Liga Indonesia
Iwan Budianto: Jangankan sampai Akhir Musim, Arema Ikhlas jika Harus Dihukum 10 Tahun Tanpa Penonton
Manajemen Arema FC memberikan tanggapan terkait sanksi yang dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI kepada Arema FC.
Penulis: Vintoko
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pihak manajemen Arema FC angkat bicara soal sanksi yang diberikan oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI kepada timnya.
Diketahui, Komdis PSSI menjatuhkan sanksi kepada Arema FC sebagai buntut kisruh laga Arema FC lawan Persebaya Surabaya yang digelar Pekan ke-21 Liga 1 2018 pada Sabtu (6/10/2018) di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Pertandingan berakhir kisruh setelah suporter Arema FC mengeroyok pendukung Persebaya Surabaya.
Selain itu, suporter Arema FC juga melakukan intimidasi dengan cara mendekati pemain Persebaya Surabaya.
Sebagai ganjarannya, Arema FC dijatuhi hukuman main tanpa penonton hingga akhir musim Liga 1 Indonesia.
• PSSI Resmi Rilis Sanksi untuk Arema, Hukumannya Nyaris Serupa yang Dihadapi Persib
Menanggapi hal itu, CEO Arema FC Iwan Budianto mengatakan jika timnya siap menerima keputusan apa pun.
Menurutnya, Arema FC sebuah klub yang menjunjung tinggi integritas sepak bola itu sendiri.
Setiap upaya penegakkan regulasi harus dihormati dan dipatuhi.
Jika terjadi pelanggaran berat maka Arema FC siap menghadapi konsekuensinya.
Sanksi kepada Arema FC dan Aremania, kata Iwan Budianto, diharapkan menjadi momentum perubahan perilaku positif bagi semua saja, tidak hanya klub, panpel, tapi juga suporter.
"Jangankan dihukum sampai akhir musim, sejujurnya Arema FC ikhlas jika harus dihukum 10 tahun tanpa penonton dan sanksi lainnya, asalkan mampu membawa revolusi perubahan perilaku positif bagi suporter Indonesia. Kami siap menjadi martir perubahan kebaikan dalam sepakbola kita," ujarnya, dalam rilis kepada BolaSport.com, Kamis (11/10/2018).
Oleh karena itu, Arema FC juga menegaskan akan menjalani hukuman ini dengan tegak kepala dan menjadi cambuk untuk perubahan kita semua agar patuh terhadap penegakan regulasi.
"Kami tidak akan mengajukan banding. Namun akan berada di barisan terdepan untuk membangun kesadaran para suporter utamanya Aremania agar berubah menjadi lebih baik," tegasnya.
Meski demikian, menurut Iwan, hukuman ini juga sangat berat bagi kelangsungan hidup timnya.
"Tidak hanya bagi klub yang kehilangan dukungan dari Aremania di saat posisi Arema FC di klasemen masih berada di posisi yang mengkhawatirkan, klub juga kehilangan pendapatan, tentu akan berpengaruh terhadap operasional kelangsungan hidupnya. Tidak hanya pemain dan official, tapi nasib karyawan juga akan terdampak," tutur Iwan Budianto.
Iwan Budianto menambahkan, sanksi Aremania, suporter setia Arema FC yang tidak boleh mendampingi tim kebanggannya itu juga berimbas kepada pelaku usaha kecil yang berjualan saat pertandingan.
Efek lainnya, kata Iwan Budianto, yakni pada sisi kontribusi penerimaan pajak daerah yang akan terhambat.
• PSSI Pastikan Arema FC akan Terima Sanksi Keras Terkait Insiden Kontra Persebaya
Lebih lanjut, dalam kesempatan ini, Iwan Budianto meminta agar Aremania mawas diri dan intropeksi.
"Jadikan perenungan massal. Dan jadikan momentum untuk berubah dalam sikap dan berperilaku yang baik dalam mendukung tim kebanggaan kita," katanya.
Iwan Budianto juga meminta agar semua pihak tidak merespons dan bereaksi negatif atas keputusan Komdis PSSI, termasuk bijak menanggapinya di media sosial.
• Arema FC Kena Sanksi Komdis PSSI, Singo Edan Jalani Sisa Laga Tanpa Penonton sampai Akhir Musim
"Hentikan perdebatan. Tapi kita perlu bangkit bersatu untuk berubah lebih baik. Jika perlu kita harus lebih sering bertemu berdiskusi berbicara dari hati ke hati agar kejadian serupa tidak terjadi dan tidak diulang ulang lagi di masa yg akan datang" tegasnya.
"Manajemen Arema FC menyampaikan permohonan maaf atas segala perilaku negatif dan kejadian yang menimbulkan kerugian psikis maupaun materi. Kedepan harus kita songsong harapan baru yang lebih baik," imbuh dia.

Laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya diwarnai kericuhan di tribun penonton, Sabtu (6/10/2018). (TRIBUNJATIM.COM/NDARU WIJAYANTO)
Pihaknya yakin bahwa Aremania akan bisa berubah menjadi suporter yang disegani dihargai dihormati dan berprestasi.
Diberitakan sebelumnya dari laman resmi PSSI (pssi.org), Arema FC diberi sanksi larangan menggelar pertandingan tanpa penonton pada laga home dan suporter mereka dilarang memberikan dukungan juga pada saat laga away sampai akhir musim kompetisi 2018.
Selain itu, Arema FC juga didenda Rp 100 juta karena menyalakan flare dan melempar botol yang dilakukan oleh suporter Arema FC.
Selain kepada klub, Komdis juga menghukum dua suporter Arema FC, Yuli Sumpil dan Fandy lantaran telah memprovokasi penonton lain dengan cara turun ke lapangan.
Keduanya dihukum tidak boleh masuk stadion di wilayah Republik Indonesia seumur hidup.
"PSSI memastikan setiap pelanggaran disiplin Kompetisi, mendapatkan sanksi. Tidak ada toleransi," kata Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono. (TribunWow.com/ Rekarinta Vintoko)