Pilpres 2019
Polemik Puisi Munajat, Neno Warisman Jelaskan soal Pornografi sehingga Butuh Pemimpin yang Berpihak
Neno Warisman sebut puisi yang disampaikannya terkait anak-anak zaman sekarang yang terpapar pornografi hingga membutuhkan pemimpin yang berpihak.
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
TRIBUNWOW.COM - Ketua Presidium Relawan Tagar 2019 Ganti Presiden, Neno Warisman angkat bicara terkait polemik puisi yang dilantunkannya dalam acara Malam Munajat 212, Kamis (21/2/2019).
Neno warisman menjelaskan satu di antara maksud puisi yang disampaikan berkaitan dengan pornografi.
Hal itu disampaikannya melalui teleconference acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang mengusung tema 'Perlukah Pernyataan Perang Total Dan Perang Badar?' pada Selasa (26/2/2019).
Mulanya pembawa acara ILC, Karni Ilyas menanyakan terkait Puisi Munajat yang disampaikan Neno Warisman apakah menggambarkan situasi perang antara tentara muslim dan tentara kafir Quraisy sehingga Rasul meminta pertolongan Tuhan dengan doa.
"Apakah situasi sekarang menggambarkan sedemikian sampai dalam Malam Munajat 212 Mbak Neno berdoa seperti Rasul?" tanya Karni Ilyas.
• Jawaban Neno Warisman saat Ditanya Apakah Puisi Munajat untuk Menjawab Perang Total Moeldoko
"Iya yang pertama itu memang doa, doa yang sering saya hantarkan dalam kehidupan keseharian saya," jawab Neno Warisman.
Kemudian ia menjelaskan bahwa hal itu juga dicontohkan oleh Rasul.
Lantas, Neno Warisman juga menyatakan bahwa puisi yang disampaikannya merupakan satu diantara ekspresi dirinya sebagai seorang pendidik dan pencinta puisi.
Terkait hal itu, Neno Warisman mengungkapkan, puisi yang ia sampaikan berkaitan dengan masa depan anak-anak saat ini.
"Itu yang saya rasakan ketika kita dalam keadaan bagaimana anak-anak mendapatkan tantangan yang sangat besar, untuk hidup normal saja susah Bang Karni," ucap Neno Warisman.
"Karena mereka harus berhadapan dengan nilai-nilai yang permisif, yang sekarang kita rasakan benar, bagaimana anak-anak kita dengan mudah disasar untuk LGBT misalnya atau pergaulan bebas."
"90 persen menurut hasil penelitian Bang Karni, bukan kata saya, anak-anak kita sudah terpapar oleh pornografi yang luar biasa," sambungnya.
• Jawaban Neno Warisman saat Ditanya Apakah Puisi Munajat untuk Menjawab Perang Total Moeldoko
Melihat hal itu, Neno Warisman mengungkapkan kesedihannya soal banyaknya anak-anak zaman sekarang yang terpapar pornografi.
"Dan ini sudah kita lansir, kita sampaikan, kita gaungkan, ini ada bahaya yang besar bagi anak-anak kita," tutur Neno Warisman.
Untuk itu, ia menegaskan bahwa anak-anak membutuhkan seorang pemimpin yang berpihak pada mereka.
"Mereka butuh pemimpin-pemimpin yang berpihak kepada mereka. Mereka butuh ruang belajar yang baik, mereka butuh dukungan dari semua hal dalam perikehidupan mereka terutama nilai-nilai yang baik," kata Neno Warisman.
"Jadi ketika saya mengatakan ketidakadilan, hal-hal yang sifatnya menekan di masyarakat hari in, itu fokus kepada bagaimana nasib anak-anak kita, karena mereka yang memiliki peradaban dan juga pemilik masa depan."
"Jadi saya sekali lagi fokus kita adalah bagaimana anak cucu kita ke depan Bang Karni," tandasnya.
Lihat videonya di menit 08.40:
Sebelumnya, Neno Warisman juga sempat menjelaskan bahwa puisinya tidak bermaksud untuk menjawab perang total yang pernah disampaikan oleh Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Moeldoko.
"Enggak sama sekali, ingat juga enggak," tutur Neno Warisman.
"Yang saya pikirkan hanyalah bagaimana umat ini bisa memberikan manfaat dan juga kemenangan," sambungnya.
Terkait hal itu, Neno Warisman menyatakan bahwa puisinya untuk mewakili semua umat di Indonesia.
"Jadi kemenangan ini di sini kemenangan umat, bagaimana umat bayangkan kalau nanti ke depan generasi ke depan enggak bisa beribadah dengan baik, semua agama yang maksud," tutur Neno Warisman.
Ia juga menjelaskan bahwa puisi yang disampaikannya supaya semua umat mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi.
"Jadi saya sama sekali blas enggak inget bahkan enggak ada di kepala saya sedikit pun kata total, perang enggak ada sama sekali," kata Neno Warisman.
• Puisi Munajat 212 Neno Warisman Viral, Ketua Komisi Dakwah MUI Beri Tanggapan
Puisi Neno Warisman
Diberitakan sebelumnya, doa dalam bentuk puisi yang menuai polemik itu dibacakan oleh Neno Warisman dalam acara Munajat 212 pada Kamis, (21/2/2019).
Sejumlah pihak menyebut bahwa puisi tersebut berkaitan dengan politik.
Akan tetapi, sebagian pihak lainnya justru mengapresiasi dan memuji puisi Neno Warisman.
Berikut adalah isi lengkap puisi Neno Warisman yang viral tersebut.
Allahu Akbar
Puisi munajat kuhantarkan padamu wahai berjuta-juta hati yang ada di sini
Engkau semua bersaudara dan kita bersaudara tersambung, terekat, tergabung bagai kalung lentera di semesta
Sorot-sorot mata kalian bersinar, wahai saudara
Mencabik-cabik keraguan
Meluluhlantakkan kesombongan
Karena mata-mata kalian nan jernih mengabarkan pesan kemenangan yang dirindukan, Insyaallah, pasti datang
Allahu Akbar
Kemenangan kalbu yang bersih
Kemenangan akal sehat yang jernih
Kemenangan gerakan-gerakan yang berkiprah tanpa pamrih
Dari dada ini telah bulat tekad baja
Kita adalah penolong-penolong agama Allah
Jangan halangi
Jangan sanggah
Jangan politisasi
Sebab ini adalah hati nurani
Dari mulut-mulut kita telah terlantun salawat, zikir, dan doa bergulir
Mengalir searah putaran bintang-bintang bertriliun banyaknya
Tersatukan dalam munajat 212
Miliaran matahari itu saudaraku
Merekatkan diri menjadi gumpalan kabut cahaya raksasa di semesta
Bukti kebesaran Allah Azza Wa Jalla
Begitulah kita saudaraku
Harusnya kita saling merekat
Wahai para pejuang fisabilillah di dalamnya
Ayo munajat
Ayo rekatkan umat
Jadikan barisanmu kuat dan saling rekat
Rekatkan Indonesiamu
Rekatkan jiwa-jiwamu
Rekatkan langkah dan tindakanmu
Ya Allah
Berjuta tangan para pejuang agamamu ini mengepalkan tinju mereka
Berseru-seru mereka
Menderu-deru mereka
• Komentari Polemik Puisi Neno Warisman, Mahfud MD: Kita Tak Bisa Melarang Orang Berdoa
Di setiap jengkal udara hingga terlahir takbir kemenangan
Kemenangan di ujung lelah menggema takbir bersahut-sahutan
Berjuta sajadah akan kita hamparkan sebentar lagi, kawan
Berjuta kepala menangis bersujud bersyukur
Basah air mata dalam bahagia kemenangan sebentar lagi tiba
Allahumma inni a'uzubika min jahdil bala'i wa darkisy syaqa'i wa su'il qada'i wa syamatatil a'da'i
Jauhkan kami dari bala musibah yang tak dapat kami atasi
Lindungkan kami dari kegembiraan orang-orang yang membenci kami
Rekatkan jiwa-jiwa patriot kami dalam keikhlasan
Di nadi-nadi kami
Di jantung-jantung kami
Di pundak-pundak kami
Di jari-jari kami
Yang telah memilih untuk hanya selalu berdua
Kita dan Allah Azza Wa Jalla
Selalu berdua
Kita dan Rasulullah kekasih semesta
Selalu berdua
Kita dan saudara mukmin saling menjaga
Selalu berdua
Kita dan pemimpin yang membela hak-hak umat seutuhnya
Duhai Allah Rabb
Jangan kau jadikan hati kami bagai si penakut pengecut
Sebab kami terlahir di tanah para pahlawan pemberani
Yang rela mengorbankan jiwa raga harta dan segalanya
Jangan jadikan hati kami lalai dan gentar
Karena kami lahir dan besar dibimbing para ulama kami yang sabar
Menetap jantung-jantung kami untuk menjadi pendekar
Yang berani berpihak pada yang benar
Duhai Allah
Jangan kau jadikan hati kami dari tertutup
Dari cahaya terang kebenaran yang menyala di malam-malam munajat
Saat Engkau turun ke jagat dunia
Telah Engkau bersaksikan
Kami tegak berdiri, ya Allah
Kami meminta menangis hingga basah sekujur diri kepada-Mu
Seluruh harapan kami dambakan
Akan Kau tolong atau Engkau binasakan
Akan Kau menangkan atau Engkau lantakkan
Itu hak-Mu
Namun kami mohon jangan serahkan kami pada mereka
Yang tak memiliki kasih sayang pada kami dan anak cucu kami
Dan jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami
Karena jika Engkau tidak menangkan
Kami khawatir ya Allah
Kami khawatir ya Allah
Tak ada lagi yang menyembah-Mu
Ya Allah
Izinkan kami memiliki generasi yang dipimpin
Oleh pemimpin terbaik
Dengan pasukan terbaik
Untuk negeri adil dan makmur terbaik
Takdirkanlah bagi kami
Generasi yang dapat kami andalkan
Untuk mengejar nubuwwah kedua
Wujud dan nyata
Dan lahirnya sejuta Al Fatih di Bumi Indonesia
Allah Rabb
Puisi munajat ini kubaca bersama saudara-saudaraku
Mujahid mujahidah yang datang berbondong-bondong dari segala arah
Maka inilah puisi munajat
Mengetuk-ngetuk pintu langit-Mu
Bersimpuh di pelataran keprihatinan
Atas ketidakadilan
Atas kesewenang-wenangan
Atas kebohongan demi kebohongan
Atas ketakutan dan ancaman yang ditebar-tebarkan
Atas kepongahan dalam kezaliman yang dipamer-pamerkan
Dalam pertunjukan kekuasaan
Yang mengkerdilkan Tuhan
Yang menantang kuasa Tuhan
Yang tidak percaya bahwa Tuhan pembalas sempurna
(TribunWow.com/Atri/Tiffany)