilu ke akun media sosialnya,

Ia meminta pihak-pihak berwenang tak menganggap laporan kecurangan pemilu sebagai ancaman bagi pemerintah.

"Teman2, SILAHKAN KIRIM SEGALA JENIS BUKTI KECURANGAN (foto, video, file, dll) ke akun saya ini.

Saya langsung cc ke akun @bawaslu_RI @KPU_ID @DKPP_RI juga ke akun @DivHumas_Polri @Puspen_TNI agar melapor kecurangan jangan dianggap ancaman bagi pemerintah. Terima kasih!"

Tutorial Temukan Kesalahan di Situs KPU ala BPN Prabowo-Sandi

Badan Nasional Pemenangan (BPN) Prabowo-Sandi melalui Fadli Zon mengunggah tutorial cara temukan kecurangan di situs Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Hal ini disampaikan Fadli Zon melalui Twitter miliknya, @FadliZon, Selasa (23/4/2019).

Tutorial itu diberikan pihak BPN melalui 6 tahapan yang berkaitan dengan situs internal mereka.

Berikut ini tutorial temukan kecurangan di situs KPU ala BPN.

1. Buka situs KPU: https://pemilu2019.kpu.go.id/#/ppwp/hitung-suara/

2. Pilih fitur Pilpres-Hitung Suara

3. Pada kolom filter Nasional, pilih provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan/Desa hingga ke filter TPS.

4. Cek data TPS di sekitar tempat tinggal Anda yang telah diunggah pada situs itu. Pastikan angka yang diinput dari C1 ke situs KPU telah sesai.

Viral Video Turis Nekat Mendaki Gunung Agung sampai ke Kawah, Sutopo Kecam Keras Aksinya

Jika Anda memiliki form C1, mintalah foto c1 kepada KPPS di TPS-TPS tersebut.

Jika KPPS tidak memiliki, maka Anda bisa datang ke kantor partai Koalisi Prabowo-Sandi di kabupaten/Kota Anda.

5. Jika terdapat kekeliruan, foto atau screenshoot layar situs KPU tersebut, lalu gabungkan dengan foto atau screenshoot form c1 yang Anda miliki.

6. Upload bukti ketidakcocokan tersebut ke situs ayojagatps.com ke fanspage resmi partai koalisi atau upload di media sosial masing-masing.

(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah/ Tiffany)

WOW TODAY:

Tags:
Pilpres 2019Pemilu 2019Fahri Hamzah
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved