Agenda Presiden
Tegur Menteri Kesehatan terkait BPJS, Jokowi: Kalau Tahun Depan Masih Diulang Kebangetan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek dan Direktur Utama BPJS, Fahmi Idris.
Editor: Claudia Noventa
Jokowi heran karena ia harus turun tangan langsung untuk menyelesaikan defisit yang melanda BPJS Kesehatan.
Padahal, menurut dia, masalah defisit ini harusnya bisa selesai di tingkat kementerian.
"Mestinya sudah rampung lah di (tingkat) Menkes, di dirut BPJS. Urusan pembayaran utang RS sampai Presiden. Ini kebangetan sebetulnya," kata Jokowi.
"Kalau tahun depan masih diulang kebangetan," tambahnya.
• Ulang Tahun yang ke-67, Berikut Transformasi Prabowo Subianto dari Kecil hingga Sekarang
Jokowi mengatakan, sekitar sebulan lalu ia sudah memutuskan untuk menambah anggaran BPJS sebesar Rp 4,9 Triliun lewat APBN.
Namun, dana talangan itu masih belum cukup untuk menutup defisit.
Presiden mengaku heran dengan kondisi itu.
"Ini masih kurang lagi. 'Pak masih kurang, kebutuhan bukan Rp 4,9 T', lah kok enak banget ini, kalau kurang minta, kalau kurang minta," kata Jokowi.
Jokowi meminta BPJS untuk segera memperbaiki sistem manajemen yang ada.
Jika sistem telah diperbaiki, Jokowi meyakini BPJS bisa terhindar dari defisit keuangan.
"Saya sering marahi Pak dirut BPJS, tapi dalam hati, saya enggak bisa keluarkan, ini manajemen negara sebesar kita enggak mudah. Artinya Dirut BPJS ngurus berapa ribu RS. Tapi sekali lagi, kalau membangun sistemnya benar, ini gampang," kata Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menekankan kepada dirut rumah sakit yang hadir bahwa ia selalu mengecek langsung sistem jaminan kesehatan.
Bahkan, saat kunjungan ke daerah, Jokowi mengaku kerap mendadak mendatangi rumah sakit tanpa memberitahu protokoler.
"Saya memang seperti itu. Saya mau kontrol mau cek. Dan suaranya, 'Pak ini utang kita sudah puluhan miliar belum dibayar (BPJS)'. Ngerti saya, jadi Pak Dirut RS enggak usah bicara banyak di media, saya sudah ngerti," kata Jokowi disambut tepuk tangan hadirin.
• Jokowi Jelaskan Makna dan Pesan Moral Pidato Game of Thrones yang Ia Sampaikan di Pertemuan IMF-WB
Presiden Joko Widodo juga meminta rumah sakit tidak mengeluh kepada media terkait utang yang belum dibayar oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Jokowi mengaku selama ini selalu memantau langsung sistem jaminan kesehatan dengan melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah rumah sakit.
Jokowi mencontohkan saat ia berkunjung ke Bandung, ia mendadak mendatangi Rumah Sakit Hasan Sadikin.
Lalu saat di Nabire, Papua, ia juga sempat mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah Nabire.
"Saya tanya langsung, saya dengerin dokter menyampaikan ke kuping saya, nyantel di sini, dirutnya bisik-bisik nyantel di sini," kata Jokowi.
"Tapi saya enggak pernah ngajak yang namanya Bu Menteri Kesehatan dan Dirut BPJS. Enggak. Nanti dirut (rumah sakit) pada takut," tambahnya.
Jokowi mengatakan, dengan mendengar langsung dari pimpinan dan dokter di rumah sakit, ia bisa mendapatkan masukan yang orisinil dari bawah.
Dengan masukan yang orisinil itu, maka bisa segera dicarikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
• Ferdinand Minta Bawaslu Usut Koreksi Jari saat IMF, Begini Sanggahan dari Luhut Binsar Pandjaitan
Misalnya, satu bulan lalu, Jokowi memutuskan menambah anggaran Rp 4,9 Triliun untuk BPJS yang diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Kendati demikian, Jokowi juga meminta BPJS Kesehatan membenahi sistem manajemen yang ada sehingga tak terus menerus mengalami defisit.
"Masa setiap tahun harus dicarikan solusi. Mestinya sudah rampung lah di Menkes, di dirut BPJS," kata Jokowi.
"Urusan pembayaran utang Rumah sakit sampai presiden. Ini kebangetan sebetulnya. Kalau tahun depan masih diulang, kebangetan," tegas Jokowi disambut tepuk tangan Dirut Rumah Sakit yang hadir.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Presiden Jokowi Tegur Menteri Kesehatan dan Dirut BPJS Fahmi Idris saat Buka Kongres PERSI