Kabar Tokoh
Sama-Sama Berkunjung ke Rutan, Ace Hasan dan Djarot Beberkan Percakapannya dengan Ahok
Sejumlah tokoh mengaku mengunjungi Ahok si Rutan Salemba cabang Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kini sedang menjalani hukuman dua tahun penjara sejak 9 Mei 2017, atas kasus penistaan agama.
Sejumlah tokoh mengaku mengunjungi Ahok si Rutan Salemba cabang Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Yakni Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi) Ace Hasan Syadzily, dikutip TribunWow.com dari WartaKotaLive.
Ace mengungkapkan pada pertemuannya dengan Ahok, belum ada pembahasan mengenai Ahok akan bergabung dengan TKN.
"Sejauh ini, belum ada pembahasan," ujar Ace Hasan Syadzily di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2018).
Ace menuturkan baru kali ini mengunjungi Ahok.

• Djarot: Ahok Dirayu Partai Tertentu, tapi Hanya Ingin Masuk PDIP jika Kembali Berpolitik
Pada pertemuannya, Ace mengaku Ahok belum ingin membicarakan mengenai urusan politik.
Ahok mengaku kepada Ace ingin menikmati hidup seusai mendekam di penjara selama dua tahun.
"Kalau saya keluar saya menikmati hidup," ujar Ace menirukan ucapan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
"Karena beliau merasa bahwa ingin menikmati hidup sebagai halnya manusia biasa, setelah ditahan dua tahun," tutur Ace.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Djarot Saiful Hidayat, yang mengatakan keinginan Ahok jika masuk dalam dunia politik, dikutip TribunWow.com dari Kompas TV.
Hal itu dikatakan Djarot saat cara Safari Politik Kebangsaan jilid III PDIP di aula Hotel Wings, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (14/12/2018).
Djarot mengatakan, jika terjun di dunia politik, Ahok ingin masuk ke dalam PDIP.
"Dia tegaskan kalau dia mau masuk politik lagi, pasti yang dipilih PDI Perjuangan," ujar Djarot.
Djarot juga menuturkan alasan keinginan Ahok memilih PDIP.
"Kenapa, karena ideologinya pancasila dan PDI Perjuangan partai yang nasionalis betul.
Yang tidak menggencar-gencarkan dari sisi etnis, agama dan sebagainya. Yang kedua PDI Perjuangan mempunyai infrastruktur yang jelas, " ungkap Dajrot menuturkan alasan Ahok.
Djarot juga menuturkan meski ingin masuk ke dalam partai PDIP, namun Ahok mengaku tidak mau menjadi pengurus.
• Video Penampilan Terbaru Ahok saat Ucapkan Terima Kasih untuk Para Pembaca Bukunya
"Makanya dia ingin menjadi anggota yang biasa saja. Sehingga saya siap untuk menerima perintah atau mematuhi aturan dasar dan aturan partai."
"Saya tidak mau jadi pengurus, jadi anggota biasa saja, supaya saya bisa membantu pemikiran, dan membantu kader partai di tingkat ranting dan PAC (Pengurus Anak Cabang)," ucap Djarot Saiful Hidayat kembali meniru ucapan Ahok, dikutip TribunWow.com dari WartaKotaLive.com.
Dijelaskan oleh Djarot, hal ini lantaran sebagai pengurus partai yang mengisi jabatan di struktur eksekutif dan legislatif, sering lupa membantu kader yang kesulitan.
Sehingga, Ahok ingin membantu kader PDIP yang tengah kesulitan, seperti merealisasikan program bedah rumah.
"Ngobrol sama Pak Ahok, kita cari yayasan biar bisa bantu mereka. Supaya anggota DPRD melek, perlu ada bedah rumah untuk membangun rumah-rumah kumuh, supaya menjadi rumah yang sehat," tutur Djarot Saiful Hidayat.

Kapan Ahok bebas?
Ahok dipastikan akan bebas secara murni pada 24 Januari 2019.
Hal itu berdasarkan penuturan Adik kandung Ahok, Fifi Lety Indra, pada akun Instagram-nya, @fifiletytjahajapurnama, Selasa (11/12/2018).
Fifi menuliskan Ahok akan bebas pada 24 Januari setelah mendapatkan remisi pada hari raya Natal 2018.
"Sejak kemarin sampai sore ini kembali byk pertanyaan dari teman2 Wartawan dan org2 Yg care soal berita #Ahokbebas murni 24 Januari?
Iya...Ini memang hitungan resmi setelah dapat remisi natal 25 December ini,"tulis Fifi.
Fifi juga meminta doa yang terbaik.
"Kita doa kan saja ya semua Yg terbaik, pada akhirnya kita semua anak bangsa punya hak dan kewajiban Yg sama utk bisa memberikan Yg terbaik utk Indonesia dengan cara masing-masing," tulis Fifi.
Sementara itu, dikutip dari WartaKotaLive, Kepala Bagian Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Ade Kusmanto, mengatakan total pemotongan masa tahanan Ahok menjadi 3 bulan 15 hari dengan tambahan remisi Natal 2018.
"Total remisi didapat 3 bulan 15 hari. Jika diperhitungkan sejak tanggal penahanan 9 Mei 2017, maka diperkirakan akan bebas pada bulan Januari 2019," ujar Ade melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (10/12/2018).
Namun Ade menyampaikan , tanggal kebebasan Ahok masih diperkirakan mengingat surat keputusan (SK) Kemenkumham soal usulan remisi Natal 2018 baru akan terbit pada 25 Desember 2018.
Namun, dia menyebut remisi satu bulan untuk Ahok pada Natal 2018 telah diperhitungkan.
• Ahok Dikabarkan Masuk PDIP, Fadli Zon dan Peneliti LSI Tak Satu Pendapat soal Pengaruhnya di Pilpres
"Diperkirakan seperti itu (bebas pada 24 Januari 2019), karena belum ada SK Kemenkumham, (SK) akan keluar tanggal 25 Desember 2018. Menurut perhitungan, (Ahok) mendapat (remisi) satu bulan," kata Ade.
Potongan masa tahanan pada Natal 2018 merupakan remisi ketiga yang diperoleh Ahok.
Ahok sebelumnya mendapat remisi Natal 2017 selama 15 hari dan remisi pada 17 Agustus 2018 selama dua bulan. (TribunWow.com)