Breaking News:

Terkini Internasional

Spesies Manusia Ditemukan di Filipina, Tambahan Baru bagi Silsilah Manusia

Spesies manusia yang sudah lama punah telah ditemukan di Filipina. Dikenal sebagai Homo luzonensis.

Editor: Claudia Noventa
FLORENT DETROIT
Gigi Homo luzonensis konsisten dengan sisa-sisa jasad yang dikaitkan dengan spesies baru tersebut. 

TRIBUNWOW.COM - Spesies manusia yang sudah lama punah telah ditemukan di Filipina.

Dikenal sebagai Homo luzonensis, spesies ini menjadi tambahan baru bagi silsilah manusia di muka bumi.

Sesuai namanya, spesies tersebut ditemukan di pulau terbesar di Filipina, yaitu Pulau Luzon.

Bentuk fisiknya merupakan campuran dari ciri-ciri fisik manusia purba dan spesies manusia yang muncul belakangan.

Ini artinya, spesies yang ditemukan di Filipin a adalah kerabat manusia purba primitif yang meninggalkan Afrika dan berhasil tiba di Asia Tenggara—sesuatu yang sebelumnya dikira tidak mungkin terjadi.

Kisah Buruh Migran yang Dikirim ke Suriah dan Irak, Perdagangan Manusia Terbesar yang Diungkap Polri

Temuan ini sekaligus menunjukkan bahwa evolusi manusia di wilayah tersebut kemungkinan sangat rumit.

Pasalnya, ada sedikitnya tiga spesies manusia yang bermukim di Asia Tenggara kira-kira pada saat nenek moyang manusia modern tiba di kawasan itu.

Salah satu dari spesies ini adalah manusia 'Hobbit' - Homo floresiensis - yang bertahan hidup di pulau Flores, Indonesia, hingga 50.000 tahun yang lalu.

Profesor Chris Stringer, dari Natural History Museum di London, berkomentar: "Setelah penemuan luar biasa Homo floresiensis dirilis pada 2004, saya mengatakan bahwa percobaan pada evolusi manusia yang terjadi di Flores dapat terulang di banyak pulau lain di kawasan tersebut.

"Spekulasi itu tampaknya sudah dikonfirmasi di pulau Luzon ... hampir 3.000 km jauhnya."

Panwaslu Kuala Lumpur Jelaskan Kronologi Lengkap Penemuan Surat Suara Tercoblos di Malaysia

Infographic
White space

Homo luzonensis ditemukan di Gua Callao, di wilayah utara pulau Luzon, seperti dijelaskan dalam jurnal Nature. Diperkirakan mereka hidup antara 67.000 tahun dan 50.000 tahun silam.

Temuan spesies tersebut terdiri 13 bagian - gigi, tulang tangan dan kaki, serta bagian tulang paha - yang merupakan bagian dari setidaknya tiga orang dewasa dan remaja.

Mereka ditemukan dalam penggalian di dalam gua tersebut yang dilakukan sejak 2007.

Fisik Homo luzonensis memiliki beberapa kemiripan dengan spesies manusia yang muncul belakangan.

Namun ada ciri-ciri lainnya yang mengingatkan kembali pada australopithecinemakhluk mirip kera berjalan tegak yang hidup di Afrika antara dua dan empat juta tahun yang lalu—serta anggota awal genus Homo.

Reaksi Ardi Bakrie saat Rekam Detik-detik Pria Bunuh Diri yang Tulis Surat untuk Jokowi

Tulang jari dan jari kaki melengkung, menunjukkan aktivitas pendakian masih merupakan kegiatan penting bagi spesies ini.

Pola seperti ini, dalam kasus tertentu, agaknya juga ada pada sejumlah australopithecine.

Tulang jari dan jari kaki melengkung, menunjukkan aktivitas pendakian masih merupakan kegiatan penting bagi spesies ini.
Tulang jari dan jari kaki melengkung, menunjukkan aktivitas pendakian masih merupakan kegiatan penting bagi spesies ini. (FLORENT DETROIT)

Apabila spesies seperti australopithecine mampu mencapai Asia Tenggara, maka ini akan mengubah cara pandang kita tentang siapa di dalam silsilah keluarga manusia yang meninggalkan Afrika terlebih dahulu.

Homo erectus sudah lama dianggap sebagai anggota pertama dari jalur langsung leluhur kita yang meninggalkan Afrika - sekitar 1,9 juta tahun yang lalu.

Dan mengingat Pulau Luzon hanya dapat diakses melalui laut, penemuan itu menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana spesies pra-manusia kemungkinan dapat mencapai pulau itu.

Jadi Target Social Experiment Uang Rp 20 Juta Cinta Kuya, Begini Reaksi Billy Syahputra

Selain Homo luzonensis, kepulauan di Asia Tenggara juga tampaknya menjadi rumah bagi spesies manusia lain yang disebut Denisovans, yang tampaknya kawin dengan manusia modern awal (Homo sapiens) ketika mereka tiba di kawasan tersebut.

Gua Callao, di bagian utara Pulau Luzon, terbuka bagi wisatawan
Gua Callao, di bagian utara Pulau Luzon, terbuka bagi wisatawan (FLORENT DETROIT)

Bukti-bukti ini berasal dari analisis DNA, karena tidak ada fosil Denisovan yang diketahui telah ditemukan di kawasan tersebut.

Pulau Flores di Indonesia adalah rumah bagi spesies yang disebut Homo floresiensis dan berjuluk 'The Hobbit' karena perawakannya yang kecil.

Mereka diperkirakan telah bertahan di wilayah Flores setidaknya 100.000 tahun yang lalu hingga 50.000 tahun yang lalu - berpotensi bertumpang tindih dengan kedatangan manusia modern.

Soal Penghitungan Suara Pemilu di Luar Negeri, Jokowi: Jangan Ngomong Curang, Dihitung Juga Belum

Yang menarik, para ilmuwan juga berpendapat bahwa Homo floresiensismenunjukkan ciri-ciri fisik yang mengingatkan sejumlah hal yang ditemukan pada australopithecine.

Peneliti lain berpendapat bahwa Hobbit adalah keturunan Homo erectus, tapi anatomi tubuhnya berbalik ke kondisi seperti spesies manusia purba karena lokasi tinggalnya terisolasi.

Dalam artikel yang diterbitkan di jurnal Nature, Matthew Tocheri dari Lakehead University di Kanada, yang tidak terlibat dengan penelitian ini, berkomentar:

"Penjelasan bahwa ada banyak kesamaan pada Homo floresiensis dan Homo luzonensis dengan spesies Homo awal dan Australopiths sebagai pembalikan yang diperoleh secara independen untuk anatomi hominin yang lebih mirip leluhur, karena evolusi dalam lingkungan pulau yang terisolasi, tampaknya seperti kebetulan yang terlalu jauh. "

(BBC Indonesia)

WOW TODAY:

Sumber: BBC Indonesia
Tags:
FilipinaHomo LuzonensisManusia Purba
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved