Terkini Nasional
Kebohongan Award, PSI Siap Hadir jika Dipanggil Polisi hingga Sebut 'Maling Teriak Maling'
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengaku siap jika nantinya dipanggil pihak kepolisian terkait kebohongan award.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNWOW.COM - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengaku siap jika nantinya dipanggil pihak kepolisian terkait kebohongan award.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, hal tersebut disampaikan advokat Lembaga Bantuan Hukum PSI, Jangkar Solidaritas, Albert Aries saat konferensi pers di Markas DPP PSI, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019).
Albert berjanji, jika dipanggil nanti, ia akan memastikan kehadiran para kader partai.
Ia mengungkapkan, kehadiran para kader nantinya menjadi bukti bahwa PSI taat kepada proses hukum yang sedang berjalan.
• Tanggapi Laporan ACTA ke Polisi Terkait Kebohongan Award, DPP PSI Gelar Konferensi Pers
"Seandainya ada panggilan klarifikasi atau panggilan, saya pastikan teman-teman PSI bakal hadir. Membuktikan PSI taat hukum," ungkapnya.
Sementara itu, Politisi Partai Solidaritas Indonesia ( PSI) Guntur Romli dikesempatan yang sama mengatakan, pelaporan tersebut seperti seseorang yang telah melakukan kejahatan tetapi malah berteriak dan menuduh orang lain melakukan kejahatan tersebut.
"Laporan itu bagi kami merupakan sikap atau cerminan maling teriak maling," ungkapnya.
Menurut Guntur, penghargaan kebohongan award diberikan PSI sesuai fakta yang ada bahwa informasi yang dilontarkan capres Prabowo Subianto, cawapres Sandiaga Uno, dan Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief adalah hoaks.
"Karena apa yang kami berikan, kebohongan award itu berdasarkan fakta, misalnya Prabowo masalah selang cuci darah di RSCM itu kan kebohongan," kata Guntur.
Bahkan, Guntur berpendapat, Prabowo layak mendapatkan rekor MURI karena telah berkali-kali maju sebagai calon presiden dan menggunakan kebohongan sebagai alat kampanye.
"Dia juga sudah ikut kontestasi capres itu dari 2004 konferensi Golkar kalah, kemudian 2009 ikut lagi jadi cawapres, (Prabowo) sebagai capres terlama ikut kontestasi, masuk rekor MURI, selain dia capres yang menggunakan kebohongan sebagai alat kampanye," ujarnya.
Selain itu, Juru Bicara PSI Dara Adinda Nasution yang juga turut angkat bicara di konferensi pers itu menyatakan, pihaknya bersedia menerima penghargaan dari partai lain sebagaimana yang mereka lakukan ke Partai Demokrat.
"Kami merasa kami siap kalau dikasih award itu, kami tidak akan buang, kami akan pajang di depan sana," kata Dara menyindir Partai Demokrat karena telah membuang penghargaan yang ditujukan kepada Andi Arief.
Sementara itu, diberitakan sebelumnya dari Kompas.com, Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) resmi melaporkan Ketua Umum PSI Grace Natalie ke polisi terkait kebohongan award yang dilayangkan kepada Prabowo, Sandiaga dan Andi Arief.
Tak hanya Grace, tiga kader PSI lainnya, yaitu Raja Juli Antoli, Tsamara Amany, dan Dara Adinda Kusuma Nasution, ikut dilaporkan.
Wakil Ketua ACTA mengatakan, Laporan tersebut sudah diterima dengan nomor LP/B/0023/I/2019/Bareskrim tertanggal 6 Januari 2019.
“Saya melaporkan mereka terkait dengan kebohongan award yang ditunjukkan kepada Prabowo, Sandiaga Uno, dan Andi Arief,” ujar Hendarsam melalui keterangan tertulis Minggu (6/1/2019) malam.
Menurut Hendarsam, ketiga kader PSI sudah menghina dan melecehkan mereka yang diberi piala kebohongan.
"Selaku institusi parpol, seharusnya juga PSI memberikan suatu edukasi sesuai dengan adab dan perilaku kultur politik yang ada. Bentuk ini kami anggap sebagai (penghargaan kebohongan award) penghinaan, pelecehan, menyakiti orang-orang dan tidak ada edukasinya dan pembelajaran disini ini sekadar ingin mengolok-olok,” tutur Hendarsam.
Hendarsam menilai, apa yang sudah diperbuat PSI tentu merugikan banyak pihak.
Terlebih kini Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sedang maju pada bursa Pemilihan Pemilihan 2019.
"Saya rasa merugikan iklim demokrasi menjelang pilpres ini. Kan sebagai kita ketahui pihak Jokowi saja tidak setuju (dengan kebohongan award)," tutur Hendarsam.
Ia meminta Kepolisian untuk menangkap pelaku dan dalang yang ada dibalik penghargaan "Kebohongan Award" ini.
"Hal mana bertujuan untuk memberikan efek jera kepada pelakunya, dan juga untuk membantu program pemerintah dalam menghentikan penyebaran ujaran kebencian (hate speech) yang menyesatkan dan semakin meresahkan bagi masyarakat yang membaca media online," ucap Hendarsam.
Keempat politisi PSI itu dilaporkan terkait dugaan tindak pidana kejahatan tentang konflik suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) Pasal 156 KUHP Jo Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana.
• Ketua Umum dan 3 Kader PSI Dilaporkan ke Bareskrim Polri terkait Kebohongan Award
“Penghargaan" dari PSI
PSI memberikan penghargaan kebohongan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Selain itu, penghargaan kebohongan juga diberikan kepada Andi Arief.
"Penghargaan ini diberikan karena baru awal 2019 sudah terjadi tsunami kebohongan yang dilakukan oleh mereka bertiga," kata Sekjen PSI Raja Juli Antoni dalam jumpa pers di Kantor DPP PSI, Jakarta, Jumat (4/1/2019).
Dalam acara jumpa pers itu, PSI turut menyiapkan tiga buah piala yang ditujukan untuk Prabowo, Sandi, dan Andi.
Ada juga tiga buah piagam yang telah dibingkai. Prabowo mendapat penghargaan kebohongan ter-lebay awal tahun 2019.
Penghargaan itu diberikan atas pernyataan Prabowo uang menyebut selang darah RSCM dipakai 40 kali.
Sementara, Sandiaga mendapat penghargaan kebohongan ter-hqq awal tahun 2019.
Penghargaan ini atas pernyataan Sandiaga bahwa Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dibangun tanpa utang.
Terakhir, Andi Arief mendapat penghargaan kebohongan ter-halu awal tahun 2019.
Ini karena Andi dianggap ikut menyebarkan hoaks mengenai tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos untuk pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani/ Nirmala)