Pemilu 2019
Pengamat Politik Nilai Sikap Beberapa Caleg PAN adalah Blunder bagi Koalisi Prabowo-Sandi
Pengamat Politik Universitas Jendral Achmad Yani, Arlan Sidhha menilai adanya ketidaksolidan di kubu Prabowo-Sandi.
Penulis: muhammad syaifudin bachtiar
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik Universitas Jendral Achmad Yani, Arlan Sidhha menilai adanya ketidaksolidan di kubu calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.
Hal itu ia katakan usai munculnya pengakuan dari Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno, yang menyatakan sikap sejumlah calon legislatif (caleg) dari PAN yang menolak mengkampanyekan Prabowo-Sandi.
Dilansir TribunWow.com dari Tribunnews.com, Senin (22/10/2018), menurutnya pernyataan tersebut bisa menjadi indikasi tidak solidnya koalisi pendukung Prabowo-Sandi.
"Itu jelas memperlihatkan tidak solid kubu oposisi (Prabowo-Sandi) dalam pencapresan," kata Arlan dilansir dari Tribunnews.com.
Menurutnya sikap beberapa caleg PAN tersebut dapat menjadi bumerang bagi pengusung pasangan calon (paslon) nomor urut 02 tersebut.
“Jika ada caleg enggan mengampanyekan pasangan capres ini, tentu sebuah blunder," tambahnya.

• Prabowo-Sandiaga Kunjungi Ponpes Tebuireng, Akankah Pengaruhi Sikap Politik Gus Sholah?
Sebelumnya Sekjen PAN, Eddy Soeparno mengakui bahwa tak semua calegnya bersedia untuk turut mengkampanyekan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno.
Beberapa caleg PAN menolak hal tersebut lantaran lebih mendukung paslon nomor urut 01, yakni Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Di antara caleg kita yang berjuang di daerah, 'mohon maaf ketum, mohon maaf sekjen. Tetapi di bawah, saya mungkin tidak bisa terang-terangan untuk berpartisipasi dalam pemenangan Pak Prabowo. Karena konstituen saya tidak sejalan dengan itu. Jadi mohon maaf'," kata Eddy menirukan pernyataan caleg yang dimaksud saat menjadi narasumber dalam rilis survei PolMark Indonesia, di Jakarta, Kamis (18/10/2018).
• Ucapkan Selamat Hari Santri Nasional, Prabowo Subianto Kenang Jasa Hasyim Asyari
Dalam kesempatan tersebut Sekjen PAN tersebut juga mengakui partainya bakal lebih fokus untuk memenangkan pileg 2019 daripada pilpres 2019.
Eddy menjelaskan, saat PAN memutuskan mengusung Prabowo untuk maju di Pilpres, seluruh kader yang hadir dalam Rapat Kerja Nasional menyambutnya dengan gembira.
Namun beberapa hari kemudian, banyak kader PAN yang menyadari bahwa eksistensi partainya akan tergerus karena tak mempunyai tokoh yang diusung di Pilpres.
"Saya menerima WhatsApp, SMS, wah ternyata yang kita pilih itu bukan kader. Kalau kita sekarang keluar teriak-teriak Pak Prabowo, yang dapat angin positifnya Gerindra, bukan PAN," kata Eddy.
"Akhirnya tersadarkan ujung-ujungnya kita harus bergerak untuk memenangkan pileg," tambah Eddy. (*)