Breaking News:

Gempa Bumi

Penjarahan Toko usai Gempa dan Tsunami, Ferdinand: Semua Ini Bermula dari Ketidakmampuan Pemimpinnya

Ferdinan menyebut permasalahan dalam penanganan dampak bencana disebabkan oleh ketidakmampuan seorang pemimpin.

Penulis: Qurrota Ayun
Editor: Lailatun Niqmah
Tribunnews.com/Taufik Ismail
Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Demokrat Ferdinand Hutahaean menanggapi aksi penjarahan pasca gempa yang viral, Selasa (2/10/2018) 

TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean angkat bicara terkait penjarahan toko usai terjadi gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Hal ini disampaikan Ferdinand melalui laman Twitternya @LawanPoLitikJW, Selasa (2/10/2018).

Ferdinand menyebut, program penyelamatan korban yang belum dievakuasi menjadi senyap karena adanya berita penjarahan.

Menurutnya, masyarakat menjadi lebih fokus mencari barang-barang dibanding menolong korban yang lain.

Ferdinand menuturkan hal tersebut karena ketidakmampuan seorang pemimpin.

Jenazah Korban Gempa Palu yang Tak Diketahui Identitasnya Terlantar di Halaman RSUD Udanta

"Program penyelamatan korban yang masih mungkin tertimbun, menjadi senyap karena berita penjarahan.

Manusia lupa menolong manusia, mereka jadi fokus mencari barang-barang.

Sedih, semua ini bermula dari ketidak mampuan pemimpinnya," tulis Ferdinand dalam akun Twitternya.

Unggahan Ferdinand Hutahaean pada Twitter
Unggahan Ferdinand Hutahaean pada Twitter (Twitter @LawanPoLitikJW)

Diketahui, sejumlah warga di Kota Palu dikabarkan mulai menjarah toko, dan warung di sejumlah titik di pusat kota.

Diberitakan wartakotalive.com, Sabtu (29/9/2018), Wahyudi, warga Taipa, Palu Barat melaporkan sejumlah kompleks toko yang bangunannya rubuh, barangnya diambil tanpa dibayar.

"Mungkin warga kelaparan, sebab belum ada kepastian sampai kapan guncangan gempa," ujar Wahyudi. 

Jokowi Bilang Tak Lihat Ada Penjarahan pasca Gempa, Zara Zettira: Jangan Disangkal Nanti Blunder

Pemerintah Sebut Tak Ada Penjarahan

Namun, kabar tersebut pun langsung ditepis Palingma TNI Marsekal, Hadi Tjahjanto.

Hadi Tjahjanto mengatakan jika toko swalayan, minimarket atau supermarket memang dibuka untuk warga.

"Penjarahan tidak ada. Jadi seluruh supermarket di sana itu dibuka untuk diserahkan pada masyarakat. Tidak ada penjarahan," ujar Hadi, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (30/9/2018), dilansir dari Tribunnews.

Terkait pengawalan pihak kepolisian, Hadi menuturkan jika hal ini adalah untuk upaya pengamanan lokasi bencana, bukan penjarahan.

Menurut Hadi, pengamanan dilakukan agar bantuan yang disalurkan bisa tiba dengan aman ke tangan para korban gempa dan tsunami.

"Bukan berarti ada penjarahan, bukan. Tapi paling (tidak) memastikan aman sampai dengan masyarakat," sambung Hadi.

Senada dengan Hadi Tjahjanto, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo uga membantah adanya penjarahan toko di Palu.

Tjahjo menjelaskan, halaman yang menjadi tempat pengungsian terdapat toko yang roboh, sehingga makanan dan minumannya berhamburan.

"Kemudian diambil masyarakat, jadi bukan penjarahan," kata Tjahjo dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu (30/9/2018), seperti yang diinformasikan Setkab.

Jokowi Minta Masyarakat Tak Persoalkan Hal Kecil di Palu, Suryo Prabowo dan Said Didu Beri Tanggapan

Tjahjo juga menjelaskan saat dirinya meninjau korban bencana yang dirawat di rumah sakit, pada Sabtu (29/9/2018), dia melihat warga korban gempa memerlukan bantuan segera dan saat itu semua toko tutup, dan listrik juga padam.

Sehingga, dalam rapat koordinasi ia meminta Pemerinta Daerah (Pemda) untuk memfasilitasi makanan dan minuman bagi korban gempa.

Tjahjo meminta agar pemerintah daerah (Pemda) langsung mencari siapa pemiliki toko, kemudian membeli makanan tersebut.

"Beli minuman makanan di toko yang dijual, berikan dulu kepada pengungsi dan yang dirawat di rumah sakit," tegas Tjahjo.

Dirinya meminta agar makanan dan minuman yang dibeli menggunakan dana Pemda, dan harus dikawal oleh Satpol PP dan polisi.

Kemudian barang yang sudah dibeli didistribusikan ke pengungsi dan korban yang dirawat di rumah sakit dengan pengawalan petugas.

Sementara itu, untuk toko yang berada di bandara, Tjahjo juga mengungkapkan hal yang sama.

Ia mengatakan saat itu makanan dan minuman berhamburan kemudian diambil oleh warga yang mengungsi di halaman bandara dan menegaskan bahwa itu bukan sebuah penjarahan.

Halaman bandara memang difungsikan untuk menampung pengungsi, dan penjagaan memang tidak maksimal.

Sementara itu, dikutip dari website resmi Sekretariat Kabinet RI, setkab.go.id, Jokowi menyebut jika yang terjadi adalah toko-toko ada yang memberikan barang-barang mereka untuk para korban.

“Toko-toko tutup atau mungkin ada satu dua peristiwa, karena memang ada juga toko yang memberikan atau membantu saudara saudaranya. Semuanya dalam proses membantu,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan usai menjadi Inspektur Upacara pada Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Senin (1/10/2018) pagi.

Tindak Lanjuti Arahan Jokowi, Menteri PUPR Kerahkan Alat Berat untuk Evakuasi Korban Gempa Palu

Oleh sebab itu, Jokowi meminta warga supaya tidak mempermasalahkan hal-hal kecil seperti penjarahan di tengah keadaan darurat.

Jokowi pun sempat memaparkan sejumlah temuannya ketika berkunjung langsung ke lokasi bencana, yakni Palu dan Donggala.

Seperti persoalan air minum, makanan, BBM, hingga listrik dan jaringan komunikasi yang rusak.

Menurut Jokowi, itu adalah persoalan darurat yang harus segera ditangani. (TribunWow.com/ Qurrota Ayun)

Tags:
Ferdinand HutahaeanGempa di Sulawesi TengahTsunami PaluGempa DonggalaPenjarahan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved