Breaking News:

Gempa Bumi

Relawan Asing Pulang dari Palu, Mengaku 'Diusir' dan Tidak Dibutuhkan, Fadli Zon Beri Tanggapan

Dalam unggahannya, Fadli Zon mentautkan sebuah video pengakuan dari relawan asing yang ditayangkan televisi AFP.

Penulis: Laila N
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Seorang pengungsi berada di pinggir jalan di Mamboro, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (4/10/2018). Data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, sebanyak 1407 korban meninggal dunia, ratusan orang masih belum ditemukan dan setidaknya 65 ribu rumah rusak. 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon menanggapi pemberitaan media asing yang mengatakan apabila para relawan asing diminta meninggalkan Palu Sulawesi Tengah karena tidak lagi dibutuhkan.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @fadlizon yang diunggah pada Rabu (10/10/2018) malam.

Dalam unggahannya, Fadli Zon mentautkan sebuah video pengakuan dari relawan asing yang ditayangkan televisi AFP.

"Pulang: Indonesia memberi tahu relawan asing bantuan mereka tidak diperlukan di Palu yang dilanda bencana," tulis AFP melalui akun Twitternya.

Menanggapi hal tersebut, Fadli Zon menanyakan kenapa mereka dilarang membantu.

"Kenapa mereka dilarang membantu ketika kita memang butuh bantuan utk bencana di Palu ini?," kata Fadli Zon.

Sementara itu, dikutip dari laman AFP, Selasa (9/10/2018), tim relawan asing diberitahu jika mereka dilarang mencari jenazah warga yang meninggal atau tertimbun di lokasi-lokasi yang parah.

Media tersebut mengatakan jika Indonesia awalnya menolak bantuan internasional.

Akan tetapi Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemudian menyetujui untuk menerima bantuan asing.

Petugas meyakini masih ada sekitar ribuan orang yang terimbun atau terkubur di bawah reruntuhan.

Ahmed Bham, seorang relawan dari Afrika Selatan mengatakan jika pihaknya dan USAR dilarang mengambil bagian apapun dalam upaya pengambilan jenazah korban.

Mereka diberitahu "Semua tim USAR asing harus kembali ke negara mereka. Mereka tidak membutuhkan mereka (relawan asing) di Indonesia," katanya.

"Kami punya tim pencarian dan penyelamatan yang berpengalaman di sini di Indonesia dengan peralatan yang sangat khusus. Saya ingin menggunakannya," ujarnya.

27 tim mereka yang kuat tiba di Palu tiga hari yang lalu dari Johannesburg, tetapi mereka tidak juga kunjung bisa memberikan bantuan.

"Banyak hari yang terbuang ... di mana kami bisa membantu dan menggunakan keahlian dan keterampilan kami," kata Bham.

Badan bencana Indonesia mengeluarkan seperangkat aturan selama akhir pekan yang menginstruksikan staf internasional untuk meninggalkan Palu, dan membutuhkan sumbangan asing disalurkan melalui mitra lokal.

"Yang benar adalah bahwa mereka telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan personel asing harus ditarik," kata ketua penggerak World Vision Australia Tim Costello kepada stasiun televisi ABC, Australia, Selasa.

Dia mengatakan bantuan telah mencapai korban tetapi "Masih, bagi kami yang terbiasa dengan krisis ini, terlalu lambat".

Bham mengatakan sebagian besar tim internasional yang ia lihat di Palu berada di bandara.

"Mereka tidak bisa bekerja. Mereka mulai kembali ke negara mereka," katanya.

Bantahan Sutopo Purwo Nugroho

Kepala Pusat Data dan Humas BNPN Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jika tidak ada relawan asing yang diminta angkat kaki dari Palu.

"Tetapi di Lombok ada banyak (diminta untuk pergi)," katanya kepada wartawan, Selasa.

"Presiden mengatakan kami tidak membutuhkan bantuan asing lagi tetapi mereka terus berdatangan."

Dilaporkan hingga Minggu (7/10/2018), korban meninggal sebanyak 1.763 orang.

Korban meninggal di Kota Palu sebanyak 1.519 orang, Kabupaten Donggala 159 orang, Kabupaten Parigi Mautong 15 orang, Pasangkayu 1 orang.

Dari 1.763 korban meninggal, 1.755 orang telah dimakamkan.

Sutopo menyampaikan korban meninggal paling banyak berasal dari Palu yang disebabkan oleh tsunami.

Dalam konferensi pers, juga disampaikan ada 1.445 unit rumah di Balaroa yang rusak, dan di Petobo diperkirakan mencapai 2.050 rumah. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)

Sumber: AFP
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved