Tsunami di Banten dan Lampung
Bukan Gempa Bumi, Humas BNPB Jelaskan Penyebab Tsunami di Banten dan Lampung
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho angkat bicara terkait bencana alam yang melanda beberapa wilayah di Selat Sunda
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho angkat bicara terkait bencana alam yang melanda beberapa wilayah di Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018) sekitar pukul 21.27 WIB.
Sutopo Purwo Nugroho dalam press release membenarkan bahwa bencana yang melanda wilayah pantai di Selat Sunda merupakan tsunami.
Tsunami tersebut bukan akibat dari gempa bumi, melainkan adanya aktivitas tektonik.
Tsunami dimungkinkan akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
• Tsunami di Banten, Jalan Raya Serang-Pandeglang Terputus
Selain itu, pada saat yang bersamaan terjadi gelombang pasang akibat pengaruh bulan purnama.
Sehingga, terdapat kombinasi fenomena alam, yakni tsunami dan gelombang pasang.
Menurut keterangan Sutopo, Badan Geologi mendeteksi adanya erupsi Gunung Anak Krakatau pada pukul 21.30 WIB.
Erupsi itu menyebabkan peralatan seismograf setempat rusak.
• Tsunami di Pantai Anyer Banten, Tercatat 20 Korban Meninggal Dunia
Di sisi lain, seismik Stasiun Sertung berhasil merekam adanya getaran tremor yang masif.
Namun, dari semua getaran tersebut tidak ditemukan adanya getaran dengan frekuensi tinggi yang mencurigakan.
Longsornya material sedimen di sekitar Anak Gunung Krakatau di di bawah lautlah yang dimungkinkan menjadi pemicu tsunami.
Sutopo menjelaskan bahwa saat ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah berada di lokasi bencana mendampingi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
• Video Sejumlah Mobil Diterjang Ombak Pantai Anyer, Warga Panik, BNPB: Bukan Tsunami
Bupati Pandeglang, Hj. Irna Narulita, S.E., M.M saat ini juga telah berkoordinasi dengan Kepala BNPB, Laksamana Muda TNI (Purn.) Willem Rampangilei, untuk penanganan darurat.
Sutopo menghimbau, agar masyarakat tetap tenang dan melarang aktivitas di pantai Selat Sunda untuk sementara waktu.
Saat ini, BMKG dan Badan Geologi tengah melakukan penelitian lebih lanjut.