Terkini Daerah
Anak Jalanan Ditangkap karena Mabuk Air Rebusan Pembalut, Dinsos Kudus: Ini Kasus Baru bagi Kami
Dinsos P3AP2KB Kabupaten Kudus, Lutful, mengatakan kasus remaja mabuk dengan cara meminum air rebusan pembalut merupakan kasus yang baru di Kudus.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah diketahui telah menangkap sejumlah remaja yang sedang mabuk air rebusan pembalut di wilayah Pantura di Kudus, Jawa Tengah.
Atas kabar penangkapan tersebut, seperti dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (9/11/2018), Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kabupaten Kudus, Lutful Hakim mengatakan kasus remaja yang mabuk dengan cara menyalahgunakan air rebusan pembalut merupakan kasus yang baru di Kudus.
Sebagai instansi pemerintah yang bertugas mengurus anak jalanan, Lutful mengaku pihaknya belum pernah sekalipun menemui kasus tersebut di Kudus.
"Sungguh ironis. Kami terkejut karena kasus ini tergolong baru bagi kami. Sampai saat ini, belum ada temuan dari kami," kata Lutful.
• Mabuk Air Rebusan Pembalut, Sejumlah Remaja di Pantura Diamankan BNN
Untuk mengetahui detail temuan kasus yang tak lazim itu, pihaknya akan segera menerjunkan tim internal untuk mencari informasi lebih lanjut.
"Selama kami melakukan razia anak jalanan, sangat jarang mereka ditemukan dalam keadaan mabuk," katanya.
Selebihnya, jelas Lutful, anak jalanan yang terjaring razia itu akan langsung ditempatkan di rumah singgah tanpa melalui interogasi mendalam terkait aktivitasnya.
Di dalam rumah singgah, mereka akan didata lalu dipulangkan ke rumah mereka masing-masing.
"Anak jalanan yang asli Kudus langsung saya kontak ke kepala desanya untuk dijemput. Untuk yang luar kudus, keesokan hari dipulangkan," kata Lutful.
Menurut Lutful, temuan berupa kasus mabuk dengan air rebusan pembalut ini merupakan fenomena yang cukup aneh.
Lutful memaparkan, kenekatan anak jalanan yang pernah ditemuinya selama ini yaitu mengonsumsi obat batuk melebihi dosis, menghirup lem atau mengoplos miras dengan lotion anti nyamuk.
• Remaja Minum Air Rebusan Pembalut untuk Mabuk, BNN: Mereka Ingin Sesaat Tinggalkan Tekanan Sosial

• Dinkes Semarang Sampaikan Efek Minum Air Rebusan Pembalut: Penyempitan Pembuluh Darah hingga Kanker
Ia pun berjanji akan menyosialisasikan hal ini kepada anak jalanan agar tidak terjadi lagi kasus serupa.
"Kami akan berupaya semaksimal mungkin melakukan sosialisasi kepada para anak jalanan," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Kudus, Jawa Tengah, AKP Sukadi turut memberikan keterangan terkait anak jalanan yang ditangkap di Kudus setelah kedapatan mabuk air rebusan pembalut.
Sukadi menerangkan, para pelaku yang tertangkap itu bukanlah warga asli Kudus.
"Mereka tercatat sebagai warga Purwodadi, Grobogan," kata Sukadi, saat dikonfirmasi, Jumat (9/11/2018).
Sukadi menerangkan, para pelaku yang tertangkap itu merupakan anak jalanan yang dalam keseharian menjalankan rutinitasnya di jalanan Pantura.
Ia menuturkan, sebelumnya, kasus mabuk air rebusan pembalut ini belum pernah terjadi di Kudus.
Oleh sebab itu, Polres Kudus menyatakan akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi di wilayah hukumnya.
"Selama ini tidak ada kasus nge-fly rebusan pembalut di Kudus. Kemungkinan yang tertangkap, mabuknya di daerah lain, namun tertangkap di Kudus. Kami akan terus gencarkan sosialisasi kepada masyarakat dan sekolahan. Untuk anak jalanan, Sat Sabhara diimbau rutin berpatroli dan bersosialisasi," pungkas Sukadi.
• Remaja Konsumsi Air Rebusan Pembalut Viral, Puan Maharani dan Mendikbud: Belum Ada Laporan Resmi
Diberitakan sebelumnya dari Kompas.com, Kamis (8/11/2018), BNNP Jateng menemukan fenomena remaja mengonsumsi air rebusan pembalut sebagai pengganti narkotika di beberapa kabupaten dan kota yang ada di Jawa Tengah.
Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Jateng AKBP Suprinarto mengatakan, minum air pembalut menjadi salah satu alternatif remaja untuk mendapat efek seperti konsumsi narkotika.
Konsumsi air rebusan dinilai lebih murah ketimbang membeli narkotika yang dinilai mahal.
"Jadi, pembalut bekas pakai itu direndam. Air rebusannya diminum," kata Suprinarto.
Suprinarto menjelaskan, BNN sendiri telah menemukan kejadian itu di berbagai daerah di Jawa Tengah, yaitu di Grobogan, Kudus, Pati, Rembang hingga Kota Semarang bagian Timur.
Menurutnya, mayoritas mereka yang meminum air rebusan pembalut ini adalah anak remaja berusia 13-16 tahun.
Untuk saat ini, tambahnya, BNN belum bisa memberikan tindak lanjut kepada pihak yang meminum air rebusan pembalut tersebut.
