Pemilu 2019
Viral Video Jokowi Hilangkan Angka Dua saat Hitung Mundur, Begini Respons TKN dan BPN
Joko Widodo membuka acara jalan sehat dengan hitungan mundur yang berbeda. Pada hitungan mundur yang dilakukan, Jokowi menghilangkan angka dua.
Penulis: AmirulNisa
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Calon presiden (capres) nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) membuka acara jalan sehat di Kendari Sulawesi Tenggara.
Saat melakukan hitungan mundur pada pembukaan acara tersebut, Jokowi menghilangkan angka dua dalam hitungannya.
Dilansir oleh TribunWow.com dari kanal YouTube tvOneNews, masyarakat heboh lantaran menyadari tidak adanya angka dua pada hitungan yang dilakukan Jokowi, Sabtu (2/3/2019).
"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, jalan sehat kali ini saya nyatakan dimulai 5, 4, 3, 1," ucap Jokowi saat melaukan pembukaan jalan sehat di pelataran Tugu MTQ Kota Kendari.
• Jokowi Minta Para Pelajar Berani Perangi Hoaks: Yang Benar Katakan Benar, yang Salah Katakan Salah
Terkait dengan hitungan mundur Jokowi, Anggaota TKN Joko Widodo-Maruf Amin Firman Subagyo mengatakan apa yang dilakukan adalah bentuk kehati-hatian.
"Mengingat teknologi sekarang yang sudah amat canggih, membuat Jokowi lebih berhati-hati dalam berucap," jelas Firman Subagyo.
"Beliau sadar bahwa teknologi ini sangat luar biasa. Coba bayangin kalau seandainya Pak Jokowi menyebutkan nomor ini, nomor itu, kemudian yang dicut hanya nomor itu, kan bahaya juga. Ini bahaya juga," tambah Firman Subagyo.
Firman Subagyo kemudian menjelaskan bahwa banya video lama yang diedit kemudain diviralkan kembali dengan tujuan tidak baik.
• Sindir Bahasa Inggris Prabowo, TKN Jokowi Singgung Nama Cinta Laura
"Bayangkan berita-berita yang sudah kadaluarsa yang lalu muncul lagi sekarang ini diviral kemana-mana, seolah ini menjadi berita baru," kata Firman Subagyo.
"Padahal setelah kita cermati, kita ikuti berita yang lalu yang sudah usang."
"Berita yang sudah tidak valid lagi. Jadi saya rasa mengenai Pak Jokowi menyampaikan saat jalan sehat itu tidak disebutkan, itu improfisasi dan sikap kehati-hatian bagi seorang calon presiden."
"Saya rasapun kalau saya calon presiden, saya juga akan menyatakan hal yang sama. Jadi ini sah-sah saja, tidak ada yang melarang, kita sesama kandidat harus hati-hati. Nanti Pak Prabowo boleh saja menghitung loncat ke nomor sekian, ya boleh saja," sambungnya.
Pendapat Badan Pemenangan Nasioanl (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno
Jubir BPN Habiburokhman memberikan pendapat terkait hitungan mundur yang dilakukan Jokowi pada acara jalan sehat di Kendari, Sulawesi Tenggara.
"Ya yang pertama, kalau itu dilakukan dalam konteks dia sebagai capres, Pak Jokowi sebagai capres, itu tidak masalah ya, karena itu bagian dari gimic-gimic di masa kampanye begini. Seperti barusan kita jalan sehat di Rawamangun, di dapil saya, kita hitungnya 5, 4, 3, 2, 2," jelas Habiburokhman.
"Tapi yang paling penting adalah kalau dia dalam konteks presiden enggak boleh, pakai gimic aja enggak boleh, karena itu sangat tidak adil, karena melanggar norma Undang-Undang. Di mana pejabat negara dilarang melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu calon," tambahnya.
Jubir BPN Prabowo-Sandiaga itu kemudian ditanya seputar alasan dari TKN Jokowi-Maruf yaitu sebagai bentuk kehati-hatian, dianggap hanya mengada-ada.
• BPN Pertanyakan Petahana yang Tak Cuti Total saat Kampanye, Jokowi: Aturan KPU Bolehkan Saya Kerja
"Saya pikir enggak relevan ya, itu alasan yang mengada-ada, kalo dieditkan dapat dipersolakan secara huklum.
Kalo memang diedit secara ilegal tapi."
"Kalo dalam kontes sebagai presiden, membuat gimic-gimic menghilangkan angka dua, kan secara relevan sekali angka dua itu adalah paslon Pak Prabowo, itu bisa jadi bahan untuk kita laporkan di bawaslu," ujar Hbiburokhman.
Habiburokhman dan tim akan melakukan penelusuran terkait ucapan hitungan mundur tersebut.
Tim BPN Prabowo-Sandiaga akan menlakukan pengecekan terkait sebagai siapa Jokowi menyampaikan hitungan tersebut.
"Kita akan mengadakan itu, tim kita sedang bekerja melakukan penelusuran intinya gini pak, a shield of power (perisai kekuasaan-Red) dalam kontek sekecil apa pun tidak bisa kita toleransi, apalagi ketika suatu konteksasi itu melibatkan petahana."
"Kalau dalam hal kecil aja terjadi a shield of power (perisai kekuasaan-Red) kita gak tau apa yang terjadi dalam konteks yang lebih luas itu bahaya sekali," jelas Jubir BPN Prabowo-Sandiaga itu.
"Makannya kita mau perjelas dulu, acara tadi, acara yang dilakukan sebagai apa?."
"Acara kenegaraankah jalan sehatnya, atau acara bagian dari kampanye capres. Kalau sebagai kampanye capres kita tutup mata karena kita sebagai pendukung capres juga melakukan hal yang sama, gimic-gimic seperti itu."
"Tapi kalu sebagai presiden melakukan gimik-gimik tersebut akan kami laporkan ke bawaslu," ucap Habiburokhman tegas.
Lihat video dari menit 0:44.
(TribunWow.com/Ami)