Breaking News:

Pilpres 2019

Jokowi Sempat Singgung soal Jas Pakaian Orang Eropa dan Amerika, BPN Beri Tanggapan

Kalau pakai jas itu baju Eropa, lantas jas Pak Presiden dan Wakil Presiden yang ditaroh di sekolah-sekolah bagaimana?

Editor: Ekarista Rahmawati Putri
Tribunnews/Jeprima
Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saling berpelukan dengan pasangan calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Mar'uf Amin usai mengikuti acara Debat Pertama Capres dan Cawapres di Gedung Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). Debat Pertama ini mengangkat isu Hukum, HAM, Korupsi dan Terorisme. 

TRIBUNWOW.COM - Nizar Zahro, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, merespons sindirian capres nomor urut 01 Joko Widodo, soal pemakaian jas sebagai pakaian orang Eropa dan Amerika.

Menurutnya, penggunaan jas merupakan pakaian formal suatu pemimpin negara. Sehingga, hal itu tak perlu dipermasalahkan.

"Kalau pakai jas itu baju Eropa, lantas jas Pak Presiden dan Wakil Presiden yang ditaroh di sekolah-sekolah, kantor kepala desa, di kantor kecamatan itu kan, mohon maaf, apakah Pak Jokowi mengkritik diri sendiri apa gimana?" kata Nizar Zahro di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2019).

Paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggunakan jas dalam foto di surat suara.

Politisi Partai Gerindra ini menambahkan, jas merupakan pakaian menunjukkan sosok pemimpin.

Nizar Zahro lalu mencontohkan bagaimana Presiden pertama RI Bung Karno, Gus Dur, hingga Susilo Bambang Yudhoyono mengenakan pakaian jas.

Survei Elektabilitas Capres Terbaru IndEX Research, Jokowi-Maruf Naik Tinggalkan Prabowo-Sandi

Untuk itu, ia menyayangkan pernyataan itu keluar dari Jokowi. Sebab, jika peruntukannya hanya untuk kepentingan elektoral, hal itu harus dipisahkan.

"Presiden dan wakil presiden pake jas kan, bukan foto presiden pake baju putih, tapi kan pakai jas. Itu kan simbol negara," jelasnya.

Sebelumnya, Jokowi meminta warga Dumai, Riau, pada 17 April 2019, berbondong-bondong datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) menggunakan hak pilihnya.

"Tinggal 22 hari lagi, saya titip mari kita mengajak kawan-kawan kita, saudara sekampung, datang ke TPS," ujar Jokowi saat kampanye terbuka di Bundaran Bukit Gelanggang, Selasa (26/3/2019) sore.

Capres nomor urut 01 itu pun meminta warga Dumai untuk tidak salah memilih pasangan capres-cawapres dalam kontestasi Pilpres 2019. Di mana, dirinya bersama cawapres Maruf Amin menggunakan baju putih.

"Coblos itu bajunya putih, karena kita adalah putih, putih adalah kita," ucap Jokowi.

Jokowi pun menjelaskan, alasan dirinya dan Maruf Amin menggunakan baju putih, untuk foto kertas suara, karena menggambarkan kesederhanaan.

"Kenapa pakai baju putih? Karena baju putih itu murah, semua rakyat Indonesia memiliki. Kalau pakai jas mahal, dan jas itu pakaian Eropa, Amerika, orang Indonesia cukup pake baju yang murah, baju putih seperti yang saya pakai," papar Jokowi sembari mengajak pendukungnya mengacungkan jempol.

Tanggapan Maruf Amin soal Rencana Rabu Putih Jokowi

Calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin menyatakan sependapat dengan Jokowi soal gerakan Rabu Putih, pada 17 April 2019.

Rabu Putih adalah meminta pendukung dan relawan menggunakan baju putih. Menurut Maruf Amin, Jokowi telah memberitahukan rencana itu kepadanya.

"Memang Pak Jokowi sudah (menyampaikan Rabu Putih) dan saya sepakat, bahwasanya Hari Rabu itu hari baju putih dan memilih yaitu pasangan yang makai putih," ucap Maruf Amin di Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (27/3/2019).

Maruf Amin mengingatkan bahwa putih identik dengan pasangan calon presiden Jokowi-Maruf Amin. Karena, pakaian mereka serba putih di surat suara.

Anggota DPR Mohammad Nizar Zahro menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Senin (28/3/2016). Penyidik KPK memeriksa Mohammad Nizar Zahro sebagai saksi dengan tersangka anggota DPR Budi Supriyanto dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi penerimaan hadiah atau janji oleh anggota DPR dalam proyek di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Juru Bicara BPN, Mohammad Nizar Zahro 

"Jadi putih adalah kita. Karena itu kita akan memilih yang gambarnya putih dengan menggunakan baju putih," cetus Maruf Amin.

Sebut Kapasitas Jokowi Kurang Memadai, Mardani Ali Sera: Mana Niat untuk Mengembangkan Papua?

Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas juga akan menyerukan gerakan yang sama.

Dia menuturkan, gerakan ini penting untuk melawan hoaks jelang Pilpres. Menurutnya, hoaks memengaruhi masyarakat untuk tidak berangkat ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), menggunakan hak pilih.

Demi meningkatkan partisipasi masyarakat memiih, GP Ansor akan melakukan gerakan Rabu Putih. Dia memastikan, jutaan anggota Ansor akan turut serta dalam gerakan Rabu Putih. 

Sebagian anggota Ansor akan difungsikan sebagai tenaga pembantu pengamanan TNI dan Polri pada 17 April 2019. Sementara, sebagian lainnya untuk berpartisipasi dalam gerakan Rabu Putih.

"Kita punya 4,7 juta kader Ansor seluruh Indonesia. Sebagian kita akan fungsikan mereka sebagai tenaga pembantu pengamanan TNI, Polri. Kemudian yang lain, yang tidak sedang bertugas, kita minta untuk menggerakkan pemilih," papar Gus Yaqut. 

Beberapa komunitas dan Tokoh Nasional bahkan Rabu (26/09/2018) siang, berinisiatif menggelar Peluncuran
Komunitas emak-emak dan tokoh nasional di acara peluncuran 'Gerakan Rabu Biru' di Pondok Indah Mall (PIM-1) Jakarta. 

Sementara, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik mengomentari seruan calon presiden 01 Jokowi agar warga yang datang ke TPS mengenakan baju putih.

Meski tidak mempersoalkan, dia menyebut hal itu menjadi tanda kepanikan kubu #01. "Kalau dia (Jokowi) merasa menang, enggak usah panik-panik gitu loh. Enggak usah begono, enggak usah begini, santai aja," ucap Taufik, ditemui di Sekretariat Nasional (Seknas) HOS Tjokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/3/2019).

Anggota DPRD DKI Jakarta ini mengklaim, seruan itu tak memiliki pengaruh banyak bagi pemilih untuk mencoblos Jokowi-Maruf Amin.

"Enggak apa-apa kalau nyuruh makai baju doang. Pakai baju putih, nusuknya, milihnya Prabowo. Gitu. Udah selesai. Insyaallah menang lah Prabowo-Sandi. Karena lihat aja setiap kampanye mana yang lebih besar. Itu kan tanda-tanda dong," sambung Taufik. (Fransiskus Adhiyuda/Dennis Destryawan)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Soal Sindiran Jas, Jubir BPN: Mohon Maaf, Apakah Pak Jokowi Mengkritik Diri Sendiri Apa Gimana?

TONTON JUGA:

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Joko Widodo (Jokowi)Jokowi-Maruf AminPrabowo Subianto-Sandiaga UnoBadan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved