Pilpres 2019
Timses Jokowi-Maruf Akui Senang Markas Prabowo-Sandi Pindah ke Jateng, Ferdinand Hutahaean Tertawa
Ferdinand Hutahaean tampak tertawa saat mendengar pernyataan Deddy Sitorus saat menjadi narasumber dalam acara 'Mencari Pemimpin' di Kompas TV.
Penulis: Vintoko
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean tampak tertawa saat mendengar pernyataan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin, Deddy Sitorus.
Hal itu tampak saat keduanya menjadi narasumber dalam acara 'Mencari Pemimpin: Merebut Kandang Lawan' di Kompas TV , pada Jumat (14/12/2018).
Dalam diskusi malam itu membahas terkait tim sukses Prabowo-Subianto yang berencana memindahkan markasnya ke Jawa Tengah.
• Alasan Mahfud MD Urungkan Usulannya ke Jokowi untuk Beli Mobil Masjid Buatan Jepang
Lantas, pembawa acara menanyangkan data Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2018 di Jawa Tengah.
Dalam tayangan itu, tampak perolehan suara kedua pasangan yang berlaga di Pilpres 2014, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Jokowi-Jusuf Kalla (JK).
Pasangan Prabowo-Hatta mendapat sebanyak 6.485.720 suara atau 33,35 persen, sementara pasangan Jokowi-JK mendapat 12.959.540 suara atau 66,65 persen suara di Jawa Tengah.
Selain itu, tampak juga hasil dari Pilgub Jateng 2018 dengan pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin dan Sudirman Said-Ida Fauziyah.
Pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin mendapat 10.362.694 suara atau 58,78 persen sementara Sudirman Said-Ida mendapat 7.267.993 suara atau 41,22 persen.
Saat ditanya selisih yang tidak terlalu jauh antara perolehan Ganjar Pranowo-Taj Yasin dengan Sudirman Said-Ida, Deddy Sitorus mengaku jika itu adalah pengaruh dari Ida Fauziyah dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
• Elektabilitas Jokowi-Maruf Turun, PARA Syndicate Singgung Politik Genderuwo dan Sontoloyo
Di sisi lain, Deddy Sitorus pun merasa bersyukur jika kubu oposisi benar-benar mewujudkan rencananya pindah markas ke Jawa Tengah.
"Ya itu jauh panggang dari api kalau menurut saya. Terus terang pertama saya mau bilang begini, kami akan sangat berbahagia kalau yang namanya tim sebelah itu mau fokus ke Jawa Tengah, karena itu akan merapatkan banteng, kita seneng," kata Deddy Sitorus.
Mendengar pernyataan itu, Ferdinand Hutahaean tampak tertawa.

Ferdinand Hutahaean (kiri) dan Deddy Sitorus (kanan). (Capture/YouTube Kompas TV)
• Perwakilan Ratusan Komunitas Ojek Online Deklarasi Dukung Prabowo-Sandi
"Jadi justru makin membuat temen-temen di lapangan bangun. Saya sangat bersyukur kalau bener-bener pindah kesana (Jawa Tengah), kita pantengin,"
"Kalau soal Pilgub, saya kira jauh panggang dari apa, karena waktu itu efek PKB efek, Ida Fauziyah," ujar Deddy Sitorus.
"Sekali lagi mari kita lihat nanti raket ngomong apa, jadi kalau survei mereka yang kita pakai, kita akan pusing sendiri," tandas dia.
Simak video selengkapnya di bawah ini:
• Alasan Mahfud MD Urungkan Usulannya ke Jokowi untuk Beli Mobil Masjid Buatan Jepang
Sebelumnya diberitakan Kompas.com, Direktur Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said, mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan untuk memindahkan markas perjuangan Sandiaga ke Jawa Tengah.
Dengan demikian, kata Sudirman, Sandiaga akan lebih mudah mengatur strategi pemenangan pada sisa masa kampanye.
"Yang sedang dipertimbangkan pindah adalah markas perjuangan Mas Sandi Uno sebagai cawapres," ujar Sudirman.
"Dengan begitu, Mas Sandi akan mengatur strategi pemenangan pasangan calon nomor 02 dari Jawa Tengah dalam bulan-bulan penting menuju hari H Pilpres 2019," tuturnya.
Sementara itu, Juru bicara BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Suhud Alynudin, menjelaskan alasan pemindahan markas perjuangan calon wakil presiden Sandiaga Uno ke Jawa Tengah.
• Dukung Jokowi di Pilpres 2019, La Nyalla: Tidak Usah Ngomongin Pak Prabowo Lagi
Menurutnya, BPN mengamati terdapat pergeseran-pergeseran suara dalam Pilpres 2019 ini lewat survei dari beberapa lembaga dan juga internal yang dijadikan acuan.
Dalam survei-survei itu, kata Suhud, jumlah dukungan untuk petahana yaitu Jokowi-Ma'ruf berada di bawah 50 persen.
"Sementara Prabowo-Sandiaga itu bergerak, terus membuntuti. Selisihnya itu sekitar 6-7 persen," kata Suhud, Kamis (13/12/2018) dikutip dari Kompas.com.(TribunWow.com/ Rekarinta Vintoko)