Terkini Daerah
Kesaksian Ayah Fitri Suryanti, Firasat Tak Enak dan Sempat Minta Fitri Menunggu di Rumah Tetangga
Ayah Fitri Suryanti (25), wanita yang tewas dibunuh seorang lelaki bernama Yuda Lesmana, memberi kesaksian terkait awal mula ditemukannya putrinya.
Penulis: Laila Zakiyya Khairunnisa
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ayah Fitri Suryanti (25), wanita yang tewas dibunuh seorang lelaki bernama Yuda Lesmana, memberi kesaksian terkait awal mula ditemukannya putrinya tersebut.
Dikutip TribunWow.com dari Tribun Batam, Rabu (13/2/2019), ayah korban yang bernama Ameng mengaku pada awal mulanya dia diberi tahu oleh seorang tetangga bahwa terdapat ceceran darah di kawasan rumahnya.
Kabar tersebut dikabarkan oleh tetangga Ameng melalui sambungan telepon.
Mendapat informasi tersebut, ia menduga bahwa ceceran darah itu hanyalah berasal dari anjing peliharaaannya saja.
• Ternyata Ini Ucapan Fitri yang Buat Yuda Simpan Dendam 5 Tahun dan Tega Habisi Nyawanya
Namun setelah mendapat telepon dari tetangganya itu, perasaan Ameng berubah menjadi tidak enak ketika menyadari bahwa keberadaan Fitri belum diketahui.
Ia kemudian memutuskan unuk pulang ke rumah untuk mencari anak ketiganya tersebut.
"Perasaan sudah tak enak saat itu," kata Ameng.

• Sempat Lupa Sakit Hatinya 5 Tahun Lalu, Dendam Yuda Kembali Membara dan Nekat Habisi Nyawa Fitri
Saat tiba di kediamannya pada sekitar pukul 13.00 WIB, Ameng tak menyangka justru menemukan tubuh anaknya sudah bersimbah darah di depan pintu kamarnya.
Fitri ditemukan dalam kondisi tertelungkup.
Kedua tangannya terikat oleh kabel charger handphone dan terdapat sejumlah luka tusukan di daerah leher dan wajahnya.
Rambut Fitri juga tampak acak-acakan layaknya dijambak oleh seseorang.
Saat itu Ameng berharap bahwa nyawa anaknya itu masih dapat diselamatkan.
• Sempat Lupa Sakit Hatinya 5 Tahun Lalu, Dendam Yuda Kembali Membara dan Nekat Habisi Nyawa Fitri
Namun setelah mengecek sejumlah bagian tubuh anaknya, ternyata sudah terasa dingin dan keras.
Ameng merasa syok melihat keadaan putrinya yang tampak mengenaskan.
"Teganya," ungkap Ameng kemdian menepuk telapak tangan kanannya ke dahi, pertanda tak habis pikir.