Ini dikarenakan tidak adanya dasar hukum yang mengatur permasalahan tersebut.
Air rebusan dinilai belum termasuk dalam kategori zat-zat berbahaya atau terlarang.
• Ini Barang yang Disalahgunakan untuk Nge-Fly, Selain Air Rebusan Pembalut Ada Jamur Kotoran Sapi

Namun, dilansir TribunWow.com dari siaran televisi Apa Kabar Indonesia Pagi, Kamis (8/11/2018) yang diunggah di salurah Youtube Talkshow tvOne, Dokter Adiksi, Hari Nugroho memaparkan kandungan zat yang bisa saja menjadi bahaya yang terdapat di dalam pembalut.
Hari menuturkan, pembalut memiliki kandungan berupa klorin.
Menurutnya, klorin yang dikonsumsi oleh manusia tentunya akan memberikan efek-efek tertentu untuk tubuh.
"Banyak penelitian, bisa berefek pada sistem neurofisiologi kita sebagai manusia dan juga neuropsikologi kita sebagai manusia," jelasnya.
Ia juga memaparkan jika klorin bisa memberikan efek pada otak manusia.
"Kalau ini dipakai dalam jangka waktu yang panjang, bukan tidak mungkin ada efek secara kesehatan, apalagi kalau kemudian di dalam pembalut ini ada unsur plastik dan seterusnya," tambah Hari.
Jika demikian, bisa jadi hal ini juga akan merangsang atau mencetuskan pertumbuhan kanker.
"Jadi perlu juga untuk kita kasih tau, kita edukasi ke teman-teman semuanya bahwa kalau ini dikonsumsi terus menerus bukan tidak mungkin jadi kanker," jelasnya.
Lebih lanjut, Hari menuturkan bahwa air rebusan pembalut tidak memiliki kandungan zat adiktif.
Namun, ada kemungkinan jika pemakai merasa teradiksi secara psikologis.
• Bagaimana Bisa Air Rebusan Pembalut Bisa Sebabkan Efek Mabuk? Berikut Penjelasan dari Dokter
"Dia akan berkeyakinan kalau yang dia pakai itu bisa membuat dia fly. Yang pakai ini juga kan anak jalanan ya, dimana secara finansial mereka itu kurang untuk membeli zat-zat yang lainnya, jadi mungkin lebih kepada adiksi secara psikologi," ujar Hari.
"Jadi dia punya keyakinan kalau dia minum air rebusan pembalut ini dia bisa nge-fly. Dan keyakinan itu terpatri dan membuat ia seperti kecanduan, padahal mungkin secara zat, tidak demikian," imbuhnya.
Serupa dengan Hari, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Widoyono juga membeberkan efek-efek negatif yang dapat dialami tubuh jika meminum air rebusan pembalut.
Dilansir TribunWow.com dari siaran Sapa Indonesia Pagi yang diunggah di saluran Youtube KompasTV, Jumat (9/11/2018), Widoyono menyebutkan, berdasarkan release Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada tahun 2015, dalam pembalut wanita, terdapat kandungan klorin dengan kadar yang bervariasi dari tiap-tiap merek pembalut.
Selain itu, Widoyono juga menyebutkan jika pembalut memiliki kandungan sodium polyacrylate.
"Klorin ini berfungsi sebagai pemutih, dimana tidak diperkenankan dikonsumsi sebagai bahan tambahan makanan, ini sesuai dengan Permenkes No 772 tahun 1988," jelasnya.
Atas kandungan klorin yang terdapat di pembalut ini, Widoyono pun menegaskan kalau air rebusan pembalut memang bukan hal yang pantas untuk dikonsumsi.
"Apabila dikonsumsi sebagai makanan atau minuman, seperti direbus tadi, tentu saja menimbulkan efek-efek pada tubuh manusia," katanya.
• Tren Remaja Mabuk Pakai Air Rebusan Pembalut, KPAI: Karena Tidak Mampu Beli tapi Sudah Kecanduan
"Bisa mengalami penyempitan pembuluh darah, mengiritasi usus, kemudian bisa menyebabkan karsinogenik atau sebabkan kanker," imbuhnya.
Selain menjelaskan soal kandungan Klorin, Widoyono menerangkan soal sodium polyacrylate yang juga terkandung di pembalut.
"Sodium polyacrylate ini berfungsi untuk penyerap air. Bahkan bisa menyerap 200 sampai 300 massa air. Inilah fungsi utama dari pembalut itu," jelasnya.
Menurutnya, jika apa yang terkandung dalam pembalut wanita itu dikonsumsi secara rutin, maka akan ada dampak jangka pendek hingga panjang bagi tubuh.
"Meskipun saya tidak bisa menyebutkan apakah sehari sekali atau dua hari sekali, tapi ini biasanya jangka panjang bisa sebabkan kanker. Tapi dalam jangka pendek, itu dalam kadar tertentu bisa sebabkan iritasi dan kerusakan usus, hingga pembuluh darah," jelasnya.
Meski demikian, Widoyono mengakui, air rendaman pembalut ini hanya memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk timbulkan efek kematian.
"Kita perlu penelitian lebih lanjut, perlu tahu kadar dan kuantitas mengkonsumsi, dan juga keadaan tubuh saat mengkonsumsi bahan itu. Tapi relatif kecil kemungkinannya untuk meninggal," paparnya.
(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)