Pembunuhan Satu Keluarga
Selain di Bekasi, Ini 4 Kasus Pembunuhan yang Juga Memakan Korban Satu Keluarga
Penemuan satu keluarga yang tewas dibunuh di rumah mereka di Bekasi, Jawa Barat telah menggegerkan publik. Sebelumnya, terdapat pula kasus serupa.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Penemuan satu keluarga yang tewas dibunuh di rumah mereka di Bekasi, Jawa Barat telah menggegerkan publik.
Peristiwa tersebut menimpa keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan dua orang anak yang beralamat di Jalan Bojong Nangka 2 RT 002 RW 07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi.
Keluarga tersebut terdiri dari Diperum Nainggolan kepala keluarga berusia 38 tahun, Maya Boru Ambarita isteri berusia 37 tahun, Sarah Boru Nainggolan anak berusia sembilan tahun, dan Arya Nainggolan anak berusia tujuh tahun.
Sebelumnya, peristiwa yang menewaskan satu keluarga juga terjadi di sejumlah daerah.
Berikut ini sejumlah kasus serupa yang berhasilTribunWow.com rangkum:
1. Pembunuhan Satu Keluarga di Palembang
Dilansir dari TribunSumsel.com, Rabu (24/10/2018), satu keluarga ditemukan tewas di rumahnya di Kompleks Villa Griya Kebun Sirih, Palembang.
Empat anggota keluarga itu ditemukan tewas dengan luka tembakan di kepalanya.
Korban tewas itu bernama Fransiskus Xaverius (45) suami, Margaret Yentin Liana (43) istri, Rafael Fransiskus (18) anak pertama, dan Kathlyn Fransiskus (11) anak kedua.
Pihak kepolisian menduga kasus ini merupakan kasus pembunuhan dan bunuh diri.
Polisi menduga bahwa istri dan kedua anaknya tewas ditembak dan suaminya bunuh diri.
Dua asisten rumah tangga (ART) korban pertama kali menemukan mayat anak sulung, Rafael di dalam kamar.
Dua ART bernama Dewi dan Sarah itu memulai harinya dengan aktivitas seperti biasa.
Ketika akan membangunkan Rafael, Dewi dan Sarah menemukannya dalam keadaan telungkup bersimbah darah.
Keduanya terkejut dan langsung berteriak meminta tolong kepada tetangga.
Polsek Kalidoni dan Polda Sumsel saat melakukan olah TKP menemukan empat korban tewas itu di dalam 3 kamar yang terpisah.

Rafael dan Kathlyn ditemukan tewas di atas tepat tidur di kamarnya masing-masing.
Sedangkan Fransiskus dan Margaret ditemukan tewas di dalam kamar mereka berdua.
Rafael ditemukan dalam posisi telungkup bersimbah darah di atas tempat tidurnya.
Sedangkan Kathlyn, Margaret, dan Fransiskus ditemukan tewas dalam kondisi terlentang.
Seluruh korban ditemukan tewas dengan luka tembakan.
Rafael, Kathlyn, dan Margaret ditemukan tewas dengan luka tembakan di kepala.
Sedangkan Fransiskus ditemukan luka tembak di bawah dagunya.
Fransiskus juga ditemukan tewas dengan menggenggam sebuah senjata api jenis Revolver.
Senjata api tersebut diduga sebagai senjata pembunuh.
2. Pembunuhan Satu Keluarga di Deli Serdang
Mengutip Tribun Medan, kasus pembunuhan satu keluarga di Deli Serdang terungkap pada Senin (22/10/2018).
Kasus ini menimpa keluarga Muhajir yang tinggal di Tanjungmorawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Sebelumnya, Muhajir bersama Suniati serta anak mereka M Solihin dilaporkan hilang.
Ketiganya hilang dari rumah mereka di Dusun III Gang Rambutan, Desa Bangun Sari, Tanjung Morawa, sejak Selasa (9/10/2018).
Selang beberapa hari, Muhajir ditemukan dalam keadaan tewas di sungai Blumei, STM Hilir, Tanjung Morawa.
Tiga hari setelah penemuan jasad Muhajir, warga kembali menemukan jasad putranya Solihin di aliran sungai Blumei.
Kemudian, jasad istri korban Suniarti ditemukan tewas mengapung di perairan laut Batu Bara.

Diketahui, pembunuhan tersebut dilakukan oleh tiga orang, dan satu pelaku tambahan yang bertugas menghilangkan barang bukti.
Pelaku berinisal R mengatakan jika awalnya para tersangka datang ke rumah Muhajir untuk meminjam uang.
"Jadi pertama yang datang itu si A, dia mengetuk pintu rumah si Muhajir sekitar pukul sebelas malam untuk meminjam duit," kata R kepada Kapolda Sumut di RS Bhayangkara Medan, Senin (22/10/2018).
Begitu dibuka pintu, sambung R, si A langsung masuk dan meminjam duit.
Setelah si Muhajir hendak masuk dan mengambil duit, A langsung memukul kepala belakang Muhajir dengan gagang pistol rakitan
"Di situ baru saya datang dan masuk ke rumah Muhajir dan langsung mengikat tangannya ke belakang dan menutup mulutnya dengan lakban," ujar R.
R menceritakan jika pembunuhan ini sudah direncanakan dua hari sebelum eksekusi para korban yang mereka lakukan pada Senin (9/10/2018).
"Pada Jumat (7/10/2018) kami mengatur rencana sebelum membunuh Muhajir dan keluarganya," kata R yang berperan mengikat dan membuat takut para korban.
Ia mengatakan, pihaknya membunuh korban dan membawanya ke satu Jembatan di Wilayah Kecamatan Telun Kenas dan langsung membuat ketiga korban ke Sungai Belumai, Tanjungmorawa.
"Kami membuang korban ke sungai karena menurut mereka di situ aman. Saat hendak kami buang ke sungai, istri dan anak korban masih hidup," ujarnya.
R mengakui dirinya diajak A untuk melakukan pembunuhan terhadap Muhajir sekeluarga.
Dua hari sebelum pihaknya melakukan pembunuhan, tersangka A mendatangi dirinya dan bercerita tentang istri Muhajir, Suniati yang sering mengejeknya dengan sebutan 'Pasukan Gajah'.
Di situ, lanjut R, temannya A langsung meminta bantuannya untuk membunuh Muhajir.
"Ya, karena teman, makanya saya mau. Lagian mereka sudah mengejek kami," katanya.
"Jadi keluarga Muhajir selalu mengejek kami dengan mengatakan 'Pasukan Gajah Wes Teko' yang artinya pasukan Gajah datang," kata R.
3. Pembunuhan Satu Keluarga di Banda Aceh
Diberitakan Kompas.com, peristiwa pembunuhan satu keluarga juga terjadi di Banda Aceh.
Ridwan yang menjadi pelaku kasus pembunuhan satu keluarga ini dituntut hukuman mati oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Negeri Banda Aceh dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Banda Aceh, Senin (15/10/2018).
Ridwan didakwa dalam pembunuhan berencana yang mengakibatkan majikannya, Tjie Sun alias Asun (48), sekeluarga, yaitu istri dan putranya, Minarni (40) dan Calliestos NG (8), tewas di rumahnya di Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh pada 5 Januari 2018 lalu.
Ridwan diketahui membunuh majikannya karena merasa sakit hari dengan ucapan Asun yang mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa ia terima.
Karena kata-kata itu, Ridwan pun menghabisi nyawa Asun sekeluarga secara sadis, yaitu dengan menggorok leher korban.
Kejadian itu terjadi di dalam rumah toko (ruko) yang sekaligus dijadikan sebagai gudang barang grosir milik korban yang terletak di Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Jumat, 5 Januari 2018 sekitar pukul 14.30 WIB.
4. Pembunuhan Satu Keluarga di Makassar
Mengutip Tribunnews.com, Pada 6 Agustus 2018, terjadi kebakaran rumah yang menyebabkan enam orang warga yang masih satu keluarga tewas terpanggang.
Kebakaran itu menghanguskan tiga rumah di Jalan Tinumbu, Makassar.
Korban adalah kakek, nenek, sepupu dan cucu, H Sanusi (70), Hj Bondeng (60), Hj Musdalifa, (40) Namira Ramadina (21), Muhammad Fahri (25), dan Ijas (5).
Polisi kemudian berhasil menangkap lima orang diduga pembakaran rumah tersebut.
Mereka adalah jaringan kartel narkoba.
Pembakaran itu terjadi karena karena salah satu dari enam korban tewas kebakaran itu berutang narkoba sebesar Rp 10 juta.
Pelaku dijerat pasal 170 atau pasal 351 dan pasal 340 subsider 187 juncto pasal 55 KUHP.
(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)