Kenaikan Harga Tiket Pesawat Domestik, Jokowi Sebut Harga Avtur di Indonesia Lebih Mahal
Menanggapi kenaikan tiket pesawat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan selisih harga avtur di dalam negeri dan internasional terpaut jauh
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
TRIBUNWOW.COM - Kenaikan harga tiket pesawat telah membuat pelaku usaha di bidang pariwisata, terutama hotel mengeluh sepi.
Keluhan atas kenaikan harga tiket pesawat tersebut, diungkapkan Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani.
Hariyadi mengatakan, kenaikan harga tiket pesawat menyebabkan sepinya kamar-kamar hotel di Indonesia.
Dikutip dari Kompas.com, Hariyadi mengeluh atas kenaikan harga pesawat tersebut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
• Pesawat Lion Air JT-507 Batal Terbang dari Bandara Ahmad Yani, Lion Air Ungkap Ada Kendala Teknis
Keluhan Hariyadi tentang kenaikan harga pesawat tersebut, ia sampaikan dalam perayaan HUT Ke-50 PHRI di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (11/2/2019).
Hariyadi mengatakan, kenaikan harga tiket pesawat mencapai 40 persen.

Hal tersebut membuat berkurangnya minat masyarakat untuk berlibur di dalam negeri.
Mahalnya tiket pesawat di dalam negeri, berbanding terbalik dengan harga tiket pesawat di luar negeri.
Maka dari itu, menurut Hariyadi, masyarakat lebih memilih berlibur ke luar negeri daripada berlibur ke dalam negeri.
"Kondisi harga tiket yang mahal ini telah mengakibatkan berkurangnya perjalanan masyarakat yang berakibat menurunnya hunian hotel 20-40 persen," keluh Hariyadi kepada Jokowi.
Menurut Hariyadi, kenaikan harga tiket pesawat dipicu oleh kartel bisnis penerbangan yang ada di Indonesia yang saat ini dikuasai oleh Garuda dan Lion Air.
Selain itu, kata Hariyadi, kenaikan harga tiket pesawat juga dipicu oleh tingginya harga avtur yang dijual Pertamina.
Menurut Hariyadi, harga avtur yang dijual Pertamina lebih tinggi daripada harga pasaran internasional.
• Harga Tiket Naik, Penerbangan Pesawat Jurusan Padang-Jakarta Sepi Penumpang
Karena itu, Hariyadi mengusulkan kepada Jokowi, agar menghentikan monopoli penjualan avtur yang dilakukan Pertamina serta menghilangkan kartel dalam bisnis penerbangan di Indonesia.
"Kami berharap pemerintah dapat segera mencarikan solusi terhadap kondisi ini dengan memberikan peluang kepada perusahaan lain untuk menjual avtur dengan harga yang lebih kompetitif," ujar Hariyadi.
"Dan juga memberikan kesempatan bagi perusahaan penerbangan baru atau perusahaan penerbangan regional untuk beroperasi, menambah rute, dan bersaing secara efisien serta mencegahnya terjadi kartel," tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengaku kaget atas kenaikan harga tiket pesawat di Indonesia.
"Berkaitan dengan harga tiket pesawat, saya terus terang kaget," ujar Jokowi, dikutip dari Tribunnews.com.

Kenaikan harga tiket pesawat diakibatkan oleh naiknya harga avtur yang dijual Pertamina lebih mahal dari harga internasional.
Dengan kondisi tersebut, Jokowi akan memanggil Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, untuk meminta kejelasan terkait harga avtur, dimana saat ini terjadi tindakan monopoli.
• Tak Sanggup Bayar Biaya Pesawat Rp50 Juta, Warga Luwu Utara Jalan Kaki Sejauh 60 Km Gotong Jenazah
"Karena monopoli, harga jadi tidak kompetitif, bandingkan harga avtur disitu dengan yang di dekat-dekat lain, terpaut kurang lebih 30-an persen," ujar Jokowi.
Jokowi mengungkapkan, selisih harga avtur di dalam negeri dan internasional yang terpaut jauh, harus dibenahi guna tercipta daya saing yang sehat.
"Kalo ini terus-teruskan (dibiarkan mahal), ya nanti pengaruhnya ke harga tiket pesawat, karena harga avtur itu menyangkut 40 persen dari cost yang ada di tiket pesawat," papar Jokowi.
Jika Pertamina tak bisa menyesuaikan harga avtur seperti harga internasional, Jokowi akan mengizinkan perusahaan lain untuk dapat menjual avtur di Indonesia.
"Banyak kalau yang mau (perusahaan jual avtur), nganterilah, saya pastikan nganteri," ucap Jokowi.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengusaha Hotel Keluhkan Kenaikan Harga Tiket Pesawat, Jokowi: Saya Saja Kaget