Ingin Pindah Kerja? Pikirkan Dulu 6 Hal Ini agar Keuangan Tidak Kian Buruk
Tawaran gaji besar dari perusahaan lain seringkali membuat para karyawan tergiur untuk pindah kerja.
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Tawaran gaji besar dari perusahaan lain seringkali membuat para karyawan tergiur untuk pindah kerja.
Selain itu, minimnya kesempatan pengembangan karir, adanya masalah dengan atasan yang sulit terpecahkan, rutinitas yang membosankan, atau sekedar ikut-ikutan teman, dapat mendorong seorang karyawan keluar dari perusahaan tempatnya bekerja saat ini.
Apapun alasannya, pindah kerja semestinya dipikirkan matang-matang.
Keuntungan dan kerugiannya mesti diperhitungkan benar-benar, agar nantinya tidak ada penyesalan di kemudian hari.
Bagaimana caranya mengambil keputusan pindah kerja yang tepat secara finansial?
Inilah enam tips penting dari HaloMoney.co.id:
1. Bandingkan asuransi kesehatannya
Jangan hanya membandingkan gaji saat mengambil keputusan pindah kerja.
Tetapi, bandingkan pula fasilitas asuransi kesehatan (askes) karyawan yang diperoleh dari perusahaan.
Cek fasilitas rawat inap, rawat jalan, perawatan gigi, pergantian lensa dan bingkai kaca mata.
Benefit askes tersebut perlu banget diperbandingkan.
Askes yang ideal untuk karyawan adalah bila juga menanggung biaya kesehatan istri atau suami karyawan, serta anak-anak karyawan.
Biasanya hanya sampai anak kedua yang ditanggung.
Jadi, bila mendapat askes yang bisa lebih dari itu akan lebih ideal.
Mahalnya biaya kesehatan saat ini, membutuhkan dukungan fasilitas askes karyawan atau BPJS Kesehatan.
Agar saat pasien masuk rumah sakit, tabungannya tidak terkuras habis, bahkan ada pula yang sampai berutang.
Jadi, faktor askes ini tak bisa diabaikan.
2. Siapkan dana darurat
Perpindahan tempat kerja selalu membutuhkan waktu untuk masa transisi.
Sayangnya, tidak dapat dipastikan berapa lama masa transisi berlangsung saat berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang baru.
Mungkin satu bulan setelah resign, tapi bisa jadi lebih dari itu.
Kita tidak pernah tahu.
Kadang perusahaan menginginkan calon karyawan dengan status available, atau tidak terikat dengan perusahaan manapun.
Secara halus, perusahaan minta agar calon karyawan yang resign terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan baru dengan mereka.
Tapi, segala kemungkinan bisa saja terjadi.
Setelah mengundurkan diri, belum tentu pekerjaan baru bisa segera dimulai di tempat baru.
Ada kalanya, perekrutan tertunda untuk waktu beberapa bulan, atau bahkan sampai pada hitungan tahun.
Untuk menjaga agar situasi ini tidak mengganggu kondisi keuangan keluarga, maka siapkan dana darurat.
Maksudnya agar biaya hidup sehari-hari, biaya pendidikan anak-anak, biaya kesehatan, cicilan KPR dan kendaraan, dan biaya-biaya lainnya sudah tersedia manakala masa transisi berlangsung cukup lama.
3. Hitung biaya yang bakal keluar di tempat kerja baru
Saat memulai di tempat baru, biasanya gaji dan tunjangan yang diterima pada tiga bulan pertama belum utuh karena masih terhitung sebagai masa percobaan.
Tetapi ironisnya, biaya-biaya harian yang akan dikeluarkan di tempat baru bisa saja lebih tinggi dibandingkan pengeluaran rutin di tempat sebelumnya.
Hal itu disebabkan karena di tempat baru kamu perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Mungkin penyesuaian dalam hal penampilan, bujet makan siang, biaya sosial, kebutuhan membangun jaringan, pindah tempat kos, atau bahkan harus merekrut baby sitter untuk mengurus anak-anak di rumah.
Jadi, biaya-biaya tersebut harus diperhitungkan sebelum menandatangani kontrak pekerjaan baru.
4. Cek benefit pendidikan dari perusahaan baru
Kenaikan penghasilan hanya bisa terjadi apabila karyawan meningkatkan keahlian melalui pendidikan lanjutan.
Sebagian perusahaan kemudian memberikan beasiswa kepada karyawannya untuk melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang S1, S2, bahkan hingga S3.
Bila kamu berada di perusahaan seperti itu, namun gaji mu tidak terlalu besar, maka sebaiknya bertahanlah.
Apalagi bila perusahaan baru hanya menawarkan gaji sedikit lebih tinggi saja, berkisar Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta, dari perusahaanmu sekarang.
Sedangkan mereka tidak memiliki program pemberian beasiswa untuk melanjutkan pendidikan atau keahlian.
Keputusan pindah kerja pada kondisi tersebut akan merugikan dirimu dalam jangka panjang.
Selain mencari beasiswa ataupun dana hibah untuk melanjutkan pendidikan, mungkin alasan mencari pekerjaan yang baru bisa juga disebabkan oleh adanya kelonggaran waktu dari perusahaan untuk melanjutkan pendidikan dengan biaya sendiri.
5. Cek tentang hak cuti
Hak cuti karyawan merupakan bahan pertimbangan lainnya.
Sebab cuti yang tidak dibayar tentu akan membebani keuangan.
Maka dari itu, periksa dan bandingkan aturan cuti dari perusahaan sekarang dengan perusahaan yang kamu sedang tuju.
Cek bagaimana peraturan tentang hari libur, cuti hamil, cuti sakit, cuti dibayar, dan cuti diluar tanggungan perusahaan.
Adakalanya perusahaan memberikan tambahan satu atau dua minggu cuti dibayar kepada karyawan yang melahirkan.
Namun ada pula yang tidak seperti itu.
Soal cuti ketika sakit juga berbeda-beda untuk setiap perusahaan.
Ada yang cukup memberikan pemberitahuan tanpa perlu surat keterangan dokter, sehingga menghemat biaya berobat.
Namun perusahaan yang menawarkan gaji tinggi biasanya tidak mau begitu.
Mereka sangat ketat terhadap masalah cuti.
6. Cek prospek perusahaan
Selain kelima pedoman keuangan tadi, petunjuk yang keenam untuk dipertimbangkan saat akan berpindah kerja adalah tentang prospek perusahaan.
Laporan keuangan tahunan menjadi dasar untuk melakukan penilaian terhadap prospek perusahaan.
Perusahaan terbuka yang sudah terdaftar di bursa saham selalu mempublikasikan di situsnya tentang laporan keuangan tahunan kepada para pemegang saham.
Untuk bisa memahami laporan keuangan, kamu bisa menggunakan teknik para investor saham atau analis saham di bursa saham, dimana hanya dalam waktu 10 menit melihat laporan keuangan perusahaan, mereka sudah dapat memutuskan apakah perusahaan yang mereka observasi itu perusahaan yang sehat atau tidak.
Artikel ini merupakan konten kerja sama dengan HaloMoney.co.id, Kompas.com tidak bertanggung jawab atas isi tulisan.
(TribunWow.com)