Breaking News:

Pembunuhan Satu Keluarga

Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Pakar Forensik Sebut Anjing Peliharaan Korban Bisa jadi Saksi

Pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri mengatakan ada kemungkinan anjing peliharaan bisa jadi saksi.

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Ilustrasi Pembunuhan 

TRIBUNWOW.COM - Kasus pembunuhan satu keluarga di kawasan Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi pada Selasa, (13/11/2018), menyisakan misteri bagi warga sekitar.

Satu keluarga yang beranggotakan empat orang, bernama Diperum Nainggolan (38) suami, Maya Boru Ambarita (37) istri, Sarah Boru Nainggolan (9) anak pertama, dan Arya Nainggolan (7) anak kedua ditemukan tak bernyawa dengan luka beragam, dari senjata tajam hingga benda tumpul.

Dilansir TribunWow.com dari WartaKotaLive.com, Rabu (14/11/2018), pakar psikologi forensik Reza Indragiri mengatakan ada kemungkinan saksi baru dalam kejadian pembunuhan satu keluarga tersebut, yakni seekor anjing.

Hal ini dicetuskan Reza karena mendengar adanya laporan warga penghuni rumah di lokasi pembunuhan di Bekasi, menuturkan korban memiliki seekor anjing dan selalu dalam kondisi terantai.

Anjing itu jika tidak dirantai atau dilepas, anjing akan kabur.

Menurut Reza, anjing peliharaan korban bisa berpotensi menjadi saksi dalam mengungkap kasus ini.

Lokasi kejadian korban dugaan pembunuhan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka 2, RT02 RW07 Kelurahan Jatirahayu Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (13/11/2018).
Lokasi kejadian korban dugaan pembunuhan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka 2, RT02 RW07 Kelurahan Jatirahayu Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (13/11/2018). (Tribun Jakarta/Yusuf Bachtiar)

Apalagi, Reza mendengar warga mengatakan ada suara anjing menyalak nyaring berulang di jam yang diduga menjadi waktu pembunuhan.

"Warga itu juga mengatakan anjing sempat menyalak nyaring berulang kali pada jam yang diperkirakan sebagai waktu kejadian tragis itu.

"Apakah anjing itu berpotensi menjadi saksi dalam proses hukum? Belajar dari sekian banyak kasus di mana hewan peliharaan dihadirkan sebagai saksi, begitu pula kemungkinannya andai anjing tadi jika memang ia menyaksikan aksi kejahatan di dini hari itu," papar Reza kepada Warta Kota, Rabu (14/11/2018).

Lanjutnya, Reza menilai jika anjing itu dapat dihadirkan sebagai saksi atau pun korban, maka anjing tersebut membutuhkan perlindungan.

"Korban? Ya. Studi menyimpulkan hewan peliharaan juga bisa bersedih. Ambil contoh, simpanse bernama Flint. Sedemikian sedihnya, sampai-sampai dia menderita dan akhirnya meninggal dunia. Ilmuwan juga bilang, hewan bisa menderita penyakit mental," kata Reza.

Karena itu, Reza waswas, karena boleh jadi anjing di TKP itu juga mengalami perasaan yang sama akibat berpisah untuk selamanya dari si empunya.

"Apalagi, sekian banyak orang di TKP mengatakan, anjing itu beberapa kali tampak berlinang air mata.

Yang saya lihat, anjing itu sama sekali tidak menyentuh benda mirip makanan dan minuman yang diletakkan di hadapannya. Itu yang terlihat selama dua jam tadi malam dan tiga jam tadi siang," kata Reza.

Kakek di Madiun Tuntut PSI Bertanggungjawab setelah Keluarganya Jadi Korban Ambruknya Baliho Caleg

 

12 saksi diperiksa

Diberitakan sebelumnya, pihak kepolisian diketahui telah memeriksa 12 saksi dalam kasus yang diduga pembunuhan ini.

Dua di antaranya bahkan telah dimasukkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

"Yang sudah di-BAP dua, yang sudah diinterogasi, dimintai keterangan 10 (orang)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, saat dikonfirmasi, Rabu (14/11/2018).

Meski demikian, Argo Yuwono tidak memberikan rincian materi pemeriksaan para saksi.

Mereka yang telah dimintai keterangan adalah kerabat korban, hingga para tetangga di sekitar lokasi kejadian.

"Di sekitar korban, keluarga. Kan ada yang kos di sekitar lokasi. Ya, yang ada kaitannya dengan itu" ungkap Argo Yuwono.

Argo Yuwono pun meminta agar masyarakat mau bersabar dan memercayai polisi untuk dapat secara cepat mengungkap kasus dugaan pembunuhan ini.

"Masih kita evaluasi, belum bisa kita sampaikan (hasil pemeriksaan saksi)," ucap Argo Yuwono.

6 Fakta Pembunuhan Sopir Taksi Online, Pelaku Lupa Membuang Jenazah hingga Mimpi Anak Korban

 

Kronologi penemuan korban

Diberitakan sebelumnya, penemuan korban pertama kali ditemukan oleh tetangganya yang bernama Feby Lofal, dilansir dari Tribun Jakarta.

Berawal dari kecurigaan Feby saat melihat gerbang rumah korban yang masih terbuka dan televisi yang juga masih dalam kondisi menyala pada pukul 03.30 WIB pagi.

Feby Lofa mencoba memanggil korban, namun tidak ada jawaban.

"Saya sempat lihat gerbangnya kebuka, saya panggil tidak nyahut, padahal TV nyala, kira saya tidur kali. Ya sudah saya pulang ke kontrakan," ucap Febby.

Sekitar pukul 06.30 WIB, Feby Lofa kembali mencoba mengetuk pintu rumah korban karena korban belum berangkat kerja.

Namun kembali tidak ada jawaban, Feby Lofa memberanikan diri berusaha membuka jendela rumah.

Fadjroel Rachman Unggah Surat CEO PT Adinoto Indonesia Tantang Kwik Kian Gie Debat di tvOne

Feby yang berhasil membuka jendela, menemukan korban telah bersimbah darah dan langsung melaporkan kejadian tersebut ke ketua RT kampungnya.

"Biasanya korban ini (suaminya) kan kerja suka berangkat sekitar pukul 06.30 WIB. Tapi belum bangun juga, saya lihat lewat jendela ternyata penghuni rumah tergeletak penuh darah," tambahnya.

"Saya kasih tahu warga lain dan Pak RT. Terus langsung nelpon polsek Pondok Gede," ujarnya.

Satu keluarga di rumahnya Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati Kota Bekasi ditemukan tewas, pada Selasa (13/11/2018) dini hari.
Satu keluarga di rumahnya Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati Kota Bekasi ditemukan tewas, pada Selasa (13/11/2018) dini hari. (Warta Kota/Muhammad Azzam)

Hasil penyelidikan tubuh jenazah satu keluarga

Sementara dilansir TribunWow.com dari WartaKotaLive.com, Kepala Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Kombes Pol Edy Purnomo mengungkapkan hasil penyelidikan terhadap jenazah korban.

Edy mengatakan pada jenazah, terdapat luka-luka dari benda tumpul dan senjata tajam.

"Luka senjata tajam, ada banyak, ada benda tumpul juga. Anak juga ada luka sajam," kata Edy Purnomo, Selasa (13/11/2018).

Berdasarkan penuturan Edy, luka yang diderita korban terdapat pada perut hingga ke kepala.

Cerita Warga Kenang Satu Keluarga Korban Pembunuhan di Bekasi hingga Sejumlah Kecaman untuk Pelaku

"Susah kalau ngomong kebanyakan. Ya pokoknya serangannya banyak," ucapnya.

Edy menuturkan, jika dilihat dari luka pada jenazah, pelaku diduga lebih dari satu.

Sementara itu, Kapolres Metro Bekasi Kombes Indarto mengatakan kedua anak yakni Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7) tewas diduga akibat disekap hingga kehabisan oksigen, dilansir dari Tribun Jakarta.

"Sedangkan untuk anak luka kehabisan oksigen karena tidak ditemukan luka terbuka. Nanti hasil tepatnya semua jenazah kita kirimkan ke Kramat Jati untuk diotopsi," jelas dia.

Adapun keempat korban yakni suami dan isteri ditemukan di ruang televisi sedangkan kedua anaknya ditemukan di ruang tidur.

"Korban saat ditemukan sudah berlumuran darah di ruang TV, sedangkan kedua anaknya ditemukan di kamar tidur," jelas Indarto. 

(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)

Tags:
Pembunuhan satu keluarga di Pondok Melati BekasiPembunuhan satu keluarga di BekasiPembunuhan Satu Keluarga
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved