Pilpres 2019
Fadli Zon Beberkan 3 Indikator Kemenangan Prabowo-Sandi di Debat Pilpres, Polling Twitter Termasuk
Fadli Zon membeberkan tiga indikator yang membuat Prabowo-Sandi memenangkan debat pilpres 2019. Berikut penjelasan ketiga indikator tersebut!
Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno secara tegas memberikan jawabannya saat ditanya soal siapa yang unggul dalam debat pilpres Kamis (17/1/2019) lalu.
Dikutip dari akun YouTube Indonesia Lawyers Club Selasa (22/1/2019), Fadli Zon langsung menjawab Prabowo-Sandi unggul dalam debat perdana tersebut.
Dalam pemaparannya itu, Fadli Zon kemudian menjelaskan tiga indikator yang dijadikan acauan unggulnya Prabowo-Sandi dalam debat perdana itu.
Diketahui, tema ILC episode tersebut yakni 'Babak Pertama Debat Capres 2019: Siapa yang Menang?'.
• Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga Priyo Budi: Kami Setuju Karni Ilyas Jadi Moderator Debat
Berikut TribunWow.com rangkum tiga indikator yang dijelaskan oleh Fadli Zon:
1. Polling Twitter
Indikator pertama yang digunakan oleh Fadli Zon dalam menentukan keunggulan Prabowo-Sandi saat debat yakni melalui hasil polling yang dilakukan beberapa akun Twitter.
Satu akun Twitter yang kemudian dijadikan bahan penentuan indikator tersebut yakni dari akun Twitter ILC sendiri yakni @ILCtv1.
Akun Twitter tersebut memang membuat polling pasca debat digelar.
Polling yang dibuat oleh @ILCtv1 tersebut dimulai dari Jumat (18/1/2019) dan berakhir pada Sabtu (19/1/2019).
"Saya kutip dari ILC sendiri, yang hasi vote nya itu 24.416 dan jawaban dari nitizen itu 89% untuk 02 dan 11% untuk 01."
"Mudah-mudahan ini bukan hoaks karena ini kan dilaksanakan oleh Twitter nya ILC langsung pada waktu itu setelah itu (Debat Pilpres),"kata Fadli.
• Berdebat dengan Fadli Zon di ILC, Ali Ngabalin: Kok Cemburu Banget Jokowi Angkat Aku Jadi Pejabat

Dalam penuturannya itu, Fadli Zon juga menunjukkan perbedaan hasil polling yang sangat signifikan.
"Jadi ada 89% untuk 02 dan ada 11% untuk 01 jauh banget ini bedanya."
"Jadi dari sisi indikator sederhana itu polling dan juga di beberapa polling-polling yang lain itu 02 itu menang Pak Prabowo-Sandi itu menang, menang telak lagi," jelas Fadli.
Disinggung soal validitas data dalam polling tersebut, Fadli Zon yakin bahwa semua yang memilih Prabowo-Sandi di polling tersebut adalah pengguna aktif Twitter.
"Saya kira kalau yang memilih Prabowo-Sandi itu biasanya itu organik ya sementara yang disana (Paslon 01) belum tentu bisa robot juga, tapi kalau dari Pak Prabowo-Sandi itu biasanya organik, kan bisa di cek, ya ada boot atau bukan ya."
"Karena kita kan enggak pake boot bisanya langsung organik orang-orang ada makhluknya gitu," kata Fadli menjelaskan.

Namun, belum bisa dipastikan valid tidaknya polling dari akun Twitter tersebut, pasalnya belum ada penelitian yang lebih mendalam dalam hal pengguna twitter aktif maupun pasif.
Belum ada juga pengamat yang mengatakan bahwa hasil polling dari twitter tersebut akurat dan dapat digunakan sebagai acuan.
• Debatnya dengan Fadli Zon di ILC Memanjang, Ali Ngabalin Salahkan Karni Ilyas: Datuk Sih
2. Kejelasan Narasi
Indikator kedua yang digunakan oleh Fadli Zon yakni kejelasan narasi dari Prabowo-Sandi.
"Kemudian indikator kedua adalah kejelasan narasi, nah narasi kemarin itu kan tentang hukum, HAM, terorisme dan korupsi jelas itu, dari situ saya kira Pak Prabowo dan Pak Sandiaga Uno menjabarkan tema-tema itu jauh lebih mendalam."
"Menyinggung substansi-substansi dengan pendekatan satu premis yang menurut saya sangat jelas bahwa pendekatan mereka adalah pendekatan yang strukturalis dalam melihat persoalan-persoalan hukum, HAM, terorisme dan korupsi," terang Fadli.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga turut memberikan penjelasan dari maksud dari pendekatan strukturalis yang ia paparkan.
"Apa itu pendekatan strukturalis ya kita melihat bagaimana ini bisa terjadi, jadi melihat dari akarnya, salah satunya antara lain bagaimana kita sebagai negara yang kaya tetapi masih banyak rakyat yang miskin, remunerasi terhadap aparat penegak hukum itu relatif tidak terlalu menunjang."
"Misalnya gaji polisi, hakim, jaksa, aparat sipil negara dan sebagainya ini harus diberesin dulu, karena mereka adalah aparatur pemerintah yang menjaga, termasuk aparatatur hukum, nah ini yang harus dibereskan," papar Fadli.

• Najwa Shihab Jadi Kandidat Moderator Debat Capres, Begini Tanggapan Sandiaga Uno
Menurutnya Prabowo secara tegas akan menyelesaikan masalah-masalah tersebut dan dijelaskannya saat debat pilpres perdana.
"Dan Pak Prabowo jelas sekali menyampaikan kalau ini tidak beres ya semuanya tidak beres, dengan pengawasan, kalau semuanya masih terus melakukan tindakan seperti korupsi dan lain lain harus ada tindakan yang lebih tegas."
"Jadi pendekatan ini adalah pendekatan strukturalis bukan pendekatan mentalitas," kata Fadli.
Dalam kesempatan itu, ia juga turut memberikan penjelasan soal pendekatan mentalis yang menurut Fadli Zon digunakan oleh Jokowi selama debat berlangsung.
"Kalau pendekatan mentalis itu menurut saya relatif karena revolusi mental di masa pemerintahan Presiden Jokowi ini kan gagal total menurut saya, tidak memberikan apa-apa."
"Sampai sekarang malah sudah tidak disinggung lagi revolusi mental itu karena sekarang banyak ketidakberhasilan," terang Fadli.
• Reaksi Ali Ngabalin saat Fadli Zon Dikoreksi soal Debat Pilpres di ILC, Langsung Ditegur Karni Ilyas
3. Kekompakan
Indikator ketiga yang disampaikan oleh Fadli Zon yakni soal kekompakan antara Prabowo dan Sandiaga.
"Indikator ketiga adalah masalah kekompakan, nah masalah kekompakan itu penting saya kira disitu bisa dilihat bagaimana Pak Prabowo dan Pak Sandiaga Uno itu berbagi."
"Berbagi kesempatan, saling komplementer, ada chemistry antara keduanya yang bisa menurut saya menjadi dwitunggal, jadi cawapres itu bukan pajangan di situ ya bukan pula pelengkap penderita, dan bukan juga ban serep," jelas Fadli.
Fadli menuturkan bahwa Prabowo-Sandi tampak santai dan menikmati setiap detik jalannya perdebatan.
"Dan ini menurut saya jelas di situ, Pak Prabowo dan Pak Sandiaga Uno itu komplementer, satu sama lain saling menunjang, saling menjadi kekuatan."
"Dan menjadi dwitunggal, dan kelihatan rileks, saya kira itu Pak Prabowo tidak membaca teks visi-misi tidak membaca teks, tidak nyontek ya terhadap catatan, dan ketika menjawab itu lebih banyak menyentuh masalah," tutur Fadli Zon.
(TribunWow.com)