Kaleidoskop 2018
7 Tokoh Indonesia yang Sering Dibicarakan Selama 2018, dari Ratna Sarumpaet hingga Mahfud MD
Berikut sejumlah nama tokoh di Indonesia yang menjadi bahan pembicaraan dan cukup menyita perhatian publik selama tahun 2018.
Penulis: Vintoko
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Sejumlah nama tokoh di Indonesia menjadi bahan pembicaraan dan cukup menyita perhatian publik selama tahun 2018.
Beberapa tokoh itu menjadi banyak dibicirakan karena di antaranya terkait kasus tertentu hingga pernyataan yang kontroversial.
Berikut sederet tokoh viral sepanjang tahun 2018 versi TribunWow.com:
• Deretan Artis Pendatang Baru yang Bersinar Selama 2018, dari Amanda Rawles hingga Nissa Sabyan
Aktivis Ratna Sarumpaet menjadi nama tokoh yang paling sering dibicarakan saat dirinya menyebarkan berita kebohongan.
Berita kebohongan yang dimaksud adalah Ratna Sarumpaet mengaku dianiaya yang menyebabkan wajahnya babak belur di Bandara Husein Sastranegara, Bandung.
Bahkan sejumlah tokoh membela Ratna Sarumpaet atas 'penganiayaan' yang diterimanya.
Namun, Ratna pun kemudian meminta maaf kepada publik atas kebohongan yang ia lontarkan.
Sejak saat itu, Ratna Sarumpaet harus mempertanggungjawabkan berita bohongnya dengan menjalani proses hukum yang berlaku.
Ratna Sarumpaet ditahan di Rutan Polda Metro Jaya, sejak Jumat (5/10/2018).
"Setelah dilakukan pemeriksaan kemudian kita temukan alat bukti petunjuk yaitu keterangan saksi, tersangka, penyidik setelah melakukan penangkapan dan mulai malam ini penyidik melakukan penahanan (Ratna)," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, di Mapolda Metro Jaya, Jumat (5/10/2018), dikutip dari Kompas.com.
Beberapa orang pun diperiksa terkait aksi Ratna Sarumpaet itu.
Sementara itu, kasus ini juga turut menyeret sejumlah nama kondang, seperti Prabowo Subianto, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, hingga para politisi lainnya.
Hal itu lantaran mereka turut menanggapi dan mengatakan jika Ratna Sarumpaet dianiaya hingga babak belur.
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com Ratna disangkakan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dan Pasal 28 jo Pasal 45 Undang-Undang ITE terkait penyebaran hoaks penganiayaan.
Atas kasus tersebut, Ratna terancam 10 tahun penjara.
2. Rocky Gerung
Nama pengamat politik sekaligus akademisi, Rocky Gerung sempat menjadi pembicaraan soal pernyataan kontroversialnya, Kitab Suci itu Fiksi.
Pernyataan kontroversial itu disampaikan saat menjadi narasumber dalam acara Indonesia Lawyers Club tvOne, Selasa (10/4/2018).
Dirinya mengatakan bahwa kitab suci adalah hal yang fiksi, namun berbeda dengan fiktif.
Hal ini lantaran menurut Rocky Gerung, kata fiksi dianggap negatif karena dibebani oleh kebohongan, sehingga fiksi itu selalu dimaknai dengan kebohongan.
"Fiksi adalah energi yang dihubungkan dengan telos, dan itu sifatnya fiksi. Dan itu baik. Fiksi adalah fiction, dan itu berbeda dengan fiktif," ujarnya.
Atas pernyataan itu, Rocky Gerung juga sempat dilaporkan atas dugaan tindak pidana penistaan agama.
3. Mahfud MD
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD menjadi tokoh yang banyak dibicarakan terutama saat pemilihan calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo.
Banyak yang mengkaitkan nama Mahfud MD menjadi cawapres pendamping Jokowi di Pilpres 2019.
Namun, pada akhirnya Jokowi memilih Ma'ruf Amin sebagai cawapres.
Hal itulah yang membuat nama Mahfud MD banyak dibicarakan waktu itu.
Satu di antaranya, Mahfud MD pernah mengungkapkan kronologi saat dirinya sempat dipilih menjadi cawapres Jokowi hingga berbagai polemiknya.
• 8 Poin Pernyataan Mahfud MD di ILC Pasca Batal Jadi Cawapres Jokowi
Hal itu disampaikan Mahfud MD saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club tvOne yang tayang pada Selasa (14/8/2018).
Pada intinya, Mahfud MD mengaku tidak kecewa saat dirinya batal menjadi cawapres Jokowi, namun hanya kaget.
Dirinya waktu itu hanya berkeinginan untuk membantu Jokowi di pemerintahan, yakni melalui Badan Pengembangan Ideologi Pancasila (BPIP).
Simak pengakuan Mahfud MD melalui video di bawah ini:
4. Ustaz Abdul Somad
Nama Ustaz Abdul Somad (UAS) juga banyak dibicarakan terutama sebelum pemilihan calon wakil presiden Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
UAS banyak dikaitkan menjadi pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
Hal itu tidak terlepas dari Ijtima Ulama yang waktu itu merekomendasikan beberapa nama tokoh cawapres, di antaranya adalah Ustaz Abdul Somad dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri.
"Peserta Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional sepakat untuk merekomendasikan Prabowo Subianto-Al Habib Salim Segaf Al-Jufri dan Prabowo Subianto-Ustaz Abdul Somad Batubara sebagai calon presiden dan calon wakil presiden," ujar Ketua Umum GNPF, Yusuf Martak, di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Minggu, (29/7/2018), dikutip dari Tribunnews.
Pada waktu itu, Ustaz Abdul Somad mengaku, dirinya ingin terus berada di jalan dakwah.
Hingga pada akhirnya, Sandiaga Uno yang terpilih menjadi cawapres Prabowo Subianto.

Unggahan Ustaz Abdul Somad (Capture Instagram)
5. Habib Rizieq Shihab

Rizieq Shihab - Pimpinan Front Pembela Islam (Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan)
Nama pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) juga sempat dibicarakan.
Pasalnya, Rizieq Shihab sempat diperiksa aparat keamanan Arab Saudi terkait laporan warga negara Saudi.
Laporan itu berkaitan bendera hitam yang terpasang di bagian belakang rumah rumah Rizieq Shihab pada Senin (5/11/2018).
Diketahui, Arab Saudi melarang segala bentuk jargon, label, atribut, bendera, dan lambang apa pun yang mengarah pada ekstrimisme.
Pimpinan FPI tersebut diperiksa aparat keamanan Arab Saudi hingga 24 jam.
Rizieq Shihab pun angkat bicara soal kabar penangkapannya di Arab Saudi terkait pemasangan bendera hitam.
Pernyataan tersebut direkam dan diunggah lewat akun YouTube Front TV, Jumat (9/11/2018).
Habib Rizieq Shihab mengaku perlu memberikan pernyataan resmi agar tidak ada informasi terkait dirinya yang dipelintir dan simpang-siur.
• Video Pernyataan Resmi Rizieq Shihab: Saya Ditangkap, Ditahan, Disergap, Digeledah, Itu Semua Bohong
6. Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) (Tribunnews)
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok menjadi tokoh yang sering dibicarakan walaupun masih menjalani hukuman di Mako Brimob.
Sejumlah kabar tentang Ahok menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan.
Sebut saja seperti kabar tentang pernikahan Ahok dengan seorang mantan anggota polisi wanita berinisial Bripda PND.
Dikutip dari Tribun Bogor, Bripda PND disebut-sebut merupakan mantan ajudan Veronika Tan, mantan istri Ahok.
Tak hanya itu, Ahok juga dikabarkan ingin bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Dikutip dari Warta Kota, Djarot Saiful Hidayat membeberkan percakapannya dengan Ahok.
Djarot menuturkan, keinginan Ahok untuk masuk ke partai banteng bermoncong putih itu.
Menurut keterangan Djarot, Ahok mengatakan bahwa ada partai lain yang merayunya untuk bergabung.
"Kemarin, saya ketemu Pak Ahok. Cerita di situ, dia dirayu oleh partai tertentu untuk masuk," ungkap Djarot, Jumat (14/12/2018).
7. Grace Natalie

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie saat memberikan pidato sambutan di HUT PSI ke-4 di ICE BSD, Tangerang, Minggu (11/11/2018). (Tribunnews.com/ Chaerul Umam)
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie menjadi satu di antara tokoh yang sering dibicarakan akhir-akhir ini.
Pasalnya, pada acara ulang tahun PSI, Grace Natalie mengatakan, partainya tidak akan pernah mendukung peraturan daerah (perda) yang berlandaskan agama, termasuk Perda Syariah.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam peringatan ulang tahun keempat partainya di ICE BSD, Tangerang, Minggu (11/11/2018).
Ia juga mencontohkan perda tersebut seperti perda Syariah maupun perda Injil.
"PSI akan mencegah lahirnya ketidakadilan, diskriminasi, dan seluruh tindakan intoleransi di negeri ini. PSI tidak akan pernah mendukung perda-perda Injil atau perda-perda syariah," katanya.
Terbaru, Grace Natalie juga berjanji memperjuangkan larangan poligami bagi pejabat publik hingga aparatur sipil negara apabila PSI lolos parlemen.
Dikutip Kompas.com, hal itu disampaikannya saat pidato politik bertemakan “Keadilan untuk Semua, Keadilan untuk Perempuan Indonesia” di Acara Festival 11 PSI di Jatim Expo, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Selasa (11/12/2018).
"Jika kelak lolos di parlemen, langkah yang akan kami lakukan adalah memperjuangkan diberlakukannya larangan poligami bagi pejabat publik di eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta Aparatur Sipil Negara," kata Grace, Selasa malam.
"Kami akan memperjuangkan revisi atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, yang memperbolehkan poligami," tambah Grace.
(TribunWow.com/ Rekarinta Vintoko)