Breaking News:

Terkini Daerah

Ditemukan Tewas Mengenaskan di Belakang Asrama, Terungkap Ini Curhatan Terakhir Rayhan kepada Ibunya

Rayhan Al Sahri yang ditemukan tewas mengenaskan. sempat mengirim pesan ke sang ibu, Isinya nya membuat sang ibu sakit hingga merasa dipanggil Rayhan.

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Mohamad Yoenus
Facebook YuniRusmini
Kronologi Temuan Mayat Siswa di Belakang Asrama, Jumat (1/3/2019), Pengembala Domba Kaget Lihat Kondisi Wajah Mayat. 

TRIBUNWOW.COM - Rayhan Al Sahri atau Aan (16), siswa Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Ladong di Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, ternyata sempat curhat ke sang ibu, Reni Rahayu (41).

Diketahui Aan ditemukan tewas mengenaskan di atas bukit sekitar 300 meter dari belakang pekarangan asrama sekolahnya.

Reni menuturkan Aan sempat mengirim pesan melalui Facebook Messenger.

Ternyata hal itu merupakan pesan terakhir sebelum Aan disebutkan menghilang dan ditemukan tewas.

Dikutip TribunWow.com dari Serambinews.com, Rabu (6/3/2019), Reni menuturkan Aan pada Rabu (27/2/2019) sekitar pukul 17.21 WIB, sempat bercerita ada rekannya dipukuli bahkan Aan juga mengaku dipukuli.

"Iya mama nggak tau tentang anak Medan kan. Lagi panas-panasnya nih di semua SUPM.

Udah sampek Jakarta.

Iya kemarin lah yang tinggal 2 angkatan sama anak kelas 2.

Anak Medan kelas 1 nya dipukulin.

Iya Aan pun kena tapi Aan diam-diam aja," tulis Aan di Facebook Messenger.

Curhatan Viral Istri Polisi yang Suaminya Bunuh Diri di Kantor: Jenazahmu sebagai Kejutan Untukku

Reni mengaku sempat membalas pesan Facebook Messenger Aan itu beberapa menit kemudian.

"Ada masalah apa An?," balas sang ibu pukul 17.26 WIB.

Namun setelah itu tidak ada kabar lagi sama sekali.

"Saya tanya ada masalah apa, tapi sudah nggak ada di balasnya pesan," ucap Reni.

Merasa resah dengan curhatan sang buah hati, Reni mengaku dirinya gelisah hingga meriang dua hari.

"Saya dalam 2 hari dari Rabu duduk sana kesini meriang. Badan saya gampang capek dan cuma duduk-duduk lihat TV."

"Saya pantau HP nggak ada kabar juga. Bahkan pas Jumat (1/3/2019) pagi, kayak ada yang manggil 'mama' teriak-teriak kayak suara Rayhan (Aan)," ungkap Reni.

"Saya terus terbangun dan nggak tenang. Pas lihat kawannya, bernama Kiki online saya coba hubungi. Terus dibilangnya Rayhan sudah 2 hari nggak pulang dan masih di cari."

"Saya bangunkan suami dan minta nomor HP sekolah dan dibilang pihak sekolah masih dicari dan saya kirim chattingan terakhir dia pada pihak sekolah," urai Reni.

Kasus Pria Bunuh Diri di Transmart Lampung, Saksi Akui Lihat Orang Lain di Atap Selain Korban

Ia juga bercerita ketika Aan menghilang, pihak sekolah menghubungi dirinya.

"Pas Rayhan (Aan) hilang sekolah tidak ada kabari ke orangtua. Jawaban sekolah ada yang bilang tunggu 3 hari ada yang bilang 2 hari," ujarnya.

Sofyan ayah kandung Rayhan Al Sahri, korban pembunuhan yang diduga dilakukan oleh kakak senior di SUPM.
Sofyan ayah kandung Rayhan Al Sahri, korban pembunuhan yang diduga dilakukan oleh kakak senior di SUPM. (Kolase Tribun Medan)

Kronologi

Awalnya, berdasarkan laporan SUPM Negeri Ladong, korban disebutkan sudah tidak berada di asrama sejak Selasa (26/2/2019) malam.

Hal tersebut diketahui saat apel (pengecekan) malam.

Pihak asrama kemudian segera mencari di sekitar kampus, namun Aan tak ditemukan.

Pencarian dilanjutkan esok harinya, Rabu (27/2/2019).

Petugas asrama, guru, dan pegawai SUPM Negeri Ladong berupaya mencari yang bersangkutan, tetapi masih tidak ditemukan.

Pihak sekolah pun berupaya menghubungi keluarga untuk mengonfirmasi keberadaannya, namun ternyata Aan tidak pulang ke rumahnya.

Kronologi Kasus Pemerkosaan Gadis oleh 2 Mahasiswa, Pelaku Tak Tahu Korban Sepupu Pacarnya

Dikutip dari Serambinews.com, Sabtu (2/2/2019), jasad Aan awalnya ditemukan oleh seorang pengembala domba, Abdul Munir (53).

Abdul Munir merupakan warga Gampong Ruyung, Kecamatan Mesjid Raya Aceh Besar.

Saat itu, Abdul sedang menggembala ternaknya di kawasan perbukitan Kompleks SUPM Ladong.

Perhatiannya kemudian tertuju pada sosok tubuh yang terletak di atas bukit sekitar 300 meter dari belakang pekarangan asrama sekolah tersebut.

Abdul pun mendekati sosok tersebut, dan menyadari ternyata yang ditemukannya merupakan tubuh yang sudah tak bernyawa.

