Gejolak Rupiah
Rupiah Melemah ke Rp 15 Ribu per Dolar AS, Terendah sejak 1998
Dikutip data Bloomberg, pada Selasa (2/10/2018), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.025 per dolar AS.
Penulis: Qurrota Ayun
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Nilai tukar rupiah melemah di atas Rp 15.000 di tengah sentimen negatif terhadap negara emerging market.
Dilansir TribunWow.com dari Bloomberg, Selasa (2/10/2018), nilai tukar rupiah merosot hingga 10 persen pada tahun 2018.
Kenaikan suku bunga bank sentral AS disebut-sebut sebagai penyebab melemahnya rupiah.
Nilai tukar rupiah melemah bahkan setelah Bank Indonesia (BI) secara konsisten melalukan intervensi dan menaikkan suku bunga acuan hingga lima kali sejak Mei 2018.
Dikutip data Bloomberg, pada Selasa (2/10/2018), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.025 per dolar AS.
• Ratna Sarumpaet Dianiaya hingga Babak Belur, Mahfud MD: Sungguh Terkutuk

Angka tersebut merupakan yang terendah sejak krisis keuangan Asia pada Juli 1998.
Dari situs resmi BI, tercatat rupiah berada di Rp 14.988 per dolar AS berdasarkan kurs reverensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).
Berdasarkan kurs transaksi BI, rupiah berada di Rp 15.063 per dolar AS pada kurs jual dan Rp 14.913 pada kurs beli.
• Kena Sanksi Komdis PSSI, Persib Bandung Harus Terusir dari Jawa dan Main Tanpa Penonton
Sementara itu, diberitakan dari Kontan.co.id, Selasa (2/10/2018), nilai tukar rupiah tercatat sebagai mata uang dengan presentase pelemahan terbesar.
Analis Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra menuturkan, faktor eksternal menjadi penyebab utama melemahnya nilai tukar rupiah.
Suku bunga acuan bank sentral AS disebut telah mempengaruhi kondisi perekonomian.
Putu memperkirakan suku bunga AS masih akan terus naik hingga mencapai 3,5 persen.
Selain suku bunga acuan, adanya kesepakatan baru NAFTA antara AS, Kanada, dan Meksiko menjadi faktor yang memperkuat dolar.
• Baru Berkomunikasi, Politisi Gerindra Sampaikan Pesan dari Ratna Sarumpaet
Dari dalam negeri, adanya deflasi pada bulan September seharusnya bisa menahan pelemahan rupiah lebih lanjut.
Apalagi, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan deflasi terjadi karena keberhasilan pemerintah dalam menjaga harga barang konsumsi. (TribunWow.com/ Qurrota Ayun)