Pilpres 2019
Ferdinand Hutahaean Beri Skor Debat Pilpres 5-1 untuk Prabowo-Sandi, Ini Poinnya-poinnya
Ferdinand memberikan penilaian mengenai bahasan Jokowi, ulasan Ma'ruf hingga hal yang di bahas di debat pilpres 2019.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean memberikan penilaiannya atas debat pilpres 2019 yang berlaku, Kamis (17/1/2019) malam.
Dikutip TribunWow.com dari tvOne, Kamis (17/1/2019), ia menilai debat yang dilakukan oleh paslon 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dan paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memiliki skor 5-1 untuk paslon 02.
Dalam menyampaikan penilaiannya, Ferdinand juga menyindir Juru Bicara Tim Kemenangan Nasional (TKN) Jokowi-Amin yang memberikan skor 10-0 untuk Jokowi.
"Skor 5-1 ini kan terbukti faktual ya, tidak seperti Bang Andian 0-10 tapi fakta-fakta yang dia paparkan itu tidak mendukung gol 10 ya," ujar Ferdinand.
Menurut Ferdinand, Jokowi dalam memberikan argumennya terlalu banyak menggunakan kata akan, padahal Jokowi telah menjadi presiden selama empat tahun.
"Yang pertama begini, Jokowi ini empat tahun sudah menjadi presiden masih bicara'akan, akan' bahkan lebih banyak dari Prabowo, harusnya 'saya sudah melakukan ini buktinya', tapi masih 'akan akan akan,' kalah di situ," ulas Ferdinand.
• Prabowo Sebut soal Korupsi yang Tak Seberapa, Tsamara Amany: Semakin Yakin Pilih Jokowi
Poin kedua, Ferdinand menyinggung Jokowi yang membawa nama Partai Gerindra dalam sesi lempar pertanyaan dalam Debat Pilpres 2019.
"Yang kedua, Jokowi terlalu mencintai Gerindra sampai lupa berbicara tentang Indonesia, maka disitu tadi Jokowi banyak bertanya tentang Gerindra, Prabowo bicara tentang bangsa, kalah lagi di situ tadi," ujar Ferdinand.
Ia kemudian menjelaskan Sandiaga Uno lebih aktif dari Ma'ruf Amin yang memilih menyetujui ucapan Jokowi.
"Yang selanjutnya Sandiaga Uno bicara bagaimana memperbaiki sitem hukum Indonesia saat ini, yang tidak berkeadilan, dirasakan oleh masyarakat, Pak Kyai Ma'ruf Amin hanya bicara cukup cukup cukup, kalah lagi di situ."
Ferdinand juga menyinnggung mengenai pernyataan Jokowi perihal impor garam dan beras yang sempat menjadi perbincangan panas di masyarakat.
"Yang selanjutnya adalah misteri tentang impor beras, gula, impor garam, terjawab malam ini, kalau selama ini masih friksi di tengah masyarakat entah siapa yang memerintah."
"Pak Jokowi telah menjawab malam ini, bahwa semua perintah beliau, karena telah dibicarakan di rapat, jadi petani harus tahu, ternyata yang memerintahkan impor beras pada saat panen itu adalah Pak Jokowi," jelas Ferdinand.

• Sebut Debat Perdana Pilpres 2019 Tak Mendidik, Ferdinand Hutahaean Berikan Saran untuk KPU
Lalu saat pembawa acara menanyakan tentang poin 1 untuk Jokowi, Ferdinand mengakui mengenai calek mantan napi yang memang dimiliki Partai Gerindra.
"Nilai satu itu adalah hanya ketika pak Jokowi bertanya tentang caleg dari Gerindra, itu harus saya akui secara obyektif, tetapi itu, Mahkamah Agung telah mengijinkannya, tidak menyalahi aturan, yang tidak menyalahi aturan itu tentu boleh, tidak dilarang dan tidak melanggar," pungkas Ferdinand.
Sebelumnya, Adian mengatakan Jokowi-Ma'ruf menang telak 10-0 melawan pasangan calon nomor 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, pada debat perdana pemilihan presiden 2019.
"Enam tendangan yang disampaikan Jokowi dalam enam segmen itu gol semua. Kalau diibaratkan pemain bola, Prabowo-Sandi itu mendaratkan tendangan bunuh diri itu empat kali berturut-turut," kata Adian memaparkan alasan Jokowi-Ma'ruf bisa mendapatkan skor 10-0.
Adian kemudian lanjut menjelaskan pernyataannya secara detail mengenai empat 'tendangan bunuh diri' pihak Prabowo yang dimaksudkannya itu.
"Misalnya, ketika Prabowo mengatakan luas Jawa Tengah lebih luas dari Malaysia," ujarnya.
• Dalam Debat Pilpres Prabowo Sebut Jawa Tengah Lebih Luas dari Malaysia, Benarkah? Ini Faktanya
Adian menerangkan bahwa pernyataan Prabowo itu salah.
"Ini data yang tidak benar, karena luas Malaysia itu 10 kali lipat luas Jawa Tengah. Sehingga, membandingkan itu dalam sebuah debat terbuka menunjukkan bahwa dia tidak memahami persoalan yang disampaikannya sendiri," papar Adian.
"Bagaimana memahami persoalan rakyat kalau apa yang dia pikirkan itu tidak mampu dipikirkannya dengan baik?," imbuhnya.
Adian lantas memberikan pemaparan soal 'gol bunuh diri' Prabowo-Sandi lainnya.
Dirinya mempertanyakan Prabowo yang menyebutkan soal korupsi itu tidak seberapa.
"Itu menunjukkan keberpihakan. Saya pikir itu gol bunuh diri," jelasnya.
• Mardani Ali Sera Sindir Pernyataan Jokowi di Debat Perdana: Lupa Dulu Siapa yang Ingin
Adian masih terus memaparkan 'gol bunuh diri' lainnya yang dilakukan Prabowo-Sandi.
Ia lantas membahas soal Prabowo yang mengungkit seorang kepala desa yang ditangkap pihak berwajib.
"Hal yang lain misalnya ketika dia mengambil contoh terkait tentang kepala desa. Kepala desa itu ditangkap karena ada uang yang mengalir saat pengumpulan massa untuk menyambut Sandiaga di tempat itu. Artinya, itu juga contoh yang salah untuk dijadikan contoh terkait penegakan hukum yang adil," tegas Adian.
"Enam tendangan masuk, empat gol bunuh diri," pungkas Adian.
Lihat debat full di sini:

(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah/ Ananda Putri Octaviani)