Korban saat ditemukan dalam kondisi wajah yang mengalami luka parah.

Selain itu pada belakang kepala juga terdapat luka memar.

Kondisi jenazah, memperlihatkan tanda-tanda penganiayaan berat.

Di bagian wajah terlihat menghitam seperti hantaman benda tumpul (dibenturkan) dan juga bekas seperti disulut rokok di bagian kening.

Suami Bacok Istri dan Bunuh Anak Tirinya yang Masih 2 Tahun, Video Penangkapan Pelaku Viral

Setelah menemukan mayat, Abdul langsung melapor kepada seorang PNS di SUPM Ladong, Usman (33).

Usman melanjutkan laporan tersebut ke Polsek Krueng Raya.

Polsek Krueng Raya kemudian ke lokasi dan melakukan penyelidikan.

Ciri-ciri jasad korban saat itu mengenakan baju oblong biru dan celana sekolah warna biru SUPM Ladong, tali pinggang, sandal jepit hitam, dan jam tangan tali cokelat yang masih melingkar di pergelangan tangan kirinya.

Aan yang merupakan siswa SUPM Negeri Ladong itu disebutkannya berkulit sawo matang, rambut lurus potong pendek, tinggi 160 cm, berat 50kg.

Dalam aksesoris yang dikenakan mayat, memakai sendal jepit warna hitam, jam tangan merek Swis Army dengan tali warna coklat jam warna hitam.

Kronologi Temuan Mayat Siswa di Belakang Asrama, Jumat (1/3/2019). Begini kondisinya.
Kronologi Temuan Mayat Siswa di Belakang Asrama, Jumat (1/3/2019). Begini kondisinya. (Facebook YuniRusmini)

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto SH yang dihubungi Serambi, Jumat (2/3/2019) malam, menuturkan ada dugaan mayat merupakan korban pembunuhan.

“Besar dugaan korban sempat mengalami penganiayaan berat sebelum meninggal dunia."

"Di tubuh korban ditemukan sejumlah tanda-tanda kekerasan. Nanti dari hasil visumnya baru kita ketahui pasti korban mengalami kekerasan di bagian mana saja,” kata Kapolresta Trisno.

Namun hal itu belum hanya spekulsi belum ditemukan buktinya.

Trisno mengatakan kasus dugaan pembunuhan tersebut masih dalam penyelidikan dan pendalaman oleh personel Satuan Reskrim Polresta dan Polsek Krueng Raya, Aceh Besar.

Ia berharap kasus ini segera terungkap, mengingat terjadinya di belakang asrama sekolah kejuruan bidang perikanan itu.

Humas SUPM Angkat Bicara

Humas SUPM Negeri Ladong, Harun SPi MSi belum bisa berkomentar banyak mengenai kasus kematian siswanya tersebut.

Ia hanya berharap polisi bisa secepatnya menemukan titik terang kasus tersebut.

“Semoga polisi bisa secepatnya mengungkap kasus ini,” ujar Harun didampingi keluarga korban.

Sedangkan keluarga korban juga belum bisa memberikan komentar dan menyerahkan pengusutan kasus itu kepada pihak kepolisian.

Kronologi Temuan Mayat Siswa di Belakang Asrama, Jumat (1/3/2019), Pengembala Domba Kaget Lihat Kondisi Wajah Mayat.
Kronologi Temuan Mayat Siswa di Belakang Asrama, Jumat (1/3/2019), Pengembala Domba Kaget Lihat Kondisi Wajah Mayat. (Capture FB YuniRusmini)

Kementerian Perikanan Beri Respon

Dikutip TribunWow.com dari Siaran Pers Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP, Sjarief Widjaja menuturkan pihaknya akan ikut mengawal proses penyelidikan penyebab tewasnya Aan.

Ia mengatakan, jika penyebab tewasnya Aan karena tindak kekerasan, pihaknya tak segan-segan pihaknya akan memberikan hukuman tegas kepada sekolah.

Menurutnya instansi pendidikan KKP tidak dididik menggunakan kekerasan.

Aan menyatakan, tindakan hukuman bisa saksi administrasi bagi pelaku, pembinanya, hingga SPUMnya sendiri.

“Kita berketetapan bahwa di kampus-kampus di bawah naungan KKP tidak ada proses pendidikan seperti itu (menggunakan kekerasan)," ujar Sjarif, pada Selasa (5/3/2019).

"Dan seandainya terbukti ternyata ada pihak internal yang terlibat, maka kami akan melakukan tindakan yang tegas."

"Dari sisi pidana memang akan dikembalikan kepada pihak berwajib untuk melaksanakan."

"Dan kalau memang ada (yang terlibat), sanksi administrasi akan kami laksanakan, mulai dari tarunanya sendiri, kemudian pembinanya, sampai kepada SUPM-nya,” tegas Sjarief.

Awalnya Diduga Meninggal karena Ponsel Meledak, Pengusaha Ini Ternyata Dibunuh Istri dan Anak Tiri

Syarif juga mengatakan pihak keluarga korban telah meminta agar interogasi juga dilakukan kepada teman-teman korban.

Saat ini kasus ini telah ditangani pihak kepolisian dibantu guru-guru dan petugas asrama.

“Pihak keluarga meminta agar segera diproses diteruskan, dan kami memang mendorong pihak kepolisian segera menginvestigasi dan mencari tahu apa penyebab meninggalnya Saudara Rayhan tadi,” ungkap Sjarief.

Lihat Video Lainnya:

(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)

Tags:
FacebookAcehRayhan Al Sahri
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved