Breaking News:

Pilpres 2019

Diperiksa terkait Kasus 'Tampang Boyolali' Prabowo, Saksi: Sebagai Warga Boyolali Saya Terhina

Bawaslu melakukan pemeriksaan kepada pelapor dan juga saksi terkait kasus dugaan penghinaan yang dilakukan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto.

Penulis: muhammad syaifudin bachtiar
Editor: Lailatun Niqmah
Harian Warta Kota/henry lopulalan
Foto ilustrasi Bawaslu 

TRIBUNWOW.COM - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) melakukan pemeriksaan kepada pelapor dan juga saksi terkait kasus dugaan penghinaan yang dilakukan oleh calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.

Pemeriksaan dilakukan kepada pelapor yaitu Ketua Presidium Barisan Advokat Indonesia (BADI), Andi Syafrani terkait pelaporan yang dilakukan oleh dirinya.

Andi Syafrani saat diperiksa mengaku mengungkapkan poin-poin yang menjadi laporan dan fakta yang diketahuinya tentang pernyataan 'Tampang Boyolali' oleh Prabowo Subianto.

Pemeriksaan tersebut dilaksanakan di kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Jumat (16/11/2018).

"Sebagai pelapor saya dikonfirmasi tentang poin-poin yang saya laporkan, terutama faktanya, bagaimana saya mengetahui (ucapan " tampang Boyolali")," ucap Andi dilansir dari Kompas.com.

Ia menduga Prabowo Subianto melanggar Pasal 280 ayat 1 huruf c dan Pasal 521 Undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang pemilu yang mengatur tentang larangan peserta atau tim kampanye melakukan kampanye yang berisi penghinaan terhadap seseorang, golongan, agama, ras, dan peserta pemilu lainnya.

Datangi Rumah Ahmad Dhani, Polda Jatim Sita Akun Instagram sebagai Barang Bukti

Dalam hal ini ia menilai Prabowo melakukan pelanggaran dengan menyinggung golongan.

Ia juga berharap Bawaslu dapat memproses kasus ini secara adil dan objektif.

"Kami tentu berharap Bawaslu bisa melalui Gakkumdu (Penegakan Hukum Terpadu) bisa memproses ini objektif dan memutuskan secara objektif sehingga harapannya kalau laporan ini bisa berlanjut terus," tutupnya.

Selain melakukan pemeriksaan kepada pelapor, Bawaslu juga memeriksa saksi lainnya yaitu tiga orang warga Boyolali.

Ketiga saksi yaitu Sumarno, Tri Haryanto, Kani Nurokhman merupakan saksi yang dibawa oleh pelapor.

Ketiga saksi mengaku dimintai keterangan mengenai kronologi pernyataan 'Tampang Boyolali' mulai dari awal acara hingga akhir.

"Ditanya tentang awal mula Pak Prabowo datang terus acaranya sampai selesai," ucap Sumarno.

Pakar Hukum Sebut Pernyataan Grace Natalie Tidak Tergolong Penodaan Agama

Sementara itu, saksi lainnya Kani Nurokhman yang mengaku hadir dalam pertemuan antara Prabowo dengan tim pemenangannya di Boyolali juga dimintai keterangan.

Ia menceritakan peristiwa tersebut berdasarkan pada apa yang ia ketahui saat itu.

Selain itu Kani juga mengaku tersinggung dengan pernyataan 'Tampang Boyolali' yang diucapkan oleh Prabowo.

"Yang saya tahu Pak Prabowo Subianto pidatonya, kalau Jakarta itu banyak hotel mewah, tapi sebelum masuk hotel diusir karena bukan tampang orang kaya. Setelah itu ya ini tampang Boyolali, itu saja. Sebagai warga Boyolali saya terhina," ungkap Kani.

Di sisi lain Prabowo Subianto telah meminta maaf atas pidato 'Tampang Boyolali' yang memicu banyak tanggapan dan protes dari berbagai pihak.

Melalui akun Twitter Dahnil Anzar Simanjuntak, @Dahnilanzar, lewat unggahan Selasa (6/11/2018), dalam video tersebut Prabowo mengatakan maksud "tampang Boyolali" yang ia ucapkan dan meminta maaf jika ada yang tersinggung karenanya.

Menurut Prabowo, tuduhan menghina warga Boyolali melalui penyebutan istilah "tampang Boyolali" sebagai sesuatu yang berlebihan.

Istilah tersebut, kata Prabowo, ia gunakan untuk menunjukkan rasa empati dan solidaritas atas permasalahan yang dialami masyarakat.

"Saya kira itu mungkin ya berlebihan, saya tidak ada niat sama sekali, ya cara saya kalau bicara itu familiar. Istilahnya mungkin bahasa sebagai seorang taman. Audience waktu itu tidak telalu besar, mungkin 400- 500 orang kader, dari partai koalisi kita, peresmian kantor kemenangan," ucap Prabowo.

"Itu kan seloroh dalam arti empati saya, solidaritas saya dalam artian saya tau kondisi kalian, yang saya permasalahkan itu ketidakadilan, kesenjangan, ketimpangan. Semua orang tahu di Indonesia ini makin lebar (kesenjangan), makin tidak adil yang menikmati kekayaan Indonesia, kan hanya segelintir orang saja." tambahnya.

Video Momen saat Budiman Sudjatmijo dan Fahri Hamzah Tertawakan Fadli Zon

Prabowo juga meminta maaf jika ada pihak yang merasa tersinggung dan tak masalah jika ada yang mengajak dialog langsung.

"Maksud saya itu, kalau saya tampang Bojokoneng (daerah di Bogor) ya terima kasih. Jadi ya maksud saya tidak negatif, tapi kalau ada yang tersinggung, saya minta maaf, maksud saya tidak seperti itu."

"Saya mungkin diminta dialog langsung, enggak ada masalah, kita baik-baik saja. Demokrasi kan, ya harus dinamis, ideologis, kalau kita enggak boleh melucu, enggak boleh seloroh, joking, enggak boleh bercanda, ya bosen, tidur nanti mereka semua, kasihan," imbuh Prabowo.

Dahnil kemudian menyampaikan Prabowo hanya ingin lebih akrab dengan masyarakat Boyolali.

"Jadi pesan pak Prabowo teman-teman, beliau ingin akrab dengan masyarakat Boyolali, dan beliau ingin akrab dengan rakyat Indonesia," tambah Dahnil.

(*)

Tags:
Polemik Tampang BoyolaliPrabowo SubiantoBoyolali
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved