Breaking News:

Kabar Tokoh

Soal Isi Ceramah Habib Bahar, TGB Zainul Majdi: Sampaikan Nasihat yang Baik, Bukan dengan Menghujat

Menurut TGB, bila seorang penceramah menyampaikan nasihatnya tidak dengan cara yang baik bisa berujung pada penciptaan fitnah di tengah masyarakat.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Wulan Kurnia Putri
Tribunnews/Jeprima
TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) saat menggelar konferensi pers terkait pemberitaan Majalah Tempo di kawasan Pakubuwono, Jakarta Selatan, Rabu (19/9/2018). TGB akan melayangkan somasi kepada majalah Tempo atas pemberitaan tentang dirinya pada edisi 17 dan 18 September 2018. 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Gubernur NTB, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi memberikan tanggapan soal isi ceramah Habib Bahar bin Smith.

Dilansir TribunWow.com dari Tribunnews.com, Menurut TGB, bila seorang penceramah menyampaikan nasihatnya tidak dengan cara yang baik bisa berakibat kontraproduktif dan berujung pada penciptaan fitnah di tengah masyarakat.

TGB mengatakan, sebagai seorang tokoh masyarakat dan dai, sudah selayaknya mereka yang termasuk didalamnya menampilkan nilai dan keadaban islam yang sesungguhnya dalam menyampaikan isi ceramah.

Apalagi jika penyampaiannya itu dilakukan di hadapan publik.

"Saya pikir kita, siapapun, apalagi sebagai tokoh umat, kita berusaha semaksimal mungkin untuk menghadirkan keadaban islam, yang baik di ruang publik, keadaban islam itu termasuk diantaranya pola interaksi kita jauhkan diri dari saling menghujat, mengumpat. Apalagi sesama anak bangsa, termasuk kepada pemimpin-pemimpin kita," terang TGB saat ditemui di Gedung PBNU, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (6/12/2018).

Berdebat Sengit di Depan Layar, Inilah Percakapan antara Habib Bahar dan Ali Ngabalin saat Jeda

Lebih lanjut, TGB mengatakan jika ceramah habib Bahar tidak mencerminkan nilai dan keadaban islam.

TGB berpendapat, isi ceramah atau nasihat yang disampaikan, dalam konteks keadaban islam harusnya memiliki tutur bahasa menyejukkan, dan bukan sebaliknya.

"Keadaban Islam itu mengharuskan kita untuk menyampaikan nasihat yang baik bukan dengan mengujat," katanya.

TGB memaparkan, saat memberikan nasihat, tutur kata yang santun dari seorang penceramah adalah hal yang wajib dalam beragama.

Hal ini juga termasuk bila penyampaikan itu bertujuan untuk memberikan kritik.

TGB juga menjelaskan jika saat berdakwah, Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan untuk memberikan nasihat dengan cara mengumpat di atas podium.

"Apakah bernasihat dengan mengumpat di podium itu cara yang diberikan tuntunannya oleh Nabi Muhammad SAW, saya pikir tidak seperti itu," paparnya.

TGB mengatakan, selain harus bertutur kata baik, seorang penceramah juga harus menggunakan cara yang baik dalam menyampaikan nasihatnya.

"Jadi bernasihat itu harus dengan cara yang baik, tidak hanya substansinya baik, tapi caranya pun harus baik," kata dia.

Diberitakan TribunWow.com,  pada 28 November 2018, video ceramah Habib Bahar viral di media sosial.

Di tengah proses pilpres 2019 yang sedang panas, Bahar berkata bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang adalah kader PDIP, sebagai pengkhianat bangsa, negara, dan rakyat.

Ia juga menyebut Jokowi sebagai banci dalam video yang viral tersebut.

"Kalau ketemu Jokowi kamu buka celananya, jangan-jangan haid Jokowi itu, seperti banci," ucap Bahar dalam video tersebut.

Tidak Mau Meminta Maaf ke Jokowi, Habib Bahar: Lebih Baik Saya Busuk di Dalam Penjara

Atas pernyataannya itu, Habib Bahar pun dilaporkan ke pihak kepolisian.

Mengutip acara Apa Kabar Indonesia Malam tvOne yang diunggah di YouTube, Kamis (29/11/2018), Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis memberikan komentar terkait pelaporan Habib Bahar bin Smith ke polisi.

Cholil Nafis mengimbau semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu saat di tahun politik seperti ini.

"Tahun politik seperti sekarang, memang kita untuk menyampaikan sesuatu lebih berhati-hati. Ketika menyinggung perasaan, persoalan politik itu acapkali menjadi letupan karena akan mengurangi elektabilitas dari kelompok tertentu," ujar Cholil Nafis.

"Bahkan sekarang ini, kalau kita tidak mendukung kelompok tertentu, dianggap kelompok sebelah kita ini, jadi memang sekarang menjadi di tengah agak sulit, di tahun politik kita harus lebih berhati-hati," kata dia menambahkan.

Oleh karena itu dirinya mengimbau kepada penceramah untuk selalu mengikuti pedoman yang telah dikeluarkan oleh MUI.

"Bagaimana kita mendidik umat, bagaimana kita mengayomi umat. Sehingga kadang-kadang dalam keadaan umat seperti sekarang kadang-kadang banyak yang baper juga. Jadi meskipun tidak terlalu kasar tapi dipandangnya kasar," tutur Cholil Nafis.

"Saya pikir di tahun politik hanya dua orang yang tidak bisa dinasihati, satu sedang jatuh cinta, yang kedua jadi tim sukses."

Saat ditanya pembawa acara terkait isi ceramah yang disampaikan Habib Bahar bin Smith, Cholil Nafis menilai ceramah itu kurang elok.

"Secara pribadi menilainya kurang elok, karena menyebut person (orang) menyampaikan tentang person, itu kalau style saya, style orang kan beda-beda,

"Dilihat dari kacamata keislaman kita tidak mungkin mengajak orang dakwah itu dengan kekerasan dengan dimaki, dengan direndahkan," kata Cholil Nafis.

Menurutnya, jika seseorang ingin menyampaikan kritik sebaiknya lebih kepada kebijakan bukan kepada individu.

"Oleh karena itu, kalau kita mau melakukan kritik itu bukan kritik individu, tapi kebijakannya dan orientasinya solusi," bebernya.

Cholil Nafis mengaku setuju jika persoalan itu dibawa ke ranah hukum, pasalnya menurutnya hukum bisa menjadi penengah.

"Saya setuju ketika hal yang tidak disetujui itu kembali pada hukum. Sehingga hukum menjadi penengah. Kalau (menggunakan) rasa dan adat akan menjadi kacau," tandas dia.

Simak video selengkapnya di bawah ini:

(*)

Tags:
Pajero SportMitsubishiViral Thread
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved