Pembunuhan Satu Keluarga
Terduga Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Ditangkap, Polisi Minta Semua Pihak Bersabar
Polisi akhirnya berhasil menangkap satu orang terduga pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Kamis (15/11/2018).
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Jawa Barat, akhirnya menemukan titik terang.
Pasalnya, polisi telah berhasil menangkap satu orang terduga pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi, pada Kamis (15/11/2018).
Dilansir TribunWow.com dari Tribunnews.com, terduga pelaku disebut berinisial HS.
HS saat ini masih diperiksa intensif oleh tim penyidik.
Terkait penangkapan terduga pelaku, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, menuturkan jika HS masih diperiksa secara intensif.
"Ya (masih diperiksa intensif)," ujar Argo saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (15/11/2018).
Berdasarkan informasi yang beredar, diketahui HS ditangkap di kawasan Tasikmalaya.
Hingga kini Argo belum dapat memastikan apakah pria tersebut ada hubungannya dengan pembunuh satu keluarga di Bekasi itu atau tidak.
• Mencari Titik Terang Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, dari Anjing Korban hingga Mobil yang Hilang
Argo juga meminta agar pihak media bisa sabar menunggu kabar selanjutnya hingga pemeriksaan HS selesai dilakukan.
"Sabar ya," tegas Argo.
HS diamankan bersamaan dengan kabar ditemukannya mobil korban yang sebelumnya sempat dikabarkan hilang.
Mobil Nissan X Trail B 1705 UOQ yang selama ini dicari oleh pihak kepolisian pasca terjadinya pembunuhan satu keluarga itu akhirnya ditemukan di sebuah rumah kos di kawasan Cikarang, Jawa Barat.
"Mobil itu di suatu rumah di daerah Cikarang. Suatu rumah kost-kostan di sana," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Argo menjelaskan setelah mobil ditemukan, pihaknya langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) lagi.
Namun, dia belum merinci hasil olah TKP terbaru tersebut.
"Dengan ditemukannya mobil tersebut kemudian dari Labfor Mabes Polri kemudian dengan Inafis Polda Metro Jaya, penyidik melakukan olah TKP mobil," jelas Argo.
Argo mengatakan, polisi akan mencari barang-barang apa saja yang tertinggal di dalam mobil dan mencari tahu apakah barang-barang tersebut berkaitan dengan kasus pembunuhan tersebut.
"Misal apa ada ponsel yang tertinggal, apakah ada darah di sana, apakah ada barang lain yang ada kaitannya," ujar Argo, dikutip dari Kompas.com.
Ia berharap, kondisi dalam mobil itu bisa memberi titik terang kepada polisi terkait pengungkapan kasus pembunuhan itu.

Fakta-Fakta Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi
Sebelumnya, satu keluarga ditemukan tewas di rumahnya yang beralamat di Jalan Bojong Nangka 2, RT02 RW07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi.
Satu keluarga yang terdiri dari Suami, Istri dan kedua orang anak ini ditemukan sudah tak bernyawa pada Selasa (13/11/2018) sekitar pukul 06.30 WIB.
Korban satu keluarga tewas tersebut yakni Diperum Nainggolan (38) suami, Maya Boru Ambarita (37) istri, Sarah Boru Nainggolan (9) anak pertama, dan Arya Nainggolan (7) anak kedua.
Begitu ditemukan, jasad keluarga yang diduga menjadi korban pembunuhan sadis itu langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan autopsi.
Saat ini, satu keluarga itu sudah dibawa di kampung halamannya di Samosir, Sumatera Utara.
Terkait kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi, berikut sederet fakta yang Tribun Wow rangkum dari sejumlah sumber:
• Update Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi: Keempat Jenazah Tiba di Samosir, sang Ibu Histeris
1. Awal Korban Ditemukan
Dilansir TribunWow.com dari WartaKotaLive.com, Selasa (13/11/2018), korban pertama kali ditemukan oleh tetangganya yang bernama Feby Lofa.
Awalnya, Feby merasa curiga saat melihat gerbang rumah korban yang masih terbuka dan televisi yang juga masih dalam kondisi menyala di jam 03.30 WIB.
Merasa heran Feby sempat mencoba memanggil keluarga korban dari luar.
Tak hanya itu, ia juga sempat mencoba untuk menelepon korban.
Namun karena tidak mendapat jawaban, Feby memutuskan kembali masuk ke dalam rumahnya.
"Saya sempat lihat gerbangnya kebuka, saya panggil tidak nyahut, padahal TV nyala, kira saya tidur kali. Ya sudah saya pulang ke kontrakan," ucap Febby.
Kecurigaannya semakin menjadi saat mengetahui korban belum berangkat kerja di pagi harinya.
Merasa penasaran, ia pun memberanikan diri untuk membuka jendela rumah korban.
"Biasanya korban ini (suaminya) kan kerja suka berangkat sekitar pukul 06.30 WIB. Tapi belum bangun juga, saya lihat lewat jendela ternyata penghuni rumah tergeletak penuh darah," tambahnya.
Kaget dengan kondisi keluarga korban yang sudah bersimbah darah, Feby segera meminta tolong dan melapor ke warga di sekitar rumahnya dan juga Ketua RT.
"Saya kasih tahu warga lain dan Pak RT. Terus langsung nelpon polsek Pondok Gede," ujarnya.
• Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi - Berikut Fakta-Fakta Penuturan Tetangga Sebelum Kejadian
2. Kondisi Korban Pembunuhan
Mengutip Tribun Jakarta, Kapolres Metro Bekasi Kombes Indarto mengatakan terdapat luka yang berbeda-beda yang dialami oleh keempat korban.
Diperum Nainggolan (38) kepala keluarga mengalami luka pada bagian leher, Maya Boru Ambarita (37) istri mengalami luka yang sama pada bagian leher.
Kemudian kedua anak yakni Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7) tidak mengalami luka terbuka namun tewas diduga akibat disekap hingga kehabisan oksigen.
"Sedangkan untuk anak luka kehabisan oksigen karena tidak ditemukan luka terbuka. Nanti hasil tepatnya semua jenazah kita kirimkan ke Kramat Jati untuk diotopsi," jelas dia.
Adapun keempat korban yakni suami dan isteri ditemukan di ruang televisi sedangkan kedua anaknya ditemukan di ruang tidur.
"Korban saat ditemukan sudah berlumuran darah di ruang tv, sedangkan kedua anaknya ditemukan di kamar tidur," jelas Indarto.

• Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi - Pakar Psikologi Forensik Duga Pelaku Punya Perbedaan Modus
Sementara itu, diberitakan WartaKotalive.com, Kepala Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Kombes pol Edy Purnomo mengungkapan setelah melakukan pemeriksaan pada kondisi jenazah korban pembunuhan satu keluarga ini, ia menemukan banyak luka pada tubuh korban.
Tak hanya luka yang disebabkan oleh senjata tajam ( sajam), Edy menuturkan, tim forensik juga menemukan sejumlah luka yang berasal dari benda tumpul pada tubuh korban.
Bahkan, jelasnya, di tubuh kedua anak korban juga terdapat luka senjata tajam.
"Luka senjata tajam, ada banyak, ada benda tumpul juga. Anak juga ada luka sajam," kata Edy Purnomo, Selasa (13/11/2018).
Edy mengungkapkan, luka yang diderita para korban terdapat di perut hingga ke kepala.
Untuk luka yang paling fatal, Edi menyebutkan, terdapat di leher dan kepala korban.
"Luka ada di leher semua. Memang ada yang di dada tapi tidak terlalu fatal. Tapi umumnya yang fatal sekali ada di leher dan di kepala," kata Edy.
3. Pengakuan Tetangga Korban
Seorang tetangga korban, Lita yang saat itu tengah berbelanja di warung korban, mengatakan sempat mendengar percakapan satu di antara korban, yakni kepala keluarga, Diperum Nainggolan (38) dengan seseorang melalui telepon genggam, Senin (12/11/2018) sekitar pukul 16.30 WIB, dilansir dari WartaKotaLive.com, Selasa (13/11/2018).
Lita mengatakan Diperum menelepon dengan suara dan nada yang keras.
"Saya enggak sengaja dengar bapak itu nelepon gitu, nada keras marah-marah gitu," ungkapnya kepada Warta Kota di lokasi, Selasa (13/11/2018).
Lita juga sempat bertanya kepada istri Diperum, Maya Boru Ambarita (37) yang juga menjadi korban tewas.
"Saya tanya istri korban, Maya Boru Ambarita (37). Saya tanya ke istrinya, kenapa bapak marah-marah bu? Dia jawab, 'udah kamu enggak usah ikutan', sama istrinya ngomong gitu, habis itu dia langsung masuk ke dalam," beber Lita.
Menurut pengakuan Lita, percakapan Diperum saat menelepon tengah membicarakan persoalan uang dan mobil.

• Hasil Sementara Penyelidikan Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Pintu Rumah hingga Luka pada Korban
4. Motif Pembunuhan
Dilansir TribunWow.com dari TribunJakarta.com, Selasa (13/11/2018), Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, mengatakan saat ini dugaan motif pelaku pembunuhan karena ada dendam terhadap korban.
Dugaan ini menurut pihaknya, melihat dari kasus-kasus yang ditangani kepolisian sebelumnya.
"Dari pengalaman dan dari hasil yang ditangani kepolisian (sebelumnya). Kalau sadis dan yang dibunuh bukan satu orang, itu ada latar belakang dendam. Ini dari hasil pengalaman yang sudah dikerjakan kepolisian," ujar Dedi Prasetyo, Selasa (13/11/2018).
Namun, Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa hal tersebut masih menjadi dugaan sementara, karena proses penyelidikan masih dilakukan oleh Polres Metro Bekasi Kota.
Menurut Dedi lantaran setiap kasus memiliki karakter sendiri.
"Secara umum oke lah, kalau secara global ya itu bisa dibilang ‘diduga’. Tapi kasus pembunuhan sadis dan lebih dari satu orang, mayoritas karena dendam," ujar Dedi Prasetyo.
Lanjutnya Dedi mengatakan pihaknya terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus pembunuhan ini.
"Penyidik akan lihat fakta itu, apakah kasus pembunuhan atau hanya untuk mengelabui suatu peristiwa. Polisi harus matang, ada labfor (laboratorium forensik), ada Inafis. Itu kita libatkan," ujar Dedi Prasetyo.
(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)