Pengaturan Skor
Soal Pengaturan Skor, Gusti Randa Pertanyakan Jabatan Mbah Pri: Tak Bisa Dikatakan sebagai Anak Buah
Anggota Komite Eksekutif PSSI Gusti Randa turut menanggapi kasus pengaturan skor yang marak terjadi di dunia sepak bola Indonesia.
Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Anggota Komite Eksekutif PSSI Gusti Randa turut menanggapi kasus pengaturan skor yang marak terjadi di dunia sepak bola Indonesia.
Kasus tersebut mencuat setelah Bupati Banjarnegara sekaligus Mantan Ketua Asosiasi Kabupatenn PSSI banjarnegara, Budhi Sarwono membeberkan dugaan adanya pengaturan skor.
Budhi dalam keterangannya menyebutkan bahwa klub sepak bola Banjarnegara tercatut dugaan suap dan pengaturan skor yang mana ada oknum-oknum yang meminta sejumlah uang untuk membawa nama Persibara Banjarnegara menjadi juara Liga 3.
Dikutip dari akun YouTube Kompas TV dalam Dialog Kompas Petang 'Membongkar Mafia Bola di Tubuh PSSI' pada Sabtu (29/12/2018), Gusti Randa tampak mempertanyakan peran dari oknum-oknum yang terlibat dalam pengaturan skor tersebut.
Awal pembahasan tersebut bermula saat Budhi Sarwono menjelaskan siapa saja oknum yang meminta sejumlah uang pada dirinya untuk melancarkan pertandingan dari Persibara.
Ia menjelaskan bahwa telah memberikan sejumlah uang kepada Mbah Pri (Priyanto), sosok yang juga disebut terlibat dalam pengaturan skor, sebesar Rp 225 juta.
Budhi bersama dengan anaknya, Lasmi Indriyani yang merupakan Manajer Persibara, memberikan uang yang diminta tersebut kepada nomor rekening atas nama Priyanto.
"Jadi transfernya itu putri saya memberikan nomor rekening katanya dari saudari Tika, nah Tika ini putrinya Mbah Pri, itu pengurus Asprov Jawa Tengah," kata Budhi.
• Soal Pengaturan Skor, Gusti Randa: PSSI Memang Harus Evaluasi dan Bersih-bersih
"Putri saya dapat Whatsapp dari Tika itu langsung mengirim uang 50 juta," lanjut Budhi.
Dalam perjanjian dan kesepatan menggunakan sejumlah uang tersebut, Persebara dijanjikan menang dalam permainan melawan Kediri.
Dalam kesempatan itu, Budhi juga turut menjelaskan hubungan antara Mbah Pri dan juga Ketua Asprov PSSI Jateng, Johar Lin Eng.
"Informasinya Pak Pri ini anggotanya Pak Johar Lin Eng, kan Johar ketuanya, nah Pak Pri ini jadi anggotanya," jelas Budhi.
Persoalan yang dijelaskan oleh Budhi Sarwono lantas dikomentari oleh Gusti Randa.
Gusti menjelaskan soal struktur organisasi yang ada di sepak bola Indonesia khususnya pada wilayah provinsi.
"Kan sebetulnya Pak Budi ini sebetulnya Askap, Asosiasi PSSI Kabupaten. Askap itu memang bukan member PSSI Pusat, tapi dia member provinsi, jadi persoalan ini adalah persoalan provinsi nih, saya baru tahu cerita ini, yang jadi persoalan provinsi." terang Gusti.

Gusti lantas menanyakan apa jabatan Mbah Pri dalam keikutsertaan Asosiasi Sepak Bola.
"Nah di provinsi itu ada ketua Asprov, ketua Asprov itu punya komite eksekutif (Exco) juga kita enggak tahu, si Mbah Pri itu siapa, apakah Exco (Executive Commitee) ataukah apa," terang Gusti.
Gusti Randa menegaskan bahwa dalam hal ini, Mbah Pri tidak bisa disebut sebagai anak buah dari Johar Lin Eng lantaran istilah anak buah tidak bisa digunakan dalam urusan sepak bola.
• Polisi Bicarakan soal Kemungkinan Pemeriksaan Ketum PSSI Edy Rahmayadi dalam Kasus Pengaturan Skor
"Karena enggak bisa dikatakan sebagai anak buah, karena di Asprov itu enggak bisa dibilang anak buah, ini ketua dan ada Exco-Exco gitu," tegasnya.
Gusti kemudian menanyakan keterkaitan antara Mbah Pri dengan organisasai sepak bola yang ada di Jawa Tengah.
"Nah Pri ini apa? Kalau dibilang anak buah ini berarti apakah kaitannya dengan organisasi," terangnya.
Gusti kembali menanyakan apakah sebenarnya Mbah Pri ini berkaitan dengan Exco atau bukan.
"Jadi kalau kita lihat dokumennya kan dilihat kalau Pri ini adalah orang suruhan ketua Asprov, nah posisinya apa ini Exco atau bukan," tegas Gusti sekali lagi.
Penangkapan Tersangka Pengaturan Skor
Sampai saat ini, tim satgas anti mafia bola yang dibentuk oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah menangkap empat orang terkait pengaturan skor.
Empat tersangka tersebut yakni Johar Lin Eng yang merupakan Anggota Komisi Eksekutif (Exco) PSSI sekaligus Ketua Asprov PSSI Jateng.
Ia ditangkap Polda Metro Jaya terkait kasus dugaan pengaturan skor sepak bola Indonesia.
Melalui rilis yang diterima TribunWow.com, Johar ditangkap di area kedatangan Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (27/12/2018) sekitar pukul 10.12.WIB.
Johar Ling Eng ditangkap setelah tiba dari Solo Jawa Tengah dan langsung digelandang ke Polda Metro Jaya sekitar pukul 10.19 WIB.
Dikutip dari Kompas.com, dua orang kembali ditangkap oleh tim satgas.
Mereka adalah Priyanto dan Anik yang merupakan anak dan juga bapak yang sama-sama ditetapkan menjadi tersangka.
Priyanto adalah mantan anggota Komite Wasit PSSI.
Keduanya ditangkap di dua lokasi berbeda pada Senin (24/12/2018) lalu.
Priyanto ditangkap di Semarang, sedangkan Anik ditangkap di Pati Jawa Tengah.

• Mbah Putih Dinonaktifkan dari Komdis karena Diduga Terlibat Skandal Pengaturan Skor
Priyanto saat ini ditangkap di Polda Jawa Tengah sedangkan Anik dibawa ke Jakarta dan ditahan di Mapolda Metro Jaya.
Terakhir, dikutip TribunWow dari Bolasport.com, Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedy Prasetyo menyebutkan bahwa pihaknya berhasil menangkap Mbah Putih di satu hotel di Yogyakarta.
"Hari ini kami menangkap satu tersangka atas nama DI atau dikenal Mbah Putih di Hotel New Shaphire Yogyakarta," jelas Brigjen Dedi Prasetyo Jumat (28/12/2018).
Mbah Putih atau Dwi Irianto kemudian ditetapkan sebagai tersangka dalam skandal pengaturan skor dan langsung dibawa ke Jakarta untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Awal Kasus Pengaturan Skor Mencuat
Dikutip TribunWow.com dari tayangan Mata Najwa, Trans 7, pada Rabu (19/12/2018), dalam topik PSSI Bisa Apa Jilid 2, manajer Persibara (Persatuan sepakbola Banjarnegara) mengungkap insiden uang bola dalam pertandingan sepak bola yang dihadapi timnya.
Budhi Sarwono, Bupati Banjarnegara serta anaknya, Lasmi Indriyani yang menjadi manajer Persibara membuka awal mula uang bola itu dimulai.
Budhi menuturkan setelah Lasmi dilantik sebagai manajer, ia mulai berhubungan dengan Ketua Asprov Jawa Tengah, Johar Ling Eng.
"Karena saya mulai sibuk menjadi Bupati, saya menunjuk putri saya sebagai manajer Persibara (Lasmi Indriyani), mulai dilantik, mulai Mbak Lasmi berhubungan dengan Ketua Asprov, namanya pak Johar Ling Eng," ujar Budhi.
Dari situlah awal mula Lasmi mulai tercatut dalam permainan mafia bola.
"Pada awalnya, ayah saya minta saya belajar, waktu itu kondisinya Banjarnegara, Persibara pernah dicurangi wasit," ungkap Lasmi.

• Ini Peran 4 Tersangka Pengaturan Skor, Johar Lin Eng Jadi Otak Penentu Pertandingan
Ia kemudian mengeluhkan ke Ketua Asprov Jawa Tengah, Pak Johar bahwa perangkat pertandingan mengaku memainkan peran dalam hasil skor.
"Itu perangkat pertandingannya malah ngaku di depan saya bahwa dia itu mengawal PSIP Pemalang," kata Lasmi menceritakan.
Saat itu Johar menaikkan kasus ke rapat di Komdis, wasit dan pemain mendapat sanksi di Komdis.
"Saat itu Pak Johar mengenalkan saya kepada mafianya ini, yaitu Mr P."
Lasmi menuturkan, Johar mengenalkan Mr P dengan dalih agar Persibara tidak salah jalur dan dicurangi.
"Jadi (Johar) bilang, Mbak mau maju bolanya, sama bapak ini (Mr P)," cerita Lasmi menirukan perkataan Johar.
Budhi beserta Lasmi juga memperlihatkan bukti transfer yang mereka miliki terkait uang pertandingan hasil bola.
• Berikut 4 Oknum Terkait Pengaturan Skor yang Berhasil Ditangkap oleh Tim Satgas Polri
Dalam tayangan itu, tampak ada beberapa nama yang telah mendapat uang dari Budhi dan Lasmi, pada sejumlah pertandingan.
Di antaranya, Bang Mansur (nama samaran), Mbah Putih (nama samaran Komdis PSSI pusat), Pak Johar, Dessy, Wasit, dan untuk akomodasi seperti hotel, pertemuan wasit dan lain sebagainya.
Jadwal yang memiliki bukti transaksi uang itu yakni Banjarnegara vs Kediri, Komite Kompetisi PSSI, dan Kediri vs Banjarnegara.
Pada bukti transaksi itu tertulis pengeluaran keseluruhan untuk Liga 3, yakni Rp 237 juta, dan untuk Porprov Rp 105 juta.
Dengan total Rp 342 juta.
Lasmi menuturkan uang itu di transferkan ke nama Mbah Pri, Priyanto, namun ia tak mengerti nama asli pemilik nomor rekening.
(TribunWow.com)