Breaking News:

Terkini Daerah

Jusuf Kalla Sebut Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau Sudah Ditangani BNPB

Kebakaran hutan yang terjadi di Riau kini mulai menganggu aktifitas masyarakat. sudah tercatat 2.488 warga terserang ISPA.

Penulis: AmirulNisa
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUN PEKANBARU/Doddy Vladimir
Kabut asap akibat pembakaran lahan dan hutan hampir terjadi setiap tahun di Pekanbaru, Riau. Foto ini menunjukkan kondisi kabut asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru pada 18 Februari 2014. 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) Jusuf Kalla (JK) menyebut penanganan kebakaran hutan dan lahan (kerhutla) di Bengkalis, Riau sudah ditangani dengan baik.

Diberitakan Kompas.com Rabu (27/2/2019) Jusuf Kalla menyebut Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) memimpin penanganan kerhutala.

"Ya kami sudah ada sistem, kebakaran hutan di pimpin oleh BNPB. Mereka punya pesawat, helikokper, itu akan dikerahkan ke situ. Untuk memadamkan kebakaran itu. Dan tentu juga partisipasi masyarakat, peritisipasi daripada perusahaan-perusahaan perkebunan," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (26/2/2019).

Di wilayah Riau sudah mulai muncul permasalah terkait asap kebakaran yang menyebar luas.

Dari kebakaran tersebut dapat menyebabkan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

TNI Turunkan Bantuan untuk Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau, Ada 3 Permasalahan yang Harus Diatasi

Akibat Kebakaran Hutan di Riau

Diberitakan dari TribunPekanbaru.com Rabu (27/2/2019) Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat ada 2.488 warga Riau telah menderita ISPA akibat kabut asap karena kerhutala.

Selain ISPA di Kota Dumai tercatat ada 7 orang yang mengalami pneumonia, 52 orang mengalami asma, 58 orang iritasi mata, dan 28 orang mengalami iritasi kulit.

Aspa akibat kebakaran hutan di Rupat, Bengkalis, Riau.
Aspa akibat kebakaran hutan di Rupat, Bengkalis, Riau. (Kompas.com/IDON TANJUNG)

Gubernur Riau Syamsuar menghimbau kepada kepada seluruh bupati dan walikota agar mendirikan posko siaga darurat bencana.

Hal tersebut dilakukan untuk memberikan penanganan cepat kepada warga yang terkena dampak dari asap kerhutala.

"Bupati dan walikota sebagai ujung tombak, harus segera mendirikan posko darurat distanbaykan, sehingga kita semua bisa siap di lapangan untuk bekerja," kata Syamsuar Selasa (26/2/2019).

"Pihak swasta yang mungkin memiliki transportasi dan alat pemadam kebakaran, juga kami harapkan bantuannya," ujar Syamsuar saat menjelaskan Wilayah Riau yang masuk musim kering sehingga kebakaran sering terjadi.

Prakiraan Cuaca 24 Februari 2019: Ada Peningkatan Titik Panas yang Bisa Sebabkan Kebakaran Hutan

Syamsuar mengungkap keterkejutannya mengenai kebakaran di Pulat Rupat, Kabupaten Bengkalis yang diluar prediksi lokasi kerhutala.

"Rupat tahun ini banyak terjadi kebakaran, dan ini diluar prediksi. Ada 100 anggota yang dikerahkan dan 2 helikopter untuk memadamkan di sana," jelasn Syamsuar.

Diberitakan Tribunbengkalis.com Selasa (26/2/2019) kondisi asap yang menyelimuti beberapa titik sudah mulai membaik.

Disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Bengkalis, Ersan Saputra posko kesehatan di rupat tetap dibuka.

"Meskipun sudah mulai cerah kita tetap buat posko kesehatan di Rupat. Dimana posko kesehatan dibuat di puskesmas yang ada di Rupat," jelas Ersan.

Kementerian LHK Klarifikasi Materi Debat Jokowi soal Kebakaran Hutan yang Dibantah Greenpeace

Selain posko kesehatan Dinas Kesehatan Bengkalis juga membuat tim yang nantinya akan datang ke rumah-rumah untuk melakukan sosialisasi penggunaan tirai basah.

"Kita sudah siapkan Tim nantinya mereka akan bergerak ke rumah rumah untuk mensosialisasikan penggunaan tirai basah di rumah warga. Sebagai penetral asap yang masuk," tambahnya.

Dengan menggunakan tirai basah dapat mengurangi jumlah asap yang masuk dalam rumah.

Sedangkan persediaan masker hingga kini masih tercukupi.

(TribunWow.com/Ami)

Tags:
Jusuf KallaKebakaran HutanBNPBRiau
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved