Pilpres 2019
Ferdinand Menunduk dan Pegang Jidat Dengar Omongan Kapitra Ampera soal Atribut Kelompok Paslon
Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean tampak tertunduk dan tertawa saat mendengar pernyataan politisi PDIP Kapitra Ampera.
Penulis: Vintoko
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean tampak tertunduk dan tertawa saat mendengar pernyataan politisi PDIP Kapitra Ampera.
Hal itu tampak dari acara Mata Najwa dengan tema 'Barisan Para Mantan'yang diunggah di YouTube Najwa Shihab, Rabu (5/12/2018).
Awalnya, pembawa acara Najwa Shihab menanyakan kepada Kapitra Ampera soal rencana aksi 'tandingan' Reuni Akbar 212.
• Ferdinand Hutahaean Tertawakan Kapitra Ampera yang Mengaku Mau Bicara Mewakili Jokowi di Reuni 212
"Anda kan sempet mau bikin aksi tandingan Bang?" kata Najwa Shihab.
Menanggapi hal itu, Kapitra Ampera mengaku tidak ingin membuat aksi tandingan, melainkan ingin membuat acara Reuni Akbar 212 lebih berwarna.
"Saya tidak membikin aksi tandingan, saya ingin membuat 212 dalam warna yang beda, kontempelasi 212.
"Artinya begini, kita ingin melepaskan seluruh pikiran dan hati kita ke dalam dimensi politik, karena hari-hati kita habis bicara politik," ujar Kapitra Ampera.
Lebih lanjut, dirinya menyayangkan kata-kata yang tidak seharusnya keluar seperti, kata kecebong dan kampret di Pilpres 2019.
"Sehingga coba bayangkan bangsa yang beradab dan agamis begini keluar dua kata menandai, memberi atribut di dua kelompok paslon, satu kec*b*ng satu k*mpr*t," jelas Kapitra Ampera.
Mendengar pernyataan itu, Ferdinand Hutahaean tampak tertunduk dan memegang jidat sembari tertawa.

Ferdinand Hutahaean (kiri) tampak tertunduk dan tertawa saat mendengar pernyataan Kapitra Ampera. (YouTube/Najwa Shihab)
"Ini dua-duanya binatang ini tidak pernah menjadi budaya kita. Makanya saya ingin membuat kontempelasi untuk mengevaluasi ini semua," lanjut Kapitra Ampera.
"Kenapa tidak jadi akhirnya kontempelasi itu," tanya Najwa Shihab.
"Ini kan tentu, karena saya memakai jalan dan polisi meminta saya mengundurkan," jawab Kapitra Ampera.
"Jadi karena tidak dapat izin polisi? Kalau dapat izin akan ada aksi tandingan?" tanya Najwa Shihab lagi.
"Bukan aksi tandingan tapi warna yang beda, tidak bicara politik," tandas Kapitra Ampera.
Lihat video selengkapnya di bawah ini:
Sebelumnya, Ferdinand Hutahaean juga tampak menertawakan pernyataan Kapitra Ampera.
Awalnya, Kapitra Ampera mengungkapkan ketidakhadirannya di acara Reuni Akbar 212 yang diselenggarakan di Monas, Minggu (2/12/2018).
Diketahui Kapitra Ampera merupakan alumni Aksi Bela Islam 212 tahun 2016.
Kapitra Ampera menyebut, jika dirinya datang, maka harus diberi panggung untuk berbicara.
"Saya bilang sama ketuanya kalau datang saya harus panggung dong, 'Ya masak abang manggung, ribut nanti orang' katanya. Ya sudah saya tidak datang," ujar Kapitra Ampera.
• Satu Studio Mata Najwa Tertawa hingga Bersorak saat Yunarto Wijaya Singgung Ferdinand Hutahaean
"Oh kalau datang Anda maunya bicara?," tanya Najwa Shihab selaku pembawa acara.
"Oh iya dong," timpal Kapitra Ampera.
Najwa Shihab lantas menanyakan apa yang ingin dikatakan Kapitra Ampera di acara Reuni Akbar 212 tersebut jika datang.
Menjawab hal tersebut, Kapitra Ampera mengaku ingin berbicara mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak diundang.
"Saya bilang mau mewakili Pak Jokowi, karena Pak Jokowi tidak diundang, orang yang bukan alumni diundang, biar adil kan," ungkap Kapitra Ampera.
Mendapat pernyataan seperti itu, Najwa Shihab kemudian bertanya tentang siapa orang yang bukan alumni tapi diundang dalam Reuni 212.
"Prabowo, dia bukan alumni dan dia bicara lagi, sementara Jokowi alumni, dan waktu itu bicara. Jadi kalau diundang saya akan bicara atas nama Pak Jokowi," ujar Kapitra Ampera.
Mendanggapi hal itu, Ferdinand Hutahaean pun langsung tertawa dan mengatakan, "Wiih, keren Bang Kapitra (bicara) atas nama Pak Jokowi."
"Dan waktu itu, panitia mengatakan tidak memberikan kesempatan Anda berbicara?," sahut Najwa Shihab.
Menanggapi hal itu, Kapitra Ampera mengatakan ada opini-opini yang mencoba untuk dibangun.
• Prabowo-Jokowi akan Hadir hingga Maruf-Sandiaga Bakal Sepanggung Jadi Pembicara di Silaknas ICMI
"Pertama kan begini, ada opini dibangun bahwa Pak Jokowi mau diundang, sedangkan undangan itu tidak disampaikan," kata Kapitra Ampera.
"Pak Jokowi juga tidak tahu akan diundang atau tidak."
"Habis itu tidak diundang dengan alasan yang sangat subjektif dan tendesius," imbuhnya.
"Apa itu?," tanya Najwa.
"Yaang Pak Jokowi tidak mencintai alumni, yah... ada beberapa poin lah ya," jawab Kapitra Ampera.
Lebih lanjut, Kapitra Ampera menyebut jika Reuni Akbar 212 kali ini dipolitisasi.
"Kemarin itu jelas, didominasi oleh politik, karena sudah ada dari seluruh panitia itu telah tergabung dalam GNPF yang ijtimanya mendukung Prabowo," ungkap Kapitra Ampera.
"Sekarang targetnya memberikan ruang konsolidasi memenangkan Prabowo-Sandi."
Sementara itu, Ferdinand Hutahaean memberikan tanggapan yang berbeda.
Baginya, aksi Reuni 212 bukanlah gerakan politik, melainkan gerakan moral.
(TribunWow.com/ Rekarinta Vintoko)