Kabar Tokoh
Protes Presiden ILC saat Nusron Wahid Sebut Karni Ilyas seolah Benarkan bahwa Hukum Tajam Sebelah
Presiden Indonesia Lawyers Club (ILC) Karni Ilyas layangkan protes pada pernyataan Politisi Partai Golkar Nusron Wahid terkait potret hukum Indonesia.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Presiden Indonesia Lawyers Club (ILC) Karni Ilyas layangkan protes pada pernyataan Politisi Partai Golkar Nusron Wahid terkait potret hukum di Indonesia.
Hal tersebut tampak pada program ILC bertajuk 'Potret Hukum Indonesia 2019: Benarkah Tajam Sebelah?' yang tayang di tvOne, Selasa (12/2/2019) malam.
Awalnya, Karni Ilyas mempersilakan Nusron untuk menyampaikan pendapatnya sebagai narasumber ILC.
Nusron pun membuka pernyataannya dengan membacakan tema yang diusung di acara tersebut.
• Karni Ilyas Jelaskan Alasan ILC Tak Hadirkan Aparat Penegak Hukum Meski Usung Tema Hukum Indonesia
"Tadi Pak Karni awal di sini membuat narasi prolog tentang kosakata benarkah tajam sebelah itu dengan menyebut setidaknya empat kasus politik," kata Nusron Wahid.
"Satu Ahmad Dhani, kedua Slamet Ma'arif, ketiga Rocky Gerung, keempat Ratna Sarumpaet," paparnya.
Ia juga membahas soal pernyataan Pakar Hukum Pidana Ganjar Laksmana bahwa politisi makin sadar hukum bisa dijadikan kendaraan atau instrumen politik kekuasaan.
"Jadi topik kita kali ini adalah, benarkah hukum itu bisa dijadikan instrumen politik? Benarkah bahwa hukum pada kali ini adalah dijadikan alat untuk membungkam? Karena diawali oleh Pak Karni di sini saya pertegas, orang-orang yang kritis pada pemerintah, atau yang berbeda pendapat dengan pemerintah," paparnya.
Nusron pun berpedapat bahwa hal ini adalah narasi yang ingin dibangun di masyarakat.
"Ini namanya Suudzon," kata Karni Ilyas.
"Ini bukan Suudzon, Pak Karni yang mulai tadi," balas Nusron.
Ia pun menyampaikan kembali pendapatnya.
"Praktik hukum kita bukan tajam ke bawah, bukan tajam ke sebelah, bukan tajam ke kanan, bukan tajam ke kiri, tapi tajam ke mana-mana. Saking tajamnya, kadang-kadang ini nabrak semua pihak, nabrak salah arah, dan sebagainya, saking tajamnya," tegas Nusron.
Nusron pun menegaskan bahwa praktik hukum di Indonesia tidak mengenal oposisi maupun petahana.
Nusron lantas menyampaikan sejumlah contoh kasus yang sama dengan yang terjadi pada keempat orang yang telah disebutkannya tadi.
Ia mencontohkannya dengan orang-orang yang terjerat hukum sama, namun merupakan pendukung dari kubu petahana.
"Ada seorang tokoh NU di Kendal, Kiai Nur Aziz dan Sutrisno Rusmin, dihukum 8 tahun, pendukung 01, saya kenal Kiai ini dan ikut membela, tidak ada yang sebut kriminalisasi, politisasi," papar Nusron.
"Jadi, hukum ini tidak melihat bahwa dia bukan instrumen kekuasaan, tidak melihat bahwa hukum ini tidak melihat bahwa dia bukan instrumen politik, tapi hukum ini adalah peristiwa negara," tegasnya.
Nusron juga memberikan sejumlah contoh lainnya untuk membuktikan ucapannya itu.
"Jadi jangan-jangan ini angan-angan fiksinya pak Karni Ilyas membangun narasi ini? Seakan-akan case ini adalah bagian daripada narasi kekuasaan untuk membungkam oposisi, enggak ada untungnya," kata Nusron kemudian.
• Minta Refly Harun Paparkan Potret Hukum di Indonesia, Karni Ilyas Akui Takut Dibully saat Dikoreksi
Ia pun mempertanyakan mengapa Karni Ilyas tak pernah membahas soal 'politisasi' yang dialami kubu 01.
Nusron pun mengakhiri paparannya itu dengan kembali menegaskan bahwa hukum tajam ke siapapun.
Sebagai pembawa acara, Karni Ilyas pun melanjutkan diskusi.
Namun, sebelum ia mempersilakan narasumber lain bicara, tampak Karni Ilyas melayangkan protesnya pada Nusron.
"Anda itu ternyata pendengar yang baik. Jadi Anda catat semua orang ngomong walau tidak satu katapun saya sebut Rocky Gerung, Ratna Sarumpaet," kata Karni Ilyas.
"Semua Anda catat, tetapi Anda bukan pembaca yang baik. Coba Anda baca baik-baik (tema ILC). 'Benarkah tajam sebelah?' Bukan menghakimi tajam sebelah," tegas Karni.
"Karena isu ini beredar di publik, saya bawa ini kesempatan Anda untuk membantahnya. Makanya (diberi) tanda tanya. Tanda tanya itu artinya kita sendiri nggak yakin," sambungnya.
Nusron pun kembali mempertanyakan soal kasus lain yang datang dari kubunya.
"Kok kasus-kasus lain nggak ada," katanya.
"Oh ada, pakai tanda tanya juga," jawab Karni Ilyas kemudian.
• Karni Ilyas Ucapkan Permintaan Maaf karena Banyak Kursi Narasumber ILC yang Kosong
Simak videonya:
(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)