Terkini Daerah
Video Detik-detik TNI Evakuasi Bayi Terjepit Reruntuhan Enam Jam, Tangisan Terdengar
Seorang anggota TNI juga tampak memotong kayu dengan gergaji agar mudah mengevakuasi si bayi. "Gergaji dulu, gergaji yang bagus," ujar anggota TNI.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Sebuah video penyelamatan bayi berumur lima bulan yang terjepit selama enam jam reruntuhan kayu rumah karena banjir yang melanda Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, pada Sabtu (16/3/2019), tersebar di media sosial.
Sebuah akun Instagram @Yuni.Rusmini mengunggah video detik-detik penyelamatan bayi malang yang ditemukan sekitar pukul 08.00 WIT, Minggu (17/3/2019).
Pada videonya, tampak sejumlah anggota berseragam TNI yang berfokus pada sebuah celah runtuhan kayu.
• Video Viral Jambret Coba Kabur dari Warga dan Malah Tabrak Mobil, Ternyata Ditarik dari Belakang
Tampak TNI menyorotkan lampu senter ke arah bayi yang tergeletak tepat di celah kayu tersebut.
"Siapakah keluarganya bisa minta carikan gergaji? kasihan ini anaknya, kalau terlalu lama kasihan," ujar anggota TNI.
Sementara para anggota TNI bahu membahu agar sang bayi dapat diselamatkan tanpa luka.
Seorang anggota TNI juga tampak memotong kayu dengan gergaji agar mudah mengevakuasi si bayi.
Sedangkan lainnya berusaha mencari gergaji lain.
"Gergaji dulu, gergaji yang bagus," ujar anggota TNI lain yang khawatir.
• Atas Nama Demokrat, AHY Dukung Upaya BNPB hingga Tim SAR Tangani Banjir Bandang Jayapura
Dalam video itu juga terdengar tangisan bayi meski pelan.
Pada video selanjutnya, dalam ambulans yang melaju, bayi tersebut terlihat didekap anggota TNI.
Sempat berhenti, ternyata ayah dari si bayi segera naik ke ambulans.
"Masihkah?," tanya seseorang dalam video itu.
"Masih hidup ini," ujar lainnya.
Bayi yang masih menangis itu terus didekap anggota TNI.
Sementara terdengar ucapan terimakasih berulang kali untuk anggota TNI.
"Puji Tuhan, terimakasih terimakasih," ujarnya.
Video selanjutnya sang bayi yang mengenakan baju hijau dan celana merah itu telah mendapatkan perawatan.

Seorang bayi diselamatkan dari reruntuhan pasca banjir bandang menerjang Papua. (Instagram Yuni Rusmini)
Lihat Videonya di Sini:
Dikutip dari Kompas.com, awalnya Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel Inf. M Aidi mengatakan, awalnya Sertu Hanafi, Sertu Samsi, Prada Yacob, Prada yusril dan Prada Syahril melaksanakan penanggulangan bencana banjir di sekitar Kampung Taruna.
Saat melaksanakan penyisiran, Prada Syahril menemukan bayi di kolong rumah warga dengan posisi terjepit kayu runtuhan rumah.
"Korban masih berusia lima bulan. Bayi tersebut orang asli Papua," kata Aidi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/3/2019) siang.

Diberitakan sebelumnya, Banjir bandang melanda Kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua pada Sabtu (16/3/2019) malam.
Jumlah korban bencana banjir bandang di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, hingga Minggu sore, terus bertambah menjadi 63 orang.
Dampak banjir bandang meliputi rumah warga, di antaranya 9 rumah rusak di BTN Doyo Baru, dan sekitar 150 rumah terendam di BTN Bintang Timur Sentani.
Banjir bandang membuat jembatan di wilayah Doyo dan Kali Ular mengalami kerusakan.
Selain itu, sebuah mobil turut hanyut dan mengalami kerusakan, serta sebuah pesawat jenis Twin Otter di Lapangan Terbang Adventis Doyo Sentani juga dilaporkan rusak akibat banjir bandang.
• Korban Banjir Bandang Sentani Jayapura Terus Bertambah, 42 Orang Meninggal Dunia, 21 Luka-luka
Dampak kerusakan masih akan terus bertambah lantaran pendataan masih dilakukan dan belum semua daerah terdampak dijangkau oleh Tim SAR gabungan.
Ada pun Tim SAR gabungan terdiri dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, PMI dan relawan.
Guna memudahkan koordinasi dan menyalurkan bantuan, Tim SAR gabungan mendirikan posko di daerah terdampak bencana.
Diketahui peristiwa banjir bandang itu dipicu adanya hujan yang sangat lebat pada Sabtu (16/3/2019) sore.
Akibatnya, 9 kelurahan di Kecamatan Sentani dilanda banjir bandang, seperti Kelurahan Barnabas Marweri, Piter Pangkatana, Kristian Pangakatan, Didimus Pangkatana, Andi Pangkatana, Yonasmanuri, Yulianus Pangkatana, Nelson Pangkatan, dan Nesmanuri.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah/ Ifa Nabila)