Breaking News:

Remaja Minum Air Rebusan Pembalut untuk Mabuk, BNN: Mereka Ingin Sesaat Tinggalkan Tekanan Sosial

Badan Narkotika Nasional (BNN) saat ini tengah mendalami fenomena remaja yang meminum air rebusan pembalut untuk dapat merasakan sensasi nge-fly.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Kolase Tribunstyle.com
Fenomena Remaja Mabuk Rebusan Pembalut, Ini Kandungan Zat Kimia Berbahaya yang Bikin Ngefly 

TRIBUNWOW.COM - Badan Narkotika Nasional (BNN) saat ini tengah mendalami fenomena remaja yang meminum air rebusan pembalut untuk dapat merasakan sensasi nge-fly.

Dilansir TribunWow.com dari siaran televisi Apa Kabar Indonesia Pagi, Kamis (8/11/2018) yang diunggah di salurah Youtube Talkshow tvOne, Kabid Pemberantasan BNNP Jawa Tengah AKBP Suprinarto menyebutkan, remaja biasanya mencari sensasi nge-fly itu dikarenakan adanya tekanan sosial dari lingkungannya.

"Yang bersangkutan ini ada tekanan-tekanan sosialnya ya, di jalanan. Mereka ingin sesaat untuk nge-fly meninggalkan tekanan itu," ujar Suprinarto.

Saat ini, jelas Suprinarto, BNNP Jawa Tengah tengah menangani dua kasus anak jalanan yang mengonsumsi air rebusan pembalut untuk menikmati sensasi mabuk ini.

"Pertama sekitar tiga bulan lalu, dan yang satunya baru saja satu bulan lalu. Kasus ini melibatkan 6-10 orang dalam satu kelompok. Mereka menggunakannya (mengonsumsi air rebusan pembalut) bersama-sama," paparnya.

Dinkes Semarang Sampaikan Efek Minum Air Rebusan Pembalut: Penyempitan Pembuluh Darah hingga Kanker

Sementara itu, mengutip KompasTV, Jumat (9/11/2018), Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Widoyono menuturkan, para remaja mengonsumsi air rebusan pembalut dikarenakan rasa ingin tahu yang dimiliki.

"Mereka ini kan remaja yang sedang berusaha untuk mencari tahu mengenai apa saja yang berhubungan dengan sekitar mereka," ujarnya.

Menurut Widoyono, para remaja tersebut kemungkinan mendapatkan informasi soal air rebusan pembalut ini dari teman-temannya serta dari media sosial.

"Mungkin mendapatkan informasi dari teman-temannya, komunitasnya, kemudian melalui berbagai media, media sosial terutama, dari daerah lain," jelasnya.

Remaja Konsumsi Air Rebusan Pembalut Viral, Puan Maharani dan Mendikbud: Belum Ada Laporan Resmi

"Nah mereka mencoba-coba mempraktikkan itu, apakah betul seperti yang dirasakan oleh teman-teman mereka itu yang dari daerah lain," imbuh Widoyono.

Widoyono juga menuturkan, di sejumlah daerah dan kabupaten di Jawa Tengah, pihaknya menemukan hal serupa namun dengan kadar dan jumlah orang yang berbeda.

"Itu ada komunitas-komunitas kecil sekitar tiga sampai lima orang yang biasanya bercokol (bekerjasama) di sebuah tempat di kota ya. Misalnya di Kota Semarang itu ada komunitas anak jalanan yang di Simpang Lima dan beberapa daerah lain," ujarnya.

Widoyono menuturkan, Walikota Semarang Hendrar Prihadi telah memberikan instruksi kepada Dinas Kesehatan untuk dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengantisipasi masalah terkait air rebusan pembalut ini agar tidak semakin meluas dan menyebabkan keresahan di masyarakat umum.

"Kami berkoordinasi dengan Badan Pom, Dinas Sosial, dan juga Kepolisian, serta pihak terkait, untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap, tidak meluas, dan tidak membuat masyarakat khawatir," katanya.

Ini Barang yang Disalahgunakan untuk Nge-Fly, Selain Air Rebusan Pembalut Ada Jamur Kotoran Sapi

Sementara itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Sitti Hikmawatty mengungkapkan hasil percakapan dirinya dengan seorang remaja yang mengaku pernah mengonsumsi air rebusan pembalut untuk mabuk.

Dilansir TribunWow.com dari Tribunnews.com, Jumat (9/11/2018), Sitti Hikmawatty mengatakan remaja itu membeli pembalut baru dan dicampurkan obat ketika direbus.

Air rebusan itu langsung diminum selagi masih hangat.

"Lagi hangat kemudian diminum. Tidak sempat masuk ke botol dulu," jelasnya, Jakarta, Kamis (8/11).

Tidak hanya pembalut, campuran lain juga dimasukkan ke dalam air rebusan.

"Mereka satu komunitas. Kalau sudah kumpul, ya suka eksperimen macam-macam. Bisa dicampur dari obat warung, bisa dicampur lain. Takarannya, suka-suka mereka," urainya.

Bagaimana Bisa Air Rebusan Pembalut Bisa Sebabkan Efek Mabuk? Berikut Penjelasan dari Dokter

Anak remaja itu, berdasarkan penuturan Sitti, ikut mengonsumsi air rebusan pembalut karena terbawa teman-temannya.

Teman-temannya ini bukan teman sekolah namun dari satu lingkungan rumah dan berada di daerah "slum".

"Mereka satu lingkungan rumah ya. Soalnya bukan komunitas satu sekolahan," ujar dia.

Sitti menuturkan tingkat pendidikan mereka juga beragam, dari SMP, SMA bahkan yang sudah lulus SMA.

Sebagian anak yang meminum air rebusan pembalut itu mengaku hanya ingin merasakan sensasi mabuk dari pembalut wanita.

Menurutnya, para remaja tidak kenal waktu untuk mabuk air rebusan pembalut yang juga dicampur dengan zat lain.

"Kalau mereka yang masih sekolah, bisa sore atau malam. Tapi, kalau mereka yang anak jalanan, dari pagi sudah mabuk," lanjutnya.

Sitti menegaskan pihak KPAI terus mendalami dan melakukan pendampingan agar hal ini tidak merugikan anak remaja itu sendiri hingga orang lain.

"Kami masih terus mendalami dan melakukan pendampingan. Jangan sampai dengan seperti ini, ada tindakan lain dari remaja ini yang cenderung merugikan orang lain dan mereka sendiri," tukasnya.

Tren Remaja Mabuk Pakai Air Rebusan Pembalut, KPAI: Karena Tidak Mampu Beli tapi Sudah Kecanduan

(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)

Tags:
Air Rebusan PembalutBadan Narkotika Nasional (BNN)Narkotika
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved