Terkini Daerah
Viral Wanita Kanibal di Kediri Makan Jari-jarinya, Dimasukkan ke Kerangkeng, Begini Kondisinya
Foto-foto dan kisah perempuan bernama Wiji Fitriani (29) ini kemudian tersebar di media sosial dan menjadi perhatian pemerintah, Sabtu (20/4/2019).
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Viral seorang wanita di Kediri, Jawa Timur kanibal dan memakan jari-jarinya sendiri.
Foto-foto dan kisah perempuan bernama Wiji Fitriani (29) ini kemudian tersebar di media sosial dan menjadi perhatian pemerintah, Sabtu (20/4/2019).
Wiji Fitriani diduga memakan jari-jarinya lantaran mengidap gangguan kejiwaan.
Wiji Fitriani yang hanya tinggal bersama sang nenek tersebut, selama ini cuma mendapat perawatan dan penanganan seadanya di rumah hingga kedua tangannya kini penuh luka dan balutan perban.
• Viral di Facebook Kisah Wanita Makan Jari-jari Tangan karena Diduga Kelaparan, Ini Fakta di Baliknya
Berikut ini 6 fakta dan foto-foto kondisi Wiji Fitriani yang dirangkum Suryamalang.com:
1. Dimasukkan ke kerangkeng
Wiji Fitriani (29) selama ini tinggal bersama neneknya di Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
Dikabarkan bahwa Wiji selama ini mengidap gangguan jiwa.
Ia akan melukai dirinya sendiri ketika gangguan jiwanya kambuh.
Selain itu, sang nenek hanya akan memasukkannya ke dalam ruangan ketika dirinya mengamuk.
Hal ini disampaikan oleh Arif Witanto, Koordinator DKR Jatim pada Kamis (18/4/2019).
2. Kumat memakan jari-jari sendiri

Jika kondisi jiwanya tengah buruk, Wiji bisa memakan jari-jarinya.
Diketahui bahwa jari-jari tangan kirinya telah ia makan hingga hanya tersisa jari kelingking.
"Jari tangan kirinya sudah habis digigit," kata Arif.
3. Jari kanan jadi sasaran
Ia pun kini menyasar jari kanannya.
Jari jempol tangan kanannya nampaknya sudah menjadi korban.
Ia berhasil memakan separuh jari jempol tangan kanannya.
Sedangkan jari telunjuk dan manis sudah terluka akibat gigitan Wiji.
• Viral, Melapor Kena Pelecehan Seksual Kepala Sekolah, Perempuan Ini Justru Dibakar hingga Tewas
3. Dirawat seadanya

Ketika jari-jarinya terluka Wiji kemudian menghisap darah yang keluar.
Daging jarinya pun ia telan.
"Kalau gangguan jiwanya kambuh, penderita menggigit jari tangannya sampai terluka dan mengisap darahnya. Kadang juga ditelannya," ungkap salah satu tetangga Wiji, Dedi.
Sang nenek yang tak bisa berbuat banyak, hanya bisa memebersihkan luka tersebut dengan pembersih luka (revanol) kemudian dibalut perban.
4. Memakan lutut kaki
Nampaknya jari-jari Wiji bukanlah satu-satunya yang terluka.
Wanita tersebut juga memiliki luka di kedua lututnya.
Terdapat lubang yang sudah membusuk di kedua lutut Wiji.
Lagi-lagi tidak dapat berbuat banyak, nenek Wiji hanya menyemprotkan cairan pembersih pada lukanya.
Karena sudah sangat parah, luka pada lututnya berbau dan akan mengeluarkan belatung ketika disemprot cairan permbersih.
"Lukanya sudah berbau, kalau disemprot cairan pembersih keluar belatungnya," tambah Arif.
5. Jadi perhatian pemerintah

Dewan Kesehatan Daerah (DKR) Jawa Timur telah mengetahui keadaan yang dialami Wiji Fitriani.
Ia pun meminta agar pihak terkait memberikan perhatian khusus kepada Wiji mengingat keadaannya sudah sangat mengkhawatirkan.
"Petugas Kesehatan di Kabupaten Kediri seharusnya bisa lebih memberikan perhatikan kepada Wiji, pasien jiwa yang memakan jarinya," ujar Arif.
6. Harus segera dibawa ke RS. Jiwa
Arif juga berharap pihak terkait tidak hanya menunggu tapi langsung bertindak proaktif dengan mengunjungi rumah penderita.
"Petugas jangan hanya menunggu laporan dan duduk saja. Apalagi penderita juga memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS)," tambahnya.
Melihat kondisinya yang kian memprihatinkan, Wiji harus segera mendapatkan kan perawatan intensif di Rumah Sakit.
Selama ini diketahui pula pihak kelurga jarang memberikan obat penenang ketika Wiji kambuh.
Penanganan luka yang dilakukan oleh neneknya juga sangat sederhana bahkan tidak ada perawatan khusus untuk bagian tubuh Wiji yang terluka.
Gangguan jiwa & cara menghadapinya
Menilik kasus Wiji Fitriani, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan bila memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Mengutip dari Nakita.Grid.ID, Skizofrenia merupakan gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses berpikir, serta tanggapan emosi yang lemah.
Keadaan ini pada umumnya dicerminkan dalam bentuk halusinasi, paranoid, keyakinan atau pikiran yang salah yang tidak sesuai dengan dunia nyata.
Penderita skizofrenia biasanya akan melakukan tindakan yang tidak berdasarkan logika.
Penderita skizofrenia biasanya akan mengalami disfungsi sosial dan pekerjaan yang signifikan.
Bagus Utomo, Pendiri Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia, ditemui dalam acara Facebook, di Jakarta (26/7), menjelaskan mengenai langkah yang harus dilakukan oleh keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang mengidap skizofrenia, di antaranya:
1. Pandai menjaga jarak
Anggota keluarga harus pandai menjaga jarak dengan penderita gangguan jiwa, agar mereka tidak merasa terancam.
2. Jangan membuat paranoid
Orang yang mengidap paranoid biasanya takut dilukai orang lain, oleh karena itu anggota keluarga harus mengindarkan stimulasi yang membuatnya paranoid (misalnya suara televisi dan lain sebagainya).
3. Lapor ke puskesmas
Lapor ke petugas kesehatan terdekat, misal puskesmas agar bisa memberikan obat dasar untuk gangguan jiwa.
4. Punya BPJS
Penderita gangguan jiwa harus punya BPJS agar bisa di rujuk ke RSUD terdekat.
5. Jauhkan dari benda tajam
Jauhkan penderita gangguan jiwa dari benda tajam, bahan kimia berbahaya lainnya, untuk mengurangi risiko cedera pada penderita dan orang sekitarnya.
6. Fokuslah pada pengobatan medis
Selain itu Bagus juga berpesan agar penderita gangguan jiwa jangan pernah sekalipun untuk dipasung atau dibuang ke jalanan.
"Jangan dipasung dan jangan di buang ke jalan, bagaimanapun juga penderita gangguan jiwa tersebut adalah anggota keluarga kita," tutup Bagus. (Surya Malang/Didik Mashudi)
WOW TODAY: