Kabar Tokoh
Berdebat di Acara TV, Dahnil Anzar Minta Rosi Berlaku Adil
Koordinator Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak protes saat berada di acara Rosi, Kompas TV, Kamis (25/10/2018).
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Koordinator Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak protes saat berada di acara Rosi, Kompas TV, Kamis (25/10/2018).
Kehadiran Dahnil Anzar pada acara Rosi tersebut guna pembahasan tema 'Politisi Sontoloyo'.
Selain Dahnil Anzar, hadir pula narasumber lainnya seperti Misbakhun selaku tim pemenangan Jokowi-Maruf Amin yang didampingi Maman Ilmanul Haq, serta Yandri Susanto yang berada di tim pemenangan Prabowo-Sandiaga.
Perdebatan antara narasumber sudah terjadi sejak awal segmen acara tersebut.
Rosi selaku pembawa acara pun tampak beberapa kali menghentikan para narasumber yang tak kunjung usai mengutarakan argumen.
Dahnil Anzar yang merasa tidak mendapatkan jatah bicara menegur Rosi yang dianggap tidak adil dalam memberikan jatah sesi bicara.
Hal itu terjadi ketika, Misbkhun dan Dahnil berdebat hingga tidak bisa didengarkan argumennya satu sama lain.
• 2 Bulan Kursi Wagub DKI Jakarta Kosong, DPRD akan Bentuk Panitia Pemilihan
"Sekararang gini, sebentar-sebentar," ujar Rosi mencoba menengahi keduanya.
Dahnil menjawab Rosi dengan mengatakan Rosi tidak adil.
"Tunggu Mbak Rosi, anda harus adil juga," ujar Dahnil di antara para narasumber yang masih mendebat.
"Saya udah adil," jawab Rosi belum usai.
"Saya diam lo daritadi," jawab Dahnil.
"Dua-duanya sudah saya ini," jawab Rosi terpotong.
Mendengar jawaban dari Rosi, Dahnil dan narasumber lainnya pun memutuskan untuk diam.
Rosi mulai kembali bicara dengan merangkum perdebatan pada segmen tersebut.
• Para Tokoh Tanggapi Pernyataan Jokowi soal Politikus Sontoloyo, dari Fadli Zon hingga Mardani Ali
Lihat videonya:
Sementara itu, tema yang diambil pada episode Rosi kali ini yakni Politik Sontoloyo merupakan perkataan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi mengaku jengkel terhadap politikus yang mengadu domba, fitnah, dan memecah belah untuk meraih kekuasaan.
Ia mengatakan, karena jengkelnya, saat acara pembagian 5.000 sertifikat lahan di Lapangan Sepakbola Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2018), keluarlah pernyataan "politikus sontoloyo" untuk menyebutkan politisi yang melakukan praktik seperti itu.
Alasan itu diungkap Jokowi saat menerima pimpinan gereja dan rektor/ketua perguruan tinggi Kristen seluruh Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/10/2018).
"Sebetulnya ini dimulai dari urusan politik, yang sebetulnya setiap lima tahun pasti ada. Dipakailah yang namanya cara-cara politik yang tidak beradab, yang tidak beretika, yang tidak bertata krama Indonesia."
"Cara-cara politik adu domba, cara-cara politik yang memfitnah, cara- cara politik yang memecah belah hanya untuk merebut sebuah kursi, sebuah kekuasaan, menghalalkan segala cara," ujar Jokowi yang dikutip dari Kompas.com.
• Soal Pernyataan Politikus Sontoloyo, Jokowi: Itu karena Jengkel, Saya Biasanya Bisa Ngerem
"Makanya saya sampaikan, politikus sontoloyo, ya itu, jengkel saya," lanjut dia.
Jokowi mengaku, selama ini ia menahan diri untuk tak mengeluarkan pernyataan seperti itu.
Akan tetapi, menurut dia, berlangsung cara-cara politik kotor hanya demi meraih kekuasaan baik di tingkat kota, kabupaten, provinsi, bahkan perebutan kursi presiden.
"Saya itu enggak pernah pakai kata-kata seperti itu. Karena saya itu sudah jengkel, keluarlah itu (sontoloyo). Saya tuh biasanya bisa ngerem. Tapi sudah jengkel, ya gimana," lanjut Jokowi. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)