Kasus Korupsi
Mantan Irjen Kementerian Agama Beberkan Cara Ganti Biaya Mahal untuk Beli Jabatan di Kemenag
Mantan Irjen Kemenag, M Jasin membeberkan cara mengganti biaya yang terbilang mahal untuk membeli jabatan di lingkungan Kemenag.
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Mantan Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Agama (Kemenag), M Jasin membeberkan cara mengganti biaya untuk membeli jabatan di lingkungan Kemenag.
Hal itu disampaikan Jasin saat menjadi narasumber acara Fakta seperti yang diunggah channel YouTube Talkshow tvOne, Selasa (26/3/2019).
Jasin menjelaskan soal bagaimana caranya mengganti biaya mahal untuk membeli jabatan di Kemenag.
• Di ILC, Calon Rektor UIN Malang Ungkap Dugaan Curang Kemenag, Ajak Keluarga tapi Batal Dilantik
Ia mengungkapkan, supaya uang untuk membeli jabatan itu kembali, yakni dengan melakukan pungutan-pungutan dari sejumlah acara.
"Seandainya kalau dia kehilangan uang, mungkin ada pretend on spending-nya itu setelah dia menjabat itu dengan pungutan-pungutan, atau dengan dalih apa pun juga, uang kerohiman atau apa pun, untuk menjamu tamu yang datang dari pusat, terus ada kelebihannya itu sebagai pretend on spending," imbuhnya.
Lantas, dirinya mengatakan apa yang dimaksud dengan pretend on spending.
"Jadi pretend on spending itu dari biaya untuk menduduki promosi jabatan yang harus menyogok atau harus menyuap," papar Jasin.
Jasin menegaskan, dalam pretend on spending akan berdampak kepada lapisan-lapisan di bawah jabatan kantor wilayah (Kanwil).
Ia kemudian memaparkan proses mulai terjadinya pretend on spending itu.
"Itu dampaknya ke bawah," kata Jasin.
"Kalau madrasah misalnya dibebankan ke kepala sekolah yang harus setoran secara berjenjang ke Kemenag-nya di tingkat kabupaten atau kota."
"Terus kemudian ke atas gitu," imbuhnya kemudian.
• Iwan Fals Tanggapi Penyitaan Uang Ratusan Juta di Kemenag: Rupanya Kita Harus Bersikap Baik
Oleh karena itu, terjadilah biaya pendidikan yang tinggi di lingkungan sekolah keagamaan.
"Nah ini menjadikan suatu istilahnya itu high cost education khususnya di lingkungan keagamaan. Luar biasa," ungkap Jasin.
"Itu kan akhirnya merambat tidak hanya ke kegamaan Islam."