Kabar Tokoh
Ratna Sarumpaet Dianiaya, Jansen Sitindaon: Semoga Ini Tak Berujung seperti Kasus Novel Baswedan
Jansen pun berharap agar kasus ini tidak bernasib sama dengan Novel Baswedan yang hingga kini belum terpecahkan.
Penulis: Laila N
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Sejumlah tokoh mengecam keras aksi penganiayaan terhadap aktivis Ratna Sarumpaet.
Satu di antaranya adalah Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon.
Melalui akun Twitternya, @jansen_jsp, Selasa (1/10/2018), Jansen mengutuk aksi tersebut.
Menurutnya, pelaku harus dihukum dengan berat.
Ia bahkan menyebut pelaku bukan manusia karena tega memukuli wanita yang berumur 70 tahun itu.
Jansen pun berharap agar kasus ini tidak bernasib sama dengan Novel Baswedan yang hingga kini belum terpecahkan.
"Atas dasar apapun BIADAB BETUL pelaku penganiayaan thd Ibu @RatnaSpaet ini. Siapun pelakunya (apalagi jika dia laki²) harus dihukum berat! Bukan manusia pelakunya ini. Masak nenek-nenek, emak² dipukuli seperti ini. Semoga kasus ini tdk berujung seperti kasus Novel Baswedan," kata Jansen.
• Para Tokoh Pertanyakan Kondisi Ratna Sarumpaet yang Dikabarkan Dianiaya hingga Babak Belur

Selain Jansen Sitindaon, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera juga mengutuk aksi kekerasan tersebut.
"Pemukulan Ratna Sarumpaet Bencana Demokrasi dan Kemanusiaan, ini penghinaan terhadap Pancasila, menginjak2 pemerintahan yg demokratis. Munir & Noval Baswedan belum selesai, sekarang @RatnaSpaet," tulis Mardani Ali Sera.
Demokrat Desak Polisi Usut Tuntas
Demokrat melalui Kadiv Advokasi dan Hukumnya, Ferdinand Hutahaean mendesak agar pihak kepolisian segera mengusut kasus penganiayaan ini.
"Kami mendesak Polisi untuk bisa segera menemukan pelakunya dan membongkar motifnya, mengapa Ratna seorang aktivis dan anggota tim pemenangan Prabowo Sandi bisa mengalami kejadian penganiayaan seperti ini," ujar Ferdinand kepada wartawan, Selasa (1/10/2018), dikutip dari Tribunnews.
Ferdinand Hutahaean menyebutkan, jangan sampai pemukulan ini disebabkan karena aktivitas politik Ratna Sarumpaet.
Karena apabila pemukulan tersebut terkait pilihan politik Ratna yang kerap lantang mengkritisi pemerintah, maka menurutnya Indonesia sudah jauh dari rasa aman.
"Apabila ini terkait aktifitas politiknya, maka sungguh negeri ini semakin jauh dari rasa aman dan demokrasi semakin mati," ujar Ferdinand.
• Ratna Sarumpaet Dianiaya hingga Babak Belur, Mahfud MD: Sungguh Terkutuk
Polisi Belum Terima Laporan
Sementara itu, pihak kepolisian mengaku belum mendapat laporan atas kasus yang menimpa Ratna.
"Belum ada laporan, itu sumbernya dari mana dan siapa, pastikan dulu," ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko via ponselnya, Selasa (2/10/2018), seperti yang dikutip dari Tribun Jabar.
Pembenaran dari Para Tokoh
Sejumlah Tokoh pun memberikan pernyataan yang mengklarifikasi kabar penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet.
Diketahui, kabar ini pertama muncul dari akun Facebook Jodhi Yudoyono memposting foto diduga mirip Ratna Sarumpaet hari ini, Selasa (2/10/2018.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan jika penganiayaan ini benar adanya.
"Sy jenguk Mbak @RatnaSpaet saat proses recovery dua hari lalu. Tindakan penganiayaan ini mmg sungguh keji," tulis Fadli.
Selain Fadli, Politisi Gerindra Rachel Maryam juga membenarkan kabar ini.
"Setelah dikonfirmasi, kejadian penganiayaan benar terjadi..
Hanya saja waktu penganiayaan bukan semalam melainkan tanggal 21 kemarin.
Berita tidak keluar karena permintaan bunda @RatnaSpaet pribadi, beliau ketakutan dan trauma.
Mohon doa," tulis Rachel dalam cuitannya.
• Reaksi Nadirsyah Hosen saat Dituding sebagai Corong Pemerintah usai Kritik Dahnil Anzar

Diketahui, Ratna Sarumpaet merupakan aktivis organisasi sosial pendiri Ratna Sarumpet Crisis Centre.
Ibu artis Atiqah Hasolan ini terkenal dengan pementasan monolog Marsinah Menggugat.
Selain aktivis, Ratna juga seorang seniman, ia aktif di dunia teater, drama, hingga film.
Perempuan yang lahir pada tahun 1948 ini aktif memperjuangkan demokrasi, hak asasi manusia (HAM), hingga keadilan untuk perempuan dan anak.
Belakangan, Ratna Sarumpaet yang juga pemrakarsa Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) aktif berkeliling kota di Indonesia untuk berdiskusi.
Tak jarang, aksi diskusinya mendapatkan penolakan dari ormas-ormas setempat.
Lebih lanjut, Ratna juga aktif dalam Gerakan 2019 Ganti Presiden. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)