Breaking News:

Tsunami di Banten dan Lampung

Penjelasan BNPB soal Sirine Peringatan Tsunami di Teluk Labuhan Pandeglang yang Sempat Berbunyi

Sirine peringatan tsunami sempat berbunyi di sekitar Teluk Labuhan, Kecamatan Labuhan, Kabupaten Pandeglang, ini penjelasan resmi dari BNPB

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari
Istimewa
Tsunami yang melanda daerah Banten dan Lampung 

TRIBUNWOW.COM - Sirine peringatan tsunami sempat berbunyi di sekitar Teluk Labuhan, Kecamatan Labuhan, Kabupaten Pandeglang, Banten, Minggu (23/12/2018).

Kepala Pusat Data dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho memberikan klarifikasi terkait kabar berbunyinya sirine pasca-tsunami yang menerjang Banten.

Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, Sutopo mengatakan tidak ada peringatan tsunami lanjutan pasca tsunami di Banten.

Bunyi sirine yang ditimbulkan tersebut merupakan kerusakan teknis yang memungkinan terjadi.

"Tidak ada warning (tsunami lanjutan) dari BMKG. Adanya sirine tsunami di Teluk Labuhan, Kecamatan Labuhan, Kabupaten Pandenglang yang tiba-tiba bunyi sendiri bukan dari aktivasi BMKG atau BNPB. Kemungkinan ada kerusakan teknis sehingga bunyi sendiri," papar Sutopo saat dikonfirmasi, Minggu (23/12/2018).

Akibat bunyi sirine tersebut warga pun mengungsi ke shelter pengungsian tsunami.

Tertimbun Puing-puing Kayu Pasca-Tsunami di Banten, Bocah 5 Tahun Selamat

"Banyak warga mengungsi mendengar sirine. Shelter tsunami juga penuh oleh pengungsi," tambah Sutopo.

Diketahui, pada Oktober 2018 lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Serang sempat memastikan unit sirine di Kabupaten Pandeglang tersebut berfungsi dengan baik.

Diwartakan dari RRI.co.id, sirine peringatan tsunami saat ini sudah tidak menjadi tanggung jawab BMKG melainkan dihibahkan ke BPBD Provinsi Banten.

“Dengan panjang pantai lebih dari 100 kilometer, meliputi 11 kecamatan dan 42 desa yang rawan dihantam bencana, Pandeglang hanya mempunyai tiga alat peringatan tsunami. Belum lagi fasilitas shelter tsunami yang hanya terdapat di Labuan," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Kelas I Serang Tarjono.

Selain memasang tiga titik di Pandeglang, BMKG juga telah memasang 49 di unit lainnya seluruh wilayah Indonesia yang rawan bencana tsunami.

Sirene atau remote terminal unit (RTU) itu ada di 18 provinsi yang rawan terjadi bencana tsunami.

Cerita Ifan Seventeen Kehilangan Istri Diterjang Tsunami saat Nanyi Lagu ke-2 di Pantai Anyer

Sebaran sirene tsunami tersebut ada di Provinsi di Aceh 8 unit, Sumatera Barat 6 unit, Sumatera Utara 2 unit, Bengkulu 2 unit, Lampung 2 unit, Gorontalo 2 unit, Sulawesi Utara 2 unit, Sulawesi Tengah 1 unit, Papua 1 unit, Papua Barat 1 unit, Maluku 1 unit, Nusa Tenggara Timur 1 unit, Bali 9 unit, Jawa Timur 4 unit, DI Yogyakarta 2 unit, Jawa Tengah 2 unit, Banten 3 unit, dan Jawa Barat 2 unit.

Dikutip dari Kompas.com, selain untuk keperluan BMKG, sirene juga untuk keperluan BNPB.

Sirene itu merupakan salah satu perangkat pendukung dalam peringatan dini datangnya tsunami di daerah.

Sementara itu, update sementara data korban bencana alam tsunami di Banten dan Lampung Selatan pada Minggu (23/12/2018) pukul 10.00 WIB, 62 orang tercatat meninggal dunia.

Sebanyak 584 orang dinyatakan luka-luka serta 20 orang masih dinyatakan hilang.

Selain itu, kerugian juga tercatat dari ratusan rumah dan bangunan rusak berat.

Hingga saat ini, tim gabungan terus melakukan evakuasi korban disertai bantuan alat berat.

(TribunWow.com/Tiffany Marantika)

Sumber: Kompas.com
Tags:
Tsunami di Banten dan LampungBadan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)Sutopo Purwo Nugroho
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved