Pemilu 2019
4 Puisi Fadli Zon yang Tuai Kontroversi di Tahun Politik
Wakil Ketua DPR Fadli Zon kerap membuat puisi yang akhirnya menuai kontroversi publik. Apa saja? Simak 4 contohnya.
Penulis: AmirulNisa
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon kerap membuat puisi yang akhirnya menuai kontroversi publik, karena isinya.
Puisi terakhir Fadli Zon yang berjudul 'Doa yang Ditukar' hingga kini masih menjadi pembicaraan di mesia sosial Twitter.
Berikut TribunWow.com rangkum, 4 puisi Fadli Zon yang menuai pro dan kontra di tahun politik, Rabu (13/2/2019):
1. Doa yang Ditukar
Puisi ini Fadli Zon tulis di Parung, Bogor, dan menyinggung soal doa, agama, dan kepemimpinan.
"Doa sakral seenaknya kau begal disulam tambal tak punya moral agama diobral," kutipan bait pertama puisi Fadli Zon.
Puisi itu lantas ia bagikan melalui akun Twitter pribadinya, @fadlizon pada Minggu (3/2/2019).
• Diminta Minta Maaf pada Mbah Moen Terkait Polemik Puisi Doa yang Ditukar, Fadli Zon: Untuk Apa?
Puisi akhirnya tersebut mendapat banyak komentar dari warganet.
Satu di antara komentar yang menjadi perhatian adalah tanggapan dari Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin yang menanyakan siapakah sosok 'kau' pada puisi tersebut.
"Pak @fadlizon Yth."
"Agar mendapatkan kejelasan, saya mohon tabayyun (klarifikasi):
apakah yg dimaksud dengan 'kau' pada puisi tersebut adalah Simbah Kiai Maimoen Zubaer? #doayangditukar," tulis Menag Lukman di akun Twitternya, @lukmansaifuddin, Selasa (5/2/2019).
Fadli Zon pun menanggapi tulisan Menag Lukman dengan menuliskan bahwa 'kau' yang dimaksud adalah penguasa dan makelar doa, bukan Mbah Moen.
Terakhir komentar dari Direktur Indonesia Public Institute (IPI) yang juga pengamat politik Karyo Wibowo mengibaratkan puisi buatan Fadli Zon 'Doa yang Diturkar' sama seperti 'menepuk air di dulang terpercik sendiri'.
Puisi tersebut dianggap hanya membuat Fadli Zon malu sendiri.
"Saya bilang puisinya begitu karena ada kata-kata begal, kau begal. Selama ini yang biasa membegal itu siapa?" kata Karyono dalam diskusi bertajuk 'Politik Dajjal? Begal Doa Kiai', Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2019), dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (13/2/2019).
Putra KH Maimoen Zubaer, Taj Yasin Maimoen juga ikut memberikan tanggapan mengenai puisi Fadli Zon.

Saat menjadi narasumber di Kompas TV, Rabu (6/2/2019), Taj Yasin Maimoen mengaku sudah membaca puisi 'Doa yang Ditukar' beberapa kali.
Dilansir oleh Tribun Jakarta, Taj Yasin Maimoen tetap menyayangkan sikap politisi Fadli Zon.
"Kau itu siapa? Okelah kalau kau itu bisa dikembalikan kebeberapa orang memang," kata Taj Yasin Maimoen.
"Tidak menyebutkkan nama, dan Mas Fadli juga kan sudah klarifikasi bukan ditujukan untuk Kiai Maimoen."
"Tetapi yang perlu saya sayangkan, Mas Fadli kenapa sih bikin seperti ini," tambah wakil gubernur Jawa Tengah itu.
Berikut Puisi 'Doa yang Ditukar'
DOA YANG DITUKAR
doa sakral
seenaknya kau begal
disulam tambal
tak punya moral
agama diobral
doa sakral
kenapa kau tukar
direvisi sang bandar
dibisiki kacung makelar
skenario berantakan bubar
pertunjukan dagelan vulgar
doa yang ditukar
bukan doa otentik
produk rezim intrik
penuh cara-cara licik
kau penguasa tengik
Ya Allah
dengarlah doa-doa kami
dari hati pasrah berserah
memohon pertolonganMu
kuatkanlah para pejuang istiqomah
di jalan amanah
Fadli Zon, Bogor, 3 Feb 2019
2. Ahmad Dhani
Puisi Fadli Zon berikutnya yang menyita perhatian publik adalah soal Ahmad Dhani.
Puisi itu ia buat saat menanggapi kasus ujaran kebencian yang menimpa Ahmad Dhani, dan dibagikan lewat akun Twitternya pada Selasa (29/1/2019).
Diketahui, Ahmad Dhani ditangkap dengan kasus ujaran kebencian, dan divonis penjara 1 tahun 6 bulan.
Dalam puisi yang ia tulis, Fadli Zon menyinggung soal rezim tirani.
• Kegiatan Ahmad Dhani yang Kini Mendekam di Rutan Medaeng, Habiskan Waktu untuk Olahraga dan Menulis
Fadli Zon juga menyampaikan bahwa Ahmad Dhani merupakan korban Kriminalisasi dan memuji keberanian Ahmad Dhani.
Dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (29/1/2019) majelis hakim menyatakan Dhani terbukti melakukan tindak pidana sesuai Pasal 45A ayat 2 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik juncto Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang ITE juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

Berikut Puisi 'Ahmad Dhani'
AHMAD DHANI
Kau Telah bersaksi
tentang zaman penuh persekusi
Kau melihat dengan mata kepala sendiri
teater kebiadaan rezim tirani
Kini kau korban Kriminalisasi
ruang gerakmu makin dibatasi
kau telah didzalimi
Mereka cemas kata-katamu
melahirkan kesadaran
mereka gentar dengar lagumu
membangunkan perlawanan
menabuh genderang kebangkitan
mereka bungkam kalimatmu
sambil menebar teror ketakutan
mereka hentikan nyanyiamu
sambil mencari cari kesalahan
mereka ingin kau tunduk tersungkur
tapi kau berdiri tegak pantang mundur
mereka ingin kau berkhianat
tapi kau kokoh menjunjung amanat
membela umat
membela rakyat
perjalanmu kini menentukan
kau bukan sekedar musisi pemberani
kau penghela roda perubahan
rezim ini harus segera diganti
dan dimusnahkan

3. Ada Genderuwo di Istana
Puisi ketiga Fadli Zon yang menuai pro dan kontra adalah puisi berjudul "Ada Genderuwo di Istana.'
Fadli Zon mengatakan puisi tersebut terinspirasi dari pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang menyebut bahwa ada politikus menggunakan cara 'politik genderuwo'.
Istilah 'politik genderuwo’ pertama kali disampaikan Jokowi saat ia membagikan 3.000 sertifikat tanah di GOR Tri Sanja, Kabupaten Tegal, Jumat (9/11/2018).
"Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masa masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Enggak benar kan? Itu sering saya sampaikan itu namanya politik genderuwo, nakut-nakuti," katanya.
• Puisi Fadli Zon Ada Genderuwo di Istana Diangkat Jadi Lagu oleh Sang Alang, Ini Video Liriknya
Menanggapi hal itu, Fadli Zon justru menyebut memang ada genderuwo di istana.
"Ya kan pak Jokowi ngomong seperti itu, kemudian ada inspirasi terus menurut penerawangan saya memang di sana ada genderuwo," ujar Fadli Zon, dikutip dari Tribunnews.com, Senin (12/11/2018)
Saat dikonfrimasi siapakah 'genderuwo' yang dimaksud, Fadli Zon enggan menjawab.
"Ya pokoknya itulah puisi silakan diinterpretasi sendiri," ujarnya.
Berikut puisi 'Ada Genderuwo di Istana'
ADA GENDERUWO DI ISTANA
Ada genderuwo di Istana
Tak semua orang bisa melihatnya
Kecuali yang punya indra istimewa
Makhluk halus rendah strata
Menakuti penghuni rumah penguasa
Berubah wujud kapan saja
Menjelma manusia
Ahli manipulasi
Tipu sana tipu sini
Ada genderuwo di Istana
Seram berewokan mukanya
Kini sudah pandai berpolitik
Lincah manuver strategi dan taktik
Ada genderuwo di Istana
Menyebar horor ke pelosok negeri
meneror ibu pertiwi
Fadli Zon, 11 Nopember 2018
4. Sontoloyo
Puisi Fadli Zon yang tak kalah kontroversialnya adalah puisi berjudul 'Sontoloyo'.
Puisi itu ia bagikan pada 25 Oktober 2018.
Fadli Zon mengaku membuat puisi tersebut lantaran menanggapi pernyataan Jokowi yang menyinggung soal 'politikus sontoloyo'
Diketahui, istilah 'sontoloyo' sempat dilontarkan oleh calon presiden (capres) nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi).
Istilah 'sontoloyo' pertama kali dilontarkan Jokowi saat membagikan sertifikat tanah bagi warga Jakarta Selatan, Selasa (22/10/2018).
Jokowi mengingatkan masyarakat pada 'politikus sontoloyo', menurutnya 'politikus sontoloyo' akan memengaruhi masyarakat dengan isu-isu tak jelas.
Berikut Puisi 'Sontoloyo'
SONTOLOYO!
Kau bilang ekonomi meroket
padahal, nyungsep meleset
Sontoloyo!
kau bilang produksi beras berlimpah
tapi, impor tidak kau cegah
Sontoloyo!
Kau bilang pengangguran turun
orang cari kerja makin bejibun
Sontoloyo!
utang numpuk bertambah
rupiah anjlok melemah
harga-harga naik merambah
hidup rakyat makin susah
kau jamu tuan asing bermewah-mewah
rezim sontoloyo!
(TribunWow.com)