Kongres PSSI
Keluhkan Beban Selama jadi Ketum PSSI, Edy Rahmayadi: Ini Jabatan Paling Berat yang Saya Alami
Edy Rahmayadi mengumumkan keputusannya untuk mundur dari dari Ketua Umum PSSI. Dalam 32 tahun ia berorganisasi, Edy mengeluhkan PSSI yang terberat.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNWOW.COM - Melalui kongres di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, Edy Rahmayadi mengumumkan keputusannya untuk mundur dari dari Ketua Umum PSSI, Minggu (20/1/2019).
Dikutip dari YouTube TribunBali.com, Minggu (20/1/2019), Edy sebelumnya menuangkan keluhannya atas apa yang dirasakan saat menjadi Ketum PSSI.
Menurutnya, di bawah kepemimpinanya, ada begitu banyak persoalan di dunia persebakbolaan Indonesia.
"Ada persoalan-persoalan ke dalam yang begitu fenomenal, dari mulai terjadi suporter dengan pemain, sampai terjadi korban. Ada yang menyalahi hukum, pengaturan skor, dan sebagainya," ujar Edy Rahmayadi di hadapan puluhan peserta kongres.
Menurutnya, organisasi PSSI merupakan pengalaman jabatan organisasi terberat yang pernah ia alami.
"Saya tidak tau, 32 tahun saya menjalani organisasi, organisasi PSSI inilah yang paling berat yang saya alami."
"Jadi mudah-mudahan yang menjadi ketua PSSI ke depan ini itulah orang-orang yang masuk surga nanti, inshaa Allah," ujarnya disambut riuh tepuk tangan.
• Sebelum Meninggal, Istri Ustaz Nur Maulana Sempat Berpindah-Pindah Rumah Sakit
• Ustaz Nur Maulana Berduka, Jenazah Sang Istri Sudah Dibawa ke Rumah Duka
Edy kemudian menuturkan ia sudah tak mampu lagi mengemban tanggung jawab sebagai ketua PSSI.
Ia juga turut meminta maaf.
"Saya mohon maaf, amanah yang diberikan rakyat, saya tak mampu lakukan ini."
"Saya mohon maaf, demi PSSI berjalan dan maju makanya saya nyatakan hari ini saya mundur dari ketua umum PSSI," ujarnya.
"Dengan syarat jangan khianati PSSI. Jangan karena satu hal, yang lain bercongkol merusak rumah besar kita ini, warisan leluhur kita."
"Ini semua saya lakukan dalam kondisi sehal wal afiat, bertanggung jawablah kalian, saya mundur bukan karena saya tak bertanggung jawab, karena saya bertanggung jawab," ungkap Edy Rahmayadi.
Menurut Edy langkah mundurnya ia dari Ketum PSSI, agar adanya kerukunan.
"Akhirnya kalian sama kalian ini berkelahi. Biar saya yang keluar dari rumah ini, sehingga kalian tetap akur, saling sayang menyayangi demi PSSI yang kita cintai ini. Setuju?" ungkapnya di jawab setuju dari beberapa peserta.
Sebelumnya Edy sempat mengungkapkan kekecewaanya.
Di malam sebelum kongres, berlangsung, ia sempat meminta wakilnya, Joko Driyono untuk mengumpulkan anggota kongres.
"Saya tes tadi malam, tolong kumpulkan pak Joko (Joko Driyanto), saya ingin ngomong, yang datang hanya 15-20 orang. Ditanya orangnya ada? ada. Yang kedua, datang memberikan saran beberapa orang kepada saya, oke saya terima."
"Kumpul Exco duduk, oke saya terima, makanya hari ini saya putuskan (pengunduran diri)."
• Edy Rahmayadi Mundur dari Ketua PSSI, Begini Reaksi Bobotoh hingga Sebut Manajer Persib Bandung
Edy Rahmayadi Tak Ditekan Pihak Manapun
Setelah menyampaikan pesan pengunduran dirinya kepada awak media, Edy mengaku tak ditekan oleh pihak manapun, dikutip dari TribunBali.
Saat ditanya ada atau tidak tekanan politik? Edy menegaskan tidak ada.
"Tidak ada. ini bola kok politik," tegas Edy Rahmayadi.
Keputusan mundur Edy pun dinilai secara tiba-tiba. Tak ada seorang pun yang tahu termasuk pengurus atas PSSI.
"Sejak hari ini (Diputuskan). Ada tekanan? tidak ada, ini olahraga ga ada tekan menekan. Ini adalah keputusan yang paling baik. untuk bangsa kita," tegas Edy.
Alasan Edy Mundur
Dalam menyampaikan keputusannya, ia berujar merasa gagal dan tidak punya waktu mengurus organisasi sepak bola terbesar di Indonesia ini.
Edy Rahmayadi mengaku gagal mengelola organisasi PSSI.
"Gagal, dilarang atur skor, terjadi atur skor. Ada perkelahian-perkelahian, itu kan gagal berarti saya. Mudah-mudah dengan wartawan membantu PSSI ini kedepan akan lebih baik. Setuju?," tegas Edy Rahmayadi di hadapan awak media.
Yang pertama, menurut dia, gagal karena bukan PSSI gagal tapi ada yang mesti lebih baik dalam mengurusnya.
Kedua memiliki waktu terbatas dan ia harus mengelola dua jabatan sekaligus.
Hal ini lantaran ia harus berada di Medan dan mengurus PSSI.
Edy mengakui proses mundur berawal dari pertemuan dan diskusi bersama anggota Exco PSSI Sabtu (19/1/2019) malam di Sofitel Hotel.
"Saya yang membahas, habis itu saya minta ijin dengan Exco. Selanjutnya saya fokus ke Gubernur Sumatera Utara karena saya gubernur di sana," ujar mantan Pangkostrad ini.

Pesan Edy untuk Ketum Baru
Eks Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi, meminta agar ketua yang baru harus bisa membawa Indonesia terhormat di mata dunia.
Edy juga meminta ketua PSSI yang baru harus lebih hebat.
Edy Rahmayadi memiliki harapan untuk PSSI yang Jaya dan lebih baik dari saat ini.
"(Harapan dengan ketua baru) PSSI jaya dan Membawa bangsa kita menjadi terhormat di mata dunia, "jelas Edy.
"Saudara-saudara saya sebangsa dan setanah air, besarkan PSSI kita ini, jangan hanya teriak-teriak di luar, tunjukkan kedewasaan karena bangsa lain melihat, apa kata orang luar, Indonesia primitif, tadi malam sudah disampaikan keep strong-keep strong.
Kalau saya ikuti emosi ini, tidak baik untuk PSSI ke depan" ujar Edy.
Edy juga menyampaikan permohonan maaf kepada semuanya jika dalam masa kepemimpinannya banyak salah.
“Saya mohon maaf apabila ada kata-kata saya tidak tepat. Dan apa bila ada perbuatan yang kurang baik saya manusia biasa. Saya berusaha berbuat yang terbaik. Tapi inilah kemampuan saya,” tuturnya.

(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)