Breaking News:

Kabar Tokoh

Berdebat dengan Dini Purwono, Jansen Sitindaon Minta Pembawa Acara Keluarkan Kartu Kuning untuk Dini

Jansen Sitindaon meminta pembawa acara program Satu Meja The Forum Kompas TV, memberikan kartu kuning pada politisi PSI, Dini Purwono.

Instagram @dini_purwono // @jansensitindaon
Dini Purwono dan Jansen Sitindaon 

TRIBUNWOW.COM - Polisi Partai Demokrat, Jansen Sitindaon meminta pembawa acara program Satu Meja The Forum Kompas TV, Budiman Tanuredjo memberikan kartu kuning pada politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dini Purwono.

Hal itu diungkapkan Jansen saat keduanya terlibat perdebatan di acara tersebut.

Mulanya, Budiman Tanuredjo menanyakan pada Jansen soal bahayanya istilah sontoloyo dan genderuwo diungkapkan seorang presiden.

"Bang Jansen bahayanya apa? kan Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan bahaya sekali ini masuk pada situasi yang apa?," tanya Budiman, Rabu (14/11/2018).

Jansen menjawab dengan membandingkan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut dengan mantan Presiden SBY.

"Begini Cip (sapaan Jansen pada Budiman) begini Cip yang ngomong itu Presiden Republik Indonesia, yang bertanggung jawab terhadap bukan hanya hidup tapi narasi 260 juta bangsa Indonesia, jadi keluar dari mulut presiden saja kata-kata ini sudah tidak tepat," kata Jansen.

"10 Tahun Pak SBY memimpin ini tidak pernah keluar genduruwo, pocong, kemudian di kampung kami namanya begu ganjang, saya lama-lama sadar Pak Jokowi ini memang Pak Jokowi ini memang nyebut setan aja, setan Jawa yang ia sebut, jadi masih orang Jawa Pak Jokowi ini belum orang Indonesia, jadi kalau Dini tadi mengatakan semua orang tau, saya sendiri saja enggak," tambahnya.

Soal Pidato SBY Sindir Partai Capres 02, Jansen Sitindaon: Gerindra Harus Membagi Suara ke Demokrat

Belum usai Jansen memberikan jawaban, Dini menyela.

"Tadi belum menjawab bahayanya di mana?," tanya Dini pada Jansen.

"Bahayanya di mana? itu masalah pilihan bahasa saja," tambah Dini.

Jansen terdiam sebentar mendengarkan pertanyaan dari Dini.

"Enggak sabar-sabar, ini forum satu meja," ujar Jansen.

"Jangan ke mana-mana jawabnya," kata Dini kembali menyela.

"Biarkan satu-satu ngomong, ini kasih kartu kuning dulu Cip, sukanya memang ingin dikasih kartu," kata Jansen meminta kartu kuning ada Budiman.

"Ya kan Bang Jansen daritadi ngomong kartu kuning lah ini lah," jawab Dini setelah diminta untuk diberi kartu kuning.

"Serahkan dia saja Cip," jawab Jansen tak melanjutkan perkataannya.

Kakek di Madiun Tuntut PSI Bertanggungjawab setelah Keluarganya Jadi Korban Ambruknya Baliho Caleg

Lihat videonya:

Sebelumnya, istilah genderuwo dan sontoloyo dipopulerkan oleh Presiden Jokowi.

Jokowi menegaskan agar politisi menghentikan berpolitik layaknya genderuwo yang menakut-nakuti rakyat.

Sebab, di tahun politik saat ini diharapkan politik yang penuh dengan kegembiraan.

"Pesta demokrasi mestinya penuh dengan kegembiraan, penuh dengan kesenangan," kata Presiden kepada wartawan usai meresmikan tol di Kabupaten Tegal, Jumat (9/11/2018).

Apalagi, masyarakat kini sudah sangat matang dalam berpolitik, memberikan suara dengan memilih secara jernih dan rasional.

Sehingga, politikus harus mengarahkan kematangan dan kedewasaan berpolitik.

Bukan dengan cara-cara berpolitik dengan propaganda yang menakut-nakuti, menimbulkan kekhawatiran, ketidakpastian, dan keragu-raguan masyarakat.

"Ini cara-cara berpolitik yang tidak beretika seperti ini jangan diterus-teruskan. Setop, setop!" tambah Presiden yang dikutip dari Tribunnews.

Tapi sayangnya, dirinya enggan membocorkan untuk siapa sindiran itu ia tujukan.

"Enggak, saya sampaikan itu politikus genderuwo, ya dicari saja politikusnya," tegas dia.

Jusuf Kalla Sebut Istilah Sontoloyo dan Politik Genderuwo Masuk Kampanye Negatif

Sementara istilah sontoloyo, diungkapkan Jokowi pada 23 Oktober 2018.

Awalnya, Jokowi menyinggung mengenai program dana kelurahan yang mendapat banyak kritik dari sejumlah politisi dari kubu oposisi.

Jokowi heran dana kelurahan untuk rakyat justru dianggap dikaitkan dengan kontestasi Pilpres 2019.

"Kita semua ingin memberikan untuk masyarakat dan rakyat, bukan untuk siapa-siapa. Jangan dihubungkan dengan politik. Nggak rampung-rampung kita ini," kata Jokowi di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran Lama.

"Itulah kepandaian para politikus, mempengaruhi masyarakat. Hati-hati, saya titip ini, hati-hati. Banyak politikus yang baik-baik, tapi juga banyak politikus yang sontoloyo," tambah Jokowi yang dikutip dari Kompas.com. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Dini PurwonoJansen SitindaonPartai Solidaritas Indonesia (PSI)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved