Pilpres 2019
Kapitra Ampera Protes pada tvOne yang Tak Lagi Siarkan Hasil Quick Count, Ini Jawaban Pembawa Acara
Anggota TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Kapitra Ampera menyampaikan protes pada tvOne yang kini sudah tak lagi tayangkan hasil quick count Pilpres 2019.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Kapitra Ampera menyampaikan protes pada tvOne yang kini sudah tak lagi tayangkan hasil hitung cepat atau quick count Pilpres 2019.
Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Kapitra dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Minggu (21/4/2019).
Awalnya, Kapitra membahas soal alasan calon presiden 01 Joko Widodo (Jokowi) yang wacananya ingin mengirim utusan untuk bertemu calon presiden 02 Prabowo Subianto.
• Luhut Binsar Pandjaitan Mengaku Sudah Bicara dengan Prabowo via Telepon, Ini Bocoran Obrolan Mereka
Kapitra menyebutkan, hal ini dilakukan untuk tetap menjaga budaya politik ketimuran.
"Politik ketimuran itu kan kalau dia menang tentu tidak boleh melukai. Artinya ada penetrasi supaya suasana ini lebih kondusif, sampai menunggu legitimasi," ujar Kapitra.
Kapitra lantas menyinggung soal hasil quick count.
Menurutnya, quick count itu hanya sebagai panduan awal dan informasi awal saja untuk melihat perkiraan pemenang dalam Pemilu.
"Quick count tidak bisa dijadikan suatu keputusan mutlak, absolut dari legitimasi hukum. Sehingga tidak ada Pak Jokowi mengklaim. Pak Jokowi hanya merespon quick count yang juga ditayangkan oleh tvOne," kata Kapitra.
• UPDATE Hasil Real Count KPU di 35 Wilayah, Jokowi-Maruf Vs Prabowo-Sandi, Data Masuk 15,4 Persen
Tampak pembawa acara terkekeh.
Sementara, pembawa acara yang satunya memberikan tanggapan.
"Semua TV pak," kata si pembawa acara.
"Iya. Salah satunya juga tvOne," ujar Kapitra.
Ia tiba-tiba melayangkan protesnya pada tvOne terkait penayangan hasil quick count ini.
"Tapi anehnya kenapa sekarang nggak berani lagi (tayangkan hasil quick count)? Sementara, itu suatu informasi ke masyarakat, positioning pemilihan. Itu hak masyarakat. Terus tayangkan saja," papar Kapitra.
Mendapatkan protes seperti itu. pembawa acara lantas memberikan penjelasan.
Disebutkannya, semua itu merupakan aturan dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
"Itu aturan dari KPI bang. Agar menenangkan suasana bang," jelas sang pembawa acara.
"Oh nggak bisa begitu," Kapitra tak sependapat.
• Kumpul Bersama Jubir Squad BPN, Sandiaga Uno: Saya 100 Persen Siap Bertugas Kembali
"Kami ikut aturan saja, bukan karena versi TV kami loh bang," tegas sang pembawa acara itu lagi.
Masih tetap tak berpemikiran sama, Kapitra lantas menyinggung soal hasil pemilu sebelum-sebelumnya.
"Nggak. Nggak boleh begitu. Karena ada diskriminasi. Dulu, tahun-tahun dulu, nggak ada masalah. Iya to?" kata Kapitra.
"2014 kan Prabowo seperti ini juga kayaknya. Sujud syukur, inspeksi pasukan, dan sebagainya. Itu reaksi, respons."
"Tetapi kan nanti keputusan finalnya ada pada penghitungan KPU," sambung dia.
Kapitra menjelaskan, perhitungan surat suara dari KPU berdasarkan perhitungan manual.
Dan perhitungan KPU lah yang memiliki nilai hukum.
"Ini kan referendum rakyat untuk memilih pemimpin. Di situ nanti dihitung. Jadi kita nggak usah lebai lah mau people power, nggak usah ini, itu, mengklaim diri sendiri," ungkap dia.
Simak videonya mulai menit ke 1.45:
(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)
WOW TODAY: