Breaking News:

Terkini Daerah

Motif Wahyu Jayadi Bunuh Siti Zulaeha Dipertanyakan Suami Korban, Kebohongan Lainnya Turut Dibongkar

Suami Siti Zulaeha Djafar mengaku semua penuturan Wahyu Jayadi, Dosen UNM yang bunuh Siti adalah kebohongan belaka.

Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Claudia Noventa
DOK PRIBADI
Wahyu Jayadi dengan Siti Zulaeha Djafar. 

TRIBUNWOW.COM - Suami Siti Zulaeha Djafar (40), Sukri Tenri Gau mengaku tidak percaya dan menganggap motif pembunuhan yang dilakukan oleh Dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) Wahyu Jayadi hanya kebohongan belaka.

Tidak hanya itu, melengkapi kecurigaannya, Sukri juga turut membongkar kebohongan lain yang dilakukan oleh pelaku yang tak lain adalah tetangganya sendiri itu.

Diketahui sebelumnya, Siti Zulaeha Djafar tewas dibunuh oleh Wahyu Kayadi Kamis (21/3/2019) lalu dan jasadnya baru ditemukan satu hari setelahnya.

Dikutip TribunWow.com dari TribunTimur.com, penuturan Wahyu Jayadi soal kedekatan dirinya dengan keluarga korban, diakui oleh Sukri adalah suatu kebohongan.

Sesaat setelah penangkapan Wahyu Jayadi, pelaku menjelaskan bahwa dirinya pernah mendapatkan pesan dari orangtua Siti Zulaeha untuk menjaga korban.

Namun hal tersebut dibantah oleh Sukri.

Menurutnya tidak benar bahwa mertuanya memberikan pesan pada Wahyu Jayadi untuk menjaga sang istri.

Hal tersebut ditegaskan oleh Sukri seusai menjalani pemeriksaan sebagai saksi kasus pembunuhan Siti Zulaeha.

"Itu adalah kebohongan besar yang dibuat-buat pelaku," kata Sukri usai diperiksa di Mapolres Gowa, Rabu (27/3/2019).

Video Siswa SMK di Medan Lakukan Konvoi seusai UNBK hingga Ditilang, Mengaku Hanya Ikut-ikutan

Berdasarkan keterangannya pula, Sukri menjelaskan bahwa ibu Zulaeha yakni mertuanya tidak pernah mengenal Wahyu Jayadi.

Sukri juga mengatakan bahwa antara korban dan pelaku tidak ada hubungan darah.

Mertuanya itu dikatakan oleh Sukri sudah meninggal dunia jauh sebelum keduanya saling mengenal.

"Secara darah tidak ada hubungan pelaku dengan almarhun. Mertua saya meninggal sebelum pelaku dan almarhumah kenal," kenang Sukri.

"Tahun 2006 meninggal. Almarhumah belum kenal dengan pelaku. Jadi bagaimana bisa dititipi," sambung Sukri.

Sebelumnya, Sukri juga sudah menaruh kecurigaan hingga mengungkapkan bantahannya terkait motif pembunuhan yang dilakukan oleh Wahyu Jayadi.

Dari keterangannya, Wahyu Jayadi menjelaskan bahwa tega membunuh korban lantaran mengaku emosi dengan tindakan korban yang mengurusi hubungan pribadinya.

Suami Zulaeha, Sukri Tenri Gau memberikan keterangan usai diperiksa penyidik Satreskrim Polres Gowa.
Suami Zulaeha, Sukri Tenri Gau memberikan keterangan usai diperiksa penyidik Satreskrim Polres Gowa. ((Ari Maryadi Tribun Gowa))

Wahyu Jayadi Mengaku Bunuh Karyawati UNM karena Tersinggung, Suami Korban Sebut Motif Pelaku Janggal

Namun melalui keterangannya, Sukri mengaku, tidak mungkin Wahyu Jayadi membunuh Siti Zulaeha yang tak lain adalah kerabat dekatnya sendiri, hanya karena emosi sesaat.

"Saya meyakini, hal-hal kecil yang bisa membuat tersangka membunuh istriku. Tidak mungkinlah hanya emosi sesaat yang membuat tersangka membunuh istri saya, pasti ada lah motif (lain) di balik pembunuhan sadis ini,” bebernya dikutip dari Kompas.com Rabu (27/3/2019).

Sukri bahkan mengaku bahwa Wahyu Jayadi secara sengaja merencanakan pembunuhan terhadap korban.

Ia juga turut menjelaskan bahwa pembunuhan yang dialami oleh istrinya tidak akan bisa dilakukan tanpa perencanaan terlebih dahulu.

“Polisi mengungkapkan bahwa motif pembunuhan karena emosi sesaat, itu baru asumsi dari tersangka," kata Sukri.

"Jelas saya yakin ada motif lain dibalik pembunuhan istri saya. Pembunuhan seperti ini, tidak mungkin lah bisa terjadi tanpa perencanaan yang matang,” lanjut Sukri.

Dalam keterangannya, Sukri juga mengungkapkan bahwa Wahyu Jayadi adalah orang yang pertama kali memberinya kabar soal kematian Siti Zulaeha.

Ia yang saat itu masih berada di Kabupaten Barru untuk bekerja langsung pulang menuju Kota Makassar.

Kondisi Karyono Dirasa Ganjil seusai Hilang 12 Tahun dan Ditemukan di Telaga Ranjeng, Ini Kisahnya

Sukri mengaku tidak akan melupakan aksi pembunuhan sadis yang dilakukan oleh Wahyu Jayadi.

“Saya dan anak-anak saya tidak akan saya lupakan seumur hidup. Seandainya bisa, ingin saya membalas, saya pasti akan membunuh juga tersangka. Tapi perbuatan itu tidak akan saya lakukan,” kata Sukri.

Mengenang sang istri, Sukri menjelaskan bahwa Siti Zulaeha adalah sosok yang baik dan mempunyai prinsip hidup yang kuat.

“Selama 14 tahun menikah, istri saya itu kukenal teguh pada pendiriannya. Termasuk siapa pun yang akan dia lawan jika tidak sesuai dengan prinsipnya itu," kata Sukri.

Hubungan keduanya juga baik-baik saja bahkan bisa dikatakan jarang terlibat pertengkaran besar yang cukup berarti.

"Selama ini, hubungan keluarga saya dengan istri harmonis dan tidak ada pertengkaran keras termasuk konflik. Dari segi materi, kami keluarga berkecukupan dan mampu mencukupi semua kebutuhan ketiga anak,” tutur Sukri.

Tak Hanya soal Ikut Campur, Hal Ini yang Menjadi Awal Wahyu Jayadi Emosi hingga Bunuh Karyawati UNM

Wahyu Jayadi dengan Siti Zulaeha Djafar.
Wahyu Jayadi dengan Siti Zulaeha Djafar. (DOK PRIBADI)

Pengakuan Wahyu Jayadi

Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Lintas Terkini, Sabtu (23/3/2019), Wahyu Jayadi mengaku bahwa korban memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap Wahyu Jayadi.

Padahal menurut Wahyu, dirinya dan korban tidak terlibat hubungan asmara atau memiliki rasa saling suka.

Diakui oleh Wahyu, dirinya merasa terganggu dengan sikap korban yang terlalu mencampuri urusan pribadinya.

Sikap ikut campur yang ditunjukkan oleh korban, diduga oleh pelaku lantaran Siti Zulaeha memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap korban.

"Ya rasa memilikinya tinggi menurut saya, karena selalu mencampuri urusan-urusan pribadi saya, saya pikir (korban) bukan apa-apanya saya dan juga bukan siapa-siapa gitu," jelas Wahyu Jayadi Sabtu (23/3/2019).

Video Siswa SMK di Medan Lakukan Konvoi seusai UNBK hingga Ditilang, Mengaku Hanya Ikut-ikutan

Ditanya seberapa sering korban mencampuri urusan pribadi pelaku, Wahyu Jayadi mengatakan hal tersebut dilakukan korban berkali-kali.

"Iya (sering), itu yang saya maksud, rasa memiliki itu yang kadang menyangkut masalah begitu, bukan dia yang harus mengurusi (ikut campur) sebenarnya," lanjut Wahyu Jayadi.

"Saya jadi bingung sendiri," tambahnya.

Dijelaskan oleh Wahyu Jayadi, kedekatan yang dirasakan oleh korban dengannya, bermula saat almarhumah ibu korban memberikan pesan pada Wahyu untuk selalu menjaga korban.

"Kita tak punya hubungan emosional dalam tanda kutip bahwa kita saling suka sama suka. Ini karena persoalan hubungan emosional karena hubungan keluarga," kata Wahyu Jayadi.

"Saya ingat pesannya almarhumah mamanya (korban), 'Jagai anrimmu, jagai anrimmu' (jaga adikmu, jaga adikmu). Bahasa Bugisnya seperti itu. Taniako tau laing' (kamu bukan orang lain)," jelas Wahyu Jayadi.

Kronologi Pembunuhan

Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga menjelaskan kronologi tewasnya Siti Zulaeha yang dibunuh Wahyu Jayadi yang tak lain adalah teman dekatnya sendiri dikutip TribunWow.com dari TribunTimur.com.

Dijelaskan oleh Shinto, Minggu (24/3/2019), korban mengajak pelaku untuk pergi berdua dan berjanjian di parkiran Telkom Jalan AP Pettarani lantaran korban ingin berbagi cerita pada pelaku.

Korban diketahui sedang mempunyai sebuah masalah dan hendak menceritakannya pada pelaku.

Sekitar pukul 18.00 WIB, pelaku dan korban kemudian bertemu dengan menggunakan kendaraan masing-masing menuju ke Kompleks Ruko Perum Permata Sari di jalan Sultan Alauddin Makassar.

Setelahnya, pelaku memarkirkan mobil miliknya di sebuah warung kopi.

Pelaku kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan mobil milik korban.

Lantaran korban hendak bercerita, pelaku melajukan mobil milik korban dengan kecepatan rendah.

Dalam perjalanan itulah, pelaku dan korban terlibat percakapan ringan.

Barulah sekitar pukul 19.30 Wita, korban dan pelaku mulai terlibat adu mulut.

Klarifikasi Ibu yang Viral Tendang Anak dari Dalam Mobil sampai Tersungkur: Saya Menyesal dan Khilaf


Polres Gowa dalami motif pembunuhan dengan membawa Wahyu Jayadi dengan membawa tersangka jalani pemeriksaan psikologis di RS Bhayangkara, Makassar, Selasa (26/3/2019). Kalimat yang bikin Wahyu Jayadi emosi lalu cekik Sitti Zulaeha? Ini penjelasan Karumkit Bhayangkara
Polres Gowa dalami motif pembunuhan dengan membawa Wahyu Jayadi dengan membawa tersangka jalani pemeriksaan psikologis di RS Bhayangkara, Makassar, Selasa (26/3/2019). Kalimat yang bikin Wahyu Jayadi emosi lalu cekik Sitti Zulaeha? Ini penjelasan Karumkit Bhayangkara (tribun timur/muhammad abdiwan)

Pertengkaran antara keduanya diduga lantaran korban mencampuri urusan pribadi pelaku di sela percakapan keduanya.

Dalam pertengkaran itu pula, korban sempat menampar pipi pelaku.

Terlibat cekcok dan adu mulut yang tak kunjung berakhir, sekitar pukul 20.05 Wita pelaku sudah mulai emosi dan menghentikan kendaraan milik korban di Jalan STPP Bontorannu, Gowa.

Lantaran emosinya yang sudah memucak, pelaku kemudian melakukan aksi kekerasan pada korban hingga membuatnya meninggal dunia.

Diketahui pelaku mencekik leher korban dan juga memukul wajah korban beberapa kali hingg korban tewas.

Melihat kondisi korban, pelaku ketakutan dan mulai panik.

Ia kemudian mencari lokasi untuk meninggalkan korban beserta mobilnya.

Akhirnya pelaku memutuskan untuk berhenti di depan ruko gudang Perum Bumi Zarindah, Dusun Japing Pattallassang, Gowa (TKP jasad korban ditemukan) yang terletak sekitar 17,9 km dari kampus UNM.

Setelah itu, pelaku membuat skenario seolah korban adalah korban perampokan dan penganiayaan.

Pelaku juga mengambil ponsel korban dan merusaknya untuk menghilangkan barang bukti.

Setelah merasa aman dan berfikir aksinya tidak diketahui orang lain, pelaku kemudian kabur dari lokasi kejadian dengan membonceng motor orang yang melintas menuju Makassar.

(TribunWow.com) 

TONTON JUGA:

Tags:
Kasus PembunuhanUniversitas Negeri Makassar (UNM)Makassar
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved