Kabar Tokoh
Dikritik setelah Beri Komentar soal Jalan Desa yang Dibangun Jokowi, Begini Jawaban Dahnil Anzar
Koordinator Juru Bicara BPN, Dahnil Anzar jawab kritikan terkait cuitannya terkait klaim jalan desa Calon Presiden Petahana Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, menjawab kritikan terkait cuitannya yang mempertanyakan klaim kinerja Calon Presiden (capres) nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi).
Kritikan tersebut terkait klaim Jokowi soal ukuran jalan desa yang telah dibangunnya.
Sebelumnya, Dahnil melalui kicauannya meragukan klaim tersebut karena panjang jalan desa yang disebutkan telah dibangun Jokowi sama besar dengan 4,8 kali diameter bumi.
Hal tersebut disampaikan Dahnil saat berdialog di program Special Report iNews yang diunggah di akun YouTube iNews Special Report pada Rabu (20/2/2019).
• Reaksi Dahnil Anzar saat Dituding Pertanyakan Netralitas Moderator Debat ketika Kericuhan Terjadi
Dahnil menjelaskan bahwa apa yang disampaikannya adalah seni melakukan kritik.
"Jadi begini, ada fakta matematis dan teoritis, geografis ini ya, terkait dengan diameter. Diameter bumi itu kalau diukur ada sekitar 12 ribuan kilometer. Kemudian kalau keliling bumi, kalau menggunakan rumus artomedes itu, itu ada sekitar 40an ribu," terangnya.
"Jadi kemudian saya mempertemukan itu dengan perbandingan satir bahwasannya ini luar biasa. Itu sebenarnya ungkapan bahwa ini luar biasa, ini sarkasme, ini satir yang kemudian mempertemukan dengan panjang jalan yang kita bisa berdebat terkait dengan panjang jalan tersebut."
"Akumulasi jalan tersebut, 191 (191 ribu km jalan desa), ada data yang berbeda, belum lagi kemudian dalam konteks lain itu masuk pada perdebatan intrastruktur. Jangan lupa jalan desa itu bukan bagian dari alokasi untuk infrastruktur."
"Jadi alokasi pendanaan infrastruktur di APBN tentu masuk belanja modal, sedangkan jalan desa itu bagian dari dana perimbangan yang dialokasikan untuk dana desa, dan itu bukan sekedar untuk belanja infrastruktur, tapi banyak hal," jelas Dahnil.
Menurutnya itu perlu untuk dipahami terlebih dahulu.
Dahnil lantas mengatakan bahwa satirisme dan sarkasme adalah bagian dari seni melakukan kritik dan membangun argumentasi.
"Bagi saya biasa saja banyak para intelektual, para kritisme itu menggunakan pendekatan-pendekatan sarkasme, satirism, dan sebagainya," ungkap Dahnil.
Dahnil menegaskan bahwa hal tersebut disampaikannya sebagai bentuk bahwa dirinya skeptis dengan data yang disampaikan.
"Saya punya kecenderungan melihat ada akrobat data. Kan sejak awal misalnya, yang disampaikan, 10 fakta Pak Jokowi yang disampaikan terkait dengan data itu kan semuanya keliru. Dan itu terjadi. Dan sampai detik ini tidak ada pengakuan bahwa itu keliru," papar Dahnil.
• Dahnil Anzar Sebut Bangun Jalan Vs Perbaiki Jalan Itu Hal Beda, Rustam Ibrahim Beri Tanggapan
Simak video selengkapnya: