Pembunuhan Satu Keluarga
Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Begini Alur Penyelidikan Polisi hingga Tangkap Terduga Pelaku
Telah terhitung tiga hari sejak ditemukannya mayat satu keluarga yang menjadi korban pembunuhan. Ini alur penyelidikan polisi.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Telah terhitung tiga hari sejak ditemukannya mayat satu keluarga yang menjadi korban pembunuhan, di rumah korban di kawasan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi, pada Selasa (13/11/2018).
Sejak hari ditemukannya korban hingga Kamis, (15/11/2018), polisi telah bergerak cepat mengungkap kasus tewasnya satu keluarga di Bekasi tersebut.
• Kondisi Anjing Milik Korban Pembunuhan Sekeluarga di Bekasi: Menangis hingga Tak Mau Makan
Berikut skema penyelidikan polisi yang Tribun Wow rangkum dari sejumlah sumber:
Penyelidikan olah TKP di hari pertama
Dilansir TribunWow.com dari WartaKotaLive.com, Selasa (13/11/2018), Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Indarto dan pihaknya segera melakukan penyelidikan olah TKP di lokasi kejadian seusai melihat korban tewas.
Berdasarkan hasil penyelidikan TKP, tak ada kerusakan pada pintu atau kunci rumah keluarga yang tewas tersebut.
"Sementara ini kita melihat tidak ada pintu yang dicongkel," kata Indarto, Selasa (13/11/2018).
Indarto juga mengatakan pihaknya juga sempat menemukan sebilah gunting yang tergeletak di dekat jenazah korban yang ditemukan terkapar di ruang tengah atau ruangan televisi.
"Tadi ada beberapa sudah kita amankan berupa gunting, tapi kita akan cek apakah gunting itu memang digunakan atau kebetulan ada di TKP," jelas dia.
• Terduga Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Ditangkap, Polisi Minta Semua Pihak Bersabar
Polisi periksa 10 saksi
"Sepuluh saksi sudah diinterogasi," ujar Argo, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (14/11/2018), dilansir Kompas.com.
Argo menuturkan, saksi-saksi merupakan keluarga, tetangga, dan pihak-pihak yang mengetahui kejadian tersebut.
"Kami belum bisa memastikan itu (pelaku pembunuhan), ya itu bagian dari metode induktif yang akan kami lakukan. Artinya bahwa tersangka ini jumlahnya berapa, kami belum bisa memprediksi, belum ada keterangan-keterangan atau petunjuk," kata dia.
Penuturan seorang saksi, mobil korban tak ada di lokasi
Agus Sani (53), Ketua RT 002/RW 07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati mengatakan, pada dini hari sempat ada mobil melintas cepat, dilansir dari WartaKotaLive, Rabu (14/11/2018).
"Dini hari ada mobil lewat kencang gitu kata security. Saya juga baru sadar setelah warga lapor. Selama ini sih (keluarga korban) baik-baik saja enggak ada cekcok keluarga," katanya.
Agus Sani menambahkan bahwa dua mobil korban yang biasa diparkir di rumah korban tidak ada.
"Korban punya tiga unit mobil. HRV, Nissan Xtrail sama mobil box disimpan di garasi dekat sini. HRV sama Nissan enggak ada. Nah saya tidak tahu apakah dibawa kabur atau apa saya kejelasannya belum pasti," katanya.
Dari hal itu, polisi kemudian mencari mobil korban yang menghilang tersebut.
• Selain di Bekasi, Ini 4 Kasus Pembunuhan yang Juga Memakan Korban Satu Keluarga
Seorang melaporkan melihat mobil korban di kos daerah Cikarang
Alif Baihaqi (28) penjaga Kontrakan Ammera yang terletak di Kampung Rawa Lintah RT 01, RW 02, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, melaporkan kepada polisi bahwa ia menemukan mobil yang dicari polisi.
Alif menceritakan bagaimana ia berinisiatif melaporkan mobil tersebut ke polisi.
Awalnya, seorang pria berinisial HS (30), datang ke kontrakan Alif pada Selasa (13/11) sekitar pukul 10.00 WIB, bermaksud mengontrak.
Saat HS datang, seorang penghuni kos Alif berinisial A, melihat HS dan merasa mengenalnya lantaran merupakan mantan teman kantornya.
Namun karena tidak begitu mengenal HS, A itu cuek saja.
Alif kemudian menuturkan, HS kala itu hanya 10 menit di kontrakannya.
"Dia cuma 10 menitan di kontrakan saya, dia datang, liat kamar, naruh mobil, terus balik lagi, jalan kaki baliknya," kata Alif, Kamis (15/11/2018).
Kemudian Alif bercerita, saat si A itu berangkat kerja, ternyata polisi telah datang dan mencari informasi tentang HS dikantornya si A.
Namun saat di kantor, A tersebut tidak memberikan informasi apapun kepada polisi.
Ketika pulang ke kontrakan, barulah si A yang kenal dengan terduga pelaku, bercerita dengan pengelola kontrakan, bahwa orang yang tadi pagi ingin menyewa kontrakan merupakan buronan polisi terkait kasus pembunuhan di Bekasi.
"Subuhnya karyawan itu cerita ke saya, saya panggil si A, dari cerita itu, ceritanya sama persis dengan kejadian di Bekasi.
Akhirnya, pagi itu kita lapor ke Polres. 'Bener nggak mobilnya itu' oh iya bener. Kata Polres Metro Bekasi," ungkap Alif.
Setelah itu, polisi langsung mendatangi lokasi kos Alif pada Rabu (14/11) pagi, untuk melihat mobil Nissan X-Trail dan kamar kontrakan yang hendak disewa terduga pelaku HS.
• 8 Fakta Terduga Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi: Masih Kerabat hingga Darah di Kuku
Skenario pemilik kontrakan
Untuk memancing HS, Alif mencoba menghubungi menanyakan tagihan pelunasan uang sewa kontrakan.
"Saya telpon nggak diangkat lalu saya sms, kapan mau diisi dan masih ada kekurangan 500 ribu kapan bisa dilunasi. Lalu dia bales, oh iya nanti pak saya transfer pakai m-banking, sekarang saya lagi meeting. Gitu ngomongnya pas balas sms saya," jelas dia.
Dari komunikasi tersebut, akhirnya polisi mencoba melacak nomor telepon terduga pelaku yang masih aktif.
"Lalu saya juga disuruh sms lagi tanyain Pak udah di transfer belum, terus dilacak lagi dia ada dimana gitu kata polisinya. Ya udah abis itu polisi bilang udah nggak usah di sms lagi," ungkap Alif.
Penangkapan HS, terduga pelaku pembunuhan
Dilansir dari Kompas.com, Kamis (15/11/2018), polisi mendapatkan info dari masyarakat bahwa HS berada di Garut, sehingga tim langsung menuju ke lokasi.
HS diamankan polisi pada malam hari pukul 22.00 WIB saat ia akan mendaki Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat.
Dalam tas HS ditemukan sejumlah barang bukti berupa kunci mobil merek Nissan, HP, dan uang Rp 4 juta.
"Sampai di Garut kami dapatkan HS ada di di kaki Gunung Guntur. Di sana dia berada di saung atau rumah katanya akan mendaki gunung.
Setelah kami geledah tasnya ada kunci mobil merek Nissan dan HP dan uang Rp4 juta," papar Argo.
• Sering Merasa Pengeluaran Anda Berlebihan? Lakukan 7 Hal Ini untuk Berhemat dan Membantu Keuanganmu
Polisi masih melakukan serangkaian penyelidikan.
Sementara, dalam penyelidikan barang bukti, Argo mengatakan pihaknya menemukan bercak darah di sejumlah barang bukti, dilansir dari TribunJakarta.com, Kamis (15/11/2018).
"Tadi pagi kita sudah melakukan olah TKP di mobil, ternyata kita temukan HP korban 2 buah ada di situ, ada darahnya di HP tersebut. Artinya kita ambil untuk labfor," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/11/2018).
"Kemudian di gagang pintu kanan juga ada darah, di sana itu juga kita ambil. Kemudian di karpet bawah sopir juga ada darah, kita ambil juga."
"Lalu di pedal gas ada darah. Itu juga kita ambil semuanya. Kemudian juga ada di seatbelt ada darah, kita ambil," katanya lagi.
Argo Yuwono mengungkapkan dari hasil penggeledahan tersebut, juga ditemukan celana hitam panjang bersimbah darah di kamar HS.
Dikamarnya ditemukan celana warna hitam panjang yang ada darahnya," ujar Argo.
Hingga saat ini, polisi belum memastikan apakah HS terlibat dalam pembunuhan tersebut.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)