Pilpres 2019
Gebrak Meja Berkali-kali di ILC, Sudjiwo Tedjo Justru Ditertawakan Narasumber Lain
Sudjiwo Tedjo berkali-kali menggebrak meja ILC saat komentari debat capres, narasumber lain justru asyik tertawa.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Pekerja seni Sudjiwo Tedjo ditertawakan oleh narasumber Indonesia Lawyers Club (ILC) saat dirinya menggebrak meja berkali-kali.
Dilansir oleh channel YouTube Indonesia Lawyers Club, hal itu terjadi saat Sudjiwo Tedjo mendapatkan giliran berargumen mengenai topik yang diangkat yakni, "Benarkah Jokowi di Atas Angin?", Selasa (19/2/2019) malam.
Mulanya, Sudjiwo Tedjo mengkritisi soal debat kedua pilpres yang menurutnya seperti debat untuk kelas direktorat jenderal (dirjen) bukan kelas calon presiden.
Sudjiwo Tedjo mengatakan bahwa capres seharusnya mengangkat hal-hal yang fundamental di debat pilpres.
Menurutnya, menjawab pertanyaan debat secara teknis bisa dilakukan oleh sekelas dirjen bukan capres.
• Sebut Jokowi Kena Karma karena Lingkungannya, Rizal Ramli Cari Raja Hoaks Pendamping Ratna Sarumpaet
Ia juga sempat menyinggung soal pertanyaan terkait era digital 4.0 di debat kedua pilpres.
Menurutnya, jawaban capres terkait hal itu dirasa sebagai jawaban kelas dirjen bukan capres.
"Digital era 4.0 harus ada harus ada keterhubungan, itu dirjen," ujar Sudjiwo Tedjo.
"Dirjen, dirjen," kata Sudjiwo Tedjo sambil menggebrak meja di depannya berulang-ulang.
Melihat reaksi Sudjiwo Tedjo mengatakan hal itu, narasumber lain yang juga hadir justru tertawa.
Seperti narasumber dari Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subainto-Sandiaga Uno, Fadli Zon.
Begitu pula beberapa narasumber lain di ILC yang juga terlihat ikut tertawa.
• Disambut Yel-yel Dukungan untuk Jokowi-Maruf saat ke Surabaya, Begini Reaksi Prabowo
"Kalau aku jadi Ira Koesno, eh sorry-sorry kamu calon presiden enggak sih?," tambah Sudjiwo Tedjo.
Saat menyebutkan moderator debat kedua adalah Ira Koesno, Sudjiwo Tedjo lalu memberikan klarifikasi.
"Ya aku ingatnya kan Ira Koesno," kata Sudjiwo Tedjo.
"Poin dari digital sejauh mana membuat ia bahagia, sekarang kita tes, apakah hp membuat orang bahagia? Apakah membuat kita terhubung terus?"
"Oh enggak bisa, di zaman saya sama Pak Karni, untuk ngomong ke orangtua itu perlu satu bulan untuk mengirim surat, artinya dalam satu bulan kita bisa membaca, bisa pacaran, dan yang lain-lain," tutur Sudjio Tedjo.
• Pernyataannya Dikaitkan Akhmad Sahal dengan Harta Capres, Sudjiwo Tedjo: Kok Digiring ke Sana Ya
Ia menambahkan, sekelas capres seharusnya memikirkan bagaimana era digital bisa menciptakan kebahagiaan bagi masyarakat.