Travel dan Kuliner
Menikmati Kuliner Legendaris Tahu Kupat Pak Gombloh Solo yang Jadi Langganan Gatot Nurmantyo
Harga Tahu Kupat yang legendaris ini terbilang sangat murah, yakni hanya Rp 6.500 saja.
Penulis: Laila N
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
TRIBUNWOW.COM - Solo memiliki beragam kuliner khas legendaris yang menjadi favorit banyak orang.
Satu di antaranya adalah tahu kupat.
Dari sekian banyak penjual tahu kupat, di Solo ada satu yang legendaris, yakni tahu kupat Pak Gombloh.
Berdiri sejak tahun 1973, tahu kupat Pak Gombloh menjadi langganan para tokoh dan publik figur.
Di antaranya Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo hingga vokalis band Kotak, Tantri.
"Pak Gatot Nurmantyo kalau ke Solo biasa ke sini, Tantri Kotak juga, politikus-politikus, sampai artis lain, banyak," kata Marini, pemilik tahu kupat Pak Gombloh saat ditemui TribunWow.com, Senin (22/4/2019) di Jalan Perintis Kemerdekaan No. 62, Solo, Jawa Tengah.
• 5 Kuliner Soto Khas Solo yang Cocok Jadi Menu Sarapan

"Tantri ke sini anak-anak langsung ramai, tapi saya tidak begitu tahu awalnya, karena dia enggak pakai makeup," imbuhnya.
Meski jadi langganan sejumlah artis dan para tokoh, Marini mengaku tak membeda-bedakan pelanggan.
Harga yang ditawarkan dan pelayanan yang diberikan juga sama.
"Semua yang datang ke sini kami terima, mau tukang becak, orang biasa, artis, orang penting, tidak membeda-bedakan," ujar Marini.
Suami Marini, Mulyadi Aryo Utomo menambahkan, harga tahu kupat di tempatnya terbilang sangat murah, yakni hanya Rp 6.500 saja.
Saking ramainya, Mulyani mengaku tiap hari bisa menjual hingga 500 porsi, dari pukul 06.00 WIB hingga 15.00 WIB.
Kadang, saat akhir pekan, pukul 11.00 WIB atau 12.00 WIB tahu kupat dagangannya sudah ludes terjual.
• 7 Kuliner Khas Indonesia yang Hanya Bisa Ditemui Selama Bulan Ramadan
Selain berdagang di kedainya, Marini dan sang suami juga melayani jasa pesanan tahu kupat di atas 50 porsi.
Ia mengaku selama ini pesanan juga sangat ramai, sehingga belum memikirkan untuk membuka cabang.
"Kami mau fokus dulu, kalau buka cabang nanti takutnya tidak fokus," ungkap Marini saat ditanya rencana ke depan.

Sempat Terpuruk karena Ulah Preman
Di balik kesuksesannya saat ini, bisnis generasi kedua keluarga Pak Gombloh ini rupanya tak selalu mulus.
Marini dan sang suami menceritakan bisnis keluarga mereka sempat terpuruk karena ulah preman.
Awalnya, Marini mengatakan bahwa bisnis keluarganya dirintis sang ayah dengan berjualan lewat gerobak.
Setelah memiliki modal yang cukup, mereka mulai mengontrak.
Akan tetapi pada tahun 2000-an, pada suatu pagi ia mendapati perabotan warung ludes, karena dihancurkan preman.
"Sebenarnya ini masalahnya hanya parkir, karena kita dari dulu menggratiskan parkir, nah ada yang tidak suka, lalu menghubungi temannya (preman) dan menghancurkan semunya," tutur Marini.
"Ya kita semua terkejut, pagi hari mau buka warung ludes semua, itu tahun 2000-an, waktu masih ngontrak," sahut Mulyadi yang duduk di samping Marini.
Meski demikian, mereka berusaha bangkit hingga akhirnya bisa memiliki tempat sendiri.
• 5 Kuliner Murah di Jogja Berkuah Segar Dibawah Harga Rp 20 Ribu

"Alhamdulillah sekarang kita punya rekanan, dan kita bayar ke CV dan itu di-backup sama Kopassus, jadi kalau ada apa-apa, intimidasi, kita langsung hubungi mereka," ucap Mulyadi.
"Ya namanya bisnis, pasti banyak yang tidak suka, itu dukanya," imbuhnya.
"Itu yang paling parah, dukanya," sahut Marini.
Diketahui, tahu kupat Pak Gombloh ada 2 lokasi.
Yang pertama dikelola oleh Marini dan suaminya, dan satunya lagi dikelola keponakan sang ayah. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
WOW TODAY: