Breaking News:

Kabar Tokoh

TKN Mengaku Tak Pernah Minta Agum Gumelar Bicara soal Prabowo, Politisi Demokrat: Semua Cuci Tangan

Politisi Partai Demokrat Zara Zettira ZR menyebut semua pihak akan cuci tangan, soal pernyataan Agum Gumelar terkait pemecatan Prabowo.

Penulis: Laila N
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
(KOMPAS.com/Kristian Erdianto)
Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri) Agum Gumelar saat ditemui usai menghadiri sebuah diskusi terkait ketahanan nasional di Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (24/5/2017). 

TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Demokrat Zara Zettira ZR menyebut semua pihak akan cuci tangan, terkait pernyataan kontroversial Purnawirawan TNI Agum Gumelar, soal pemecatan capres 02 Prabowo Subianto dari Institusi TNI.

Dilansir oleh TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @zarazettirazr, Selasa (19/3/2019).

Dalam unggahannya, Zara mengunggah pernyataan Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin yang mengaku tidak pernah meminta Agum Gumelar bicara mengenai pemecatan Prabowo.

Zara lantas menanyakan, apa yang sedang dicari oleh Agum Gumelar.

"TKN: Kami Tak Pernah Minta Agum Gumelar Bicara soal Pemecatan Prabowo, Apa yang kau cari AG? Semua pada akhirnya akan cuci tangan," tulis Zara.

Karni Ilyas Sebut ILC Bakal Bahas OTT Romahurmuziy, Politisi Demokrat: Kok Enggak Ini? Lebih Hangat

Postingan Zara Zettira
Postingan Zara Zettira (capture/Twitter)

Dikutip dari Kompas.com, Wakil Ketua TKN, Arsul Sani mengatakan pihaknya tidak pernah meminta seseorang untuk berbicara hal negatif terkait Prabowo.

"Pak Agum kan tidak merupakan bagian dari TKN. Jadi apa yang disampaikan ke Pak Agum sebagai mantan petinggi ABRI, TNI," ujar Arsul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/3/2019).

"TKN tidak pernah meminta beliau untuk bicara seperti itu atau menyampaikan apapun yang sifatnya negatif terkait dengan Pak Prabowo, itu tidak ada sama sekali dari TKN," sambungnya.

Meski demikian, Arsul Sani menganggap pernyataan Agum Gumelar bisa jadi pertimbangan rakyat dalam memilih pemimpin.

"Agar memilih pemimpinnya itu dengan melihat semuanya lah ya, dengan melihat rekam jejak juga," ucap Arsul Sani.

Diketahui, Agum Gumelar pernah deklarasi mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.

Agum Gumelar bahkan membentuk Relawan Bravo Cijantung, yang berisi anak para purnawirawan TNI.

Diketahui, video pernyataan Agum Gumelar menjadi viral dan ramai diperbincangkan publik.

Tanggapan 5 Tokoh soal Debat Cawapres, Kekecewaan Zara Zettira hingga Penilaian Fahri Hamzah

Satu di antaranya kemudian diunggah oleh pengguna Facebook Ulin Ni'am Yusron, Minggu (10/3/2019).

Video berdurasi 9 menit ini memperlihatkan Agum Gumelar berbicara mengenai kisahnya saat menjadi anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) di Tahun 1998.

Dilansir oleh bbc.com, selain Agum Gumelar, nama lain yang menjadi anggota DKP yakni Subagyo Hadi Siswoyo, Djamari Chaniago, Fachrul, Yusuf Kartanegara, Arie J. Kumaat, dan Susilo Bambang Yudhoyono.

Lalu, Agum juga bercerita soal DKP yang turut memeriksa Letjen Prabowo Subianto di tahun 1998 yang kini menjadi Ketua Umum Partai Gerindra.

"Anggota DKP tugasnya memeriksa kasus pelanggar HAM, berjalanlah DKP memeriksa satu bulan lebih, memeriksa yang namanya Prabowo Subianto," ujar Agum Gumelar dalam video.

"Dari hasil pemeriksaan mendalam di dapat fakta, bukti yang nyata bahwa dia telah melakukan pelanggaran HAM berat."

"Saya di samping anggota DKP, Tim Mawar (berisikan Prabowo) yang melakukan itu anak buah saya semua dong, saya melakukan pendekatan dari hati ke hati dengan mereka, di luar kerjaan DKP karena dia bekas anak buah saya," tambah Agum Gumelar.

Agum Gumelar lalu mengatakan dirinya mengetahui lokasi tempat pembuangan jasad orang yang diculik tersebut.

"Di sinilah saya tahu matinya orang-orang itu, di mana di buangnya saya tahu betul," sambung Agum Gumelar.

Diberitakan bbc.com pada Minggu (10/3/2019), Prabowo sering memberikan jawaban terkait isu penculikan yang dikaitkan dengan dirinya.

Dilansir oleh majalah Panji di tahun 1998, Prabowo mengatakan dirinya memiliki daftar nama aktivis yang dianggap berpotensi menganggu keamanan.

"Tapi bahwa mungkin mereka salah menafsirkan, terlalu antusias, sehingga menjabarkan perintah saya begitu, ya bisa saja. Atau ada titipan perintah dari yang lain, saya tidak tahu. Intinya, saya mengaku bertanggung jawab," kata Prabowo.

Terkait kasus itu, Prabowo juga telah diperiksa oleh tim yang dikenal dengan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang berisikan jendral-jendral senior.

Setelah melalukan pemeriksaan, DKP memutuskan untuk memberhentikan Prabowo dari dinas militer.

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade juga pernah menceritakan soal isu yang kerap menerpa Prabowo itu.

Andre menjelaskan bahwa sejumlah personel Tim Mawar Kopassus telah usai berurusan dengan Mahkamah Militer.

Saat itu Tim Mawar Kopassus dianggap berada di balik 8 aktivis.

Pernyataan Agum Gumelar soal Prabowo Buat Ani Yudhoyono Tak Senang, SBY Akhirnya Angkat Bicara

Beberapa dari Tim Mawar telah diadili dan dinyatakan bersalah hingga divonis hukuman penjara.

Beberapa aktivis juga telah dibebaskan dan bahkan satu di antaranya bergabung dengan Partai Gerindra.

"Pak Prabowo sudah mempertanggungjawabkan itu. Dari delapan aktivis itu, beberapa bahkan jadi anggota DPR dari Gerindra. Kalau mereka merasa diculik oleh Pak Prabowo, tidak akan mau bergabung dengan Partai Gerindra, ya kan?" papar Andre.

Sementara jumlah lainnya, Andre meminta untuk ditanyakan pada Wiranto yang saat ini menjabat Menkopolhukam.

"Nah, korban yang lain, tanyakan ke Panglima ABRI waktu itu, Jenderal Wiranto," sambung Andre. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah/Tiffany Marantika)

TONTON JUGA:

Sumber: TribunWow.com
Tags:
TKN Jokowi-MarufAgum GumelarPrabowo SubiantoPartai DemokratZara ZettiraBadan